Ini Sejarah Hari Buruh yang Melibatkan Perjuangan Kaum Pekerja
Merdeka.com - 1 Mei selalu menjadi sejarah tersendiri bagi seluruh masyarakat dunia. Pada tanggal ini, seluruh dunia memperingati hari buruh internasional atau May Day. Di Indonesia sendiri, peringatan hari buruh internasional ini sempat dilarang pada masa Orde Baru.
Kendati demikian, hari buruh kembali diperingati bangsa Indonesia setiap tahunnya setelah era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, bagaimanakah latar belakang dan sejarah dari adanya hari buruh internasional tersebut?
Kelas Pekerja
-
Kenapa Hari Buruh diperingati? Peringatan ini tak lain untuk merayakan pencapaian para pekerja.
-
Kapan Hari Buruh diperingati? Hari Buruh Internasional rutin diperingati setiap 1 Mei sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan kaum buruh.
-
Kenapa Hari Buruh penting? Hari Buruh atau May Day juga menjadi simbol perjuangan untuk demokrasi, kemerdekaan dan persamaan di seluruh dunia.
-
Kapan buruh memperingati hari buruh? Sejak saat itu hari buruh diperingati di seluruh dunia pada tanggal 1 Mei.
-
Apa yang dirayakan di Hari Buruh? Tujuan tersebut adalah memberi kesempatan bagi para buruh untuk memberikan penghormatan dan pengakuan terhadap peran pekerja dalam banyak hal seperti pembangunan infrastruktur dan penyediaan layanan penting bagi masyarakat.
©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
Peringatan setiap tahun pada tanggal 1 Mei ternyata memiliki sejarahnya tersendiri. Hari buruh lahir dari rahim pergerakan kelas pekerja yang berjuang menuntut keadilan setelah revolusi industri terjadi pada abad ke 19.
Sebelumnya, kelas pekerja ini dipaksa untuk bekerja selama lebih dari 16 hingga 19 jam per hari. Hal ini kemudian dirasa memiliki unsur ketidakadilan bagi kaum buruh.
1 Mei 1886
©Liputan6.com/Johan Tallo
Berawal dari keinginan mengubah nasib kaum buruh itulah kemudian pada tanggal 1 Mei 1886 terjadi demonstrasi besar-besaran di sejumlah tempat. Sebagian besar pekerja di Amerika Serikat menuntut hak dan keadilannya untuk diberlakukan jam kerja yang normal yaitu 8 jam per hari.
Tidak hanya itu, kaum pekerja ini juga menuntut pemberian upah yang layak bagi kesejahteraan hidup mereka. Demonstrasi ini hampir terjadi serentak di seluruh negeri yang melibatkan kaum pekerja hingga 100 ribu orang.
Alun-Alun Haymarket, Chicago
©2019 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Tidak hanya berlangsung selama 1 hari, aksi besar-besaran yang dilakukan oleh kaum pekerja ini dilakukan hingga beberapa hari. Bahkan puncaknya pada tanggal 4 Mei malam hari, sejumlah aktivis justru masih melakukan orasi secara bergantian.
Awalnya, demonstrasi pada malam hari tersebut diikuti oleh lebih dari 3 ribu orang, namun seiring dari hujan deras yang mengguyur beberapa daerah membuat aksi tersebut hanya diikuti oleh ratusan buruh yang masih bertahan.
Peledakan Bom
©Liputan6.com/Johan Tallo
Tidak berlangsung lama, aksi yang sempat memanas tersebut kemudian didatangi oleh polisi yang berjumlah sekitar 180 orang ke lokasi para buruh berkumpul. Kendati demikian, para aktivis yang terdapat di lokasi tetap menggaungkan suara mereka serta berusaha meyakinkan polisi bahwa aksi mereka tidak berbahaya.
Situasi kian memanas tatkala polisi tetap ingin membubarkan aksi tersebut.
“Atas nama hukum dan negara, saya meminta agar kalian membubarkan diri,” perintah Inspektur Polisi, John Bonfield secara tegas.
Pada saat itu juga terjadi ledakan bom yang berada di dekat barisan polisi. Akibatnya, 67 aparat terluka dan 7 aparat tewas. Pada saat itu juga kemudian polisi mulai menembaki para buruh yang melakukan aksi hingga melukai 200 orang dan menewaskan 4 orang demonstran.
Sebagai akibat dari aksi yang tragis ini, tak kurang dari 100 orang demonstran kemudian ditahan. Hingga kini, tidak diketahui secara jelas mengenai pihak yang bertanggung jawab terhadap pelemparan bom rakitan ke arah polisi tersebut.
Peristiwa yang menyeret korban jiwa ini kemudian dikenal dengan nama Insiden Haymarket atau Kerusuhan Haymarket yang berawal dari aksi demonstrasi buruh yang menuntut kesejahteraan hidup.
Kongres Internasional Sosialis 1889
©2018 Merdeka.com
Dikutip dari Liputan6, untuk menghentikan kondisi yang tidak adil bagi para pekerja tersebut maka Federation of Organized Trades and Labor Unions (FOTLU) menggelar konferensi di Chicago pada 1884. Pada konferensi tersebut diplokamirkan jam kerja normal buruh yakni maksimal 8 jam yang dapat mulai diberlakukan pada tanggal 1 Mei 1886.
Beberapa tahun setelahnya, Kongres Internasional Sosialis pertama pada tahun 1889 di Jenewa, Swiss kemudian menetapkan peristiwa kelam di Amerika Serikat dan Insiden Haymarket ini sebagai peringatan untuk mengenang perjuangan para buruh untuk menuntut keadilan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik. Pada tanggal 1 Mei 1889, Kongres Internasional Sosialis resmi mengumumkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hari Buruh Internasional rutin diperingati setiap 1 Mei sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan kaum buruh.
Baca SelengkapnyaMomen tersebut dapat menjadi wujud apresiasi untuk perjuangan kaum buruh di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaHari Buruh pada 1 Mei merupakan peringatan yang dirayakan di seluruh dunia untuk menghormati perjuangan dan kontribusi para pekerja dalam mencapai hak-haknya.
Baca SelengkapnyaPada 2013, terjadi peristiwa sejarah hari buruh yang penting di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeringatan May Day pertama di Indonesia dan Asia dimulai dari Surabaya lewat Serikat Buruh Kung Tang Hwe Koan
Baca SelengkapnyaRatusan buruh ramai-ramai konvoi menuju Istana Merdeka untuk berunjuk rasa selama peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia, pada 1 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBentrokan pecah ketika para buruh berkumpul di pusat-pusat kota untuk menyampaikan aspirasi terkait hak-hak mereka.
Baca SelengkapnyaPuisi Hari Buruh menjadi panggilan untuk terus memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
Baca SelengkapnyaHari Kemanusiaan Sedunia, yang diperingati setiap 19 Agustus, merupakan momen penting untuk merayakan dan mengapresiasi dedikasi para pekerja kemanusiaan di sel
Baca SelengkapnyaSejumlah aliansi buruh menyemut di Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat pada Rabu (1/5)
Baca SelengkapnyaKorlap Aksi May Day, Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana mengatakan, ada 10 tuntutan yang disampaikan dalam aksi kali ini.
Baca Selengkapnya