Kenali 4 Kondisi Tubuh yang Tidak Bisa Menerima Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia kini tengah gencar mengajak seluruh masyarakat untuk menerima vaksin Covid-19. Pemberian vaksin ini ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya vaksin diharapkan mampu mengurangi penyebaran infeksi virus Covid-19. Selain itu juga diharapkan masyarakat dapat beraktivitas kembali secara normal.
Sebagai upaya, pemerintah telah menyiapkan daftar prioritas penerima vaksin Covid-19. Untuk bisa menerima vaksin, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya terkait dengan kondisi tubuh yang harus sehat secara fisik. Nyatanya, ada beberapa kelompok yang tidak boleh mendapat vaksin. Kelompok ini sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mendapat vaksin.
Lantas apa saja kondisi tubuh yang tidak bisa menerima vaksin Covid-19? Melansir dari halodoc, simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
1. Seseorang yang Memiliki Alergi
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, beberapa orang mengalami reaksi alergi cukup parah setelah menerima vaksin Covid-19. Untuk itu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu terkait kandungan yang ada pada vaksin Covid-19.
Jika ada kandungan yang memicu alergi, dianjurkan untuk menghindari menerima vaksin Covid-19. Hal ini bertujuan untuk menurunkan risiko lebih buruk yang bisa dialami. Apabila kalian mengalami alergi parah usai mendapat vaksin pertama, sebaiknya hindari melakukan vaksin kedua.
2. Anak-anak
Kelompok orang yang tidak bisa menerima vaksin adalah anak-anak. Saat ini, vaksin Covid-19 yang tersedia di sejumlah negara hanya boleh diberikan pada remaja, dewasa hingga lansia.
Sebab, belum ada uji klinis terkait pemberian vaksin kepada anak-anak. Vaksin Moderna boleh digunakan untuk rentang usia mulai 18 tahun ke atas. Sedangkan, Pfizer boleh digunakan untuk usia 16 tahun ke atas.
Meski begitu, para peneliti akan terus meneliti dan menguji vaksin Covid-19. Sehingga nantinya vaksin Covid-19 bisa digunakan untuk bayi, balita hingga anak-anak. Pengujian memang membutuhkan waktu dan kemungkinan bisa terlihat di pertengahan tahun 2021.
3. Pengidap Gangguan Imunitas
Kemudian, vaksin Covid-19 tidak bisa diberikan kepada orang-orang yang mempunyai gangguan imunitas. Akan tetapi, tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai pemberian vaksin. Tujuannya agar kesehatan tetap terjaga dengan baik.
©Liputan6.com/Faizal Fanani
4. Wanita Hamil dan Menyusui
Menurut Dr. Peter Marks, seorang Direktur FDA’s Center for Biologics Evaluation and Research mengatakan, wanita hamil yang juga terkena Covid-19 merupakan hal yang berbahaya. Namun, pemberian vaksin bukan tindakan yang direkomendasikan oleh dokter untuk mencegah infeksi Covid-19 pada ibu hamil maupun menyusui. Meski begitu, Dr. Peter menambahkan hal ini kembali lagi tergantung pada masing-masing individu ibu hamil dan menyusui. Di sisi lain, American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan vaksin Covid-19 bisa diberikan ke wanita hamil. Tetapi harus memenuhi kriteria untuk pemberian vaksin itu sendiri. Meskipun uji klinis tidak meliputi wanita menyusui,namun kandungan vaksin tidak dianggap berisiko untuk bayi maupun proses menyusui. Oleh karena itu, ibu menyusui juga bisa ditawarkan untuk menerima vaksin khususnya yang sudah memenuhi kriteria penerima vaksin.
Kondisi Lainnya
Melansir dari halodoc, terdapat beberapa kondisi lainnya yang juga tidak disarankan menerima vaksin Covid-19. Adapun kondisi yang dimaksudkan meliputi:
- Pernah terpapar Covid-19
- Penderita penyakit jantung
- Penderita penyakit autoimun
- Penderita penyakit ginjal
- Orang dengan tekanan darah 140/90 atau lebih tinggi
- Memiliki gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
- Penderita penyakit saluran pencernaan kronis
- Tengah melakukan terapi aktif jangka panjang pada penyakit kelainan darah
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaDokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.
Baca SelengkapnyaPenyakit polio masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaSebelum tutup usia, Babe Cabita sempat menjalani perawatan di rumah sakit karena anemia aplastik.
Baca Selengkapnya