Kenali Penyebab Kusta yang Patut Diwaspadai, Lengkap dengan Gejala dan Pencegahan
Merdeka.com - Kusta atau disebut juga Lepra termasuk penyakit yang mematikan. Hingga sempat dianggap sebagai kutukan di tahun 1873 di bagian Eropa.
Penyakit Kusta atau Morbus Hansen ini termasuk infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Proses menyerangnya secara bertahap, sehingga banyak pasien yang baru menyadari dan berobat saat sudah stadium berat.
Infeksi bakteri tersebut akan menyerang jaringan kulit, saraf tepi, hingga saluran pernapasan. Seiring berjalannya waktu, penderita akan kehilangan pengindraan.
-
Bagaimana kusta ditularkan? Bakteri ini dapat menular melalui kontak langsung dengan pasien atau melalui pernapasan, dengan masa inkubasi yang cukup panjang, yakni antara 2 hingga 5 tahun setelah bakteri masuk ke dalam tubuh.
-
Mengapa kusta masih menjadi masalah? Meskipun penyakit ini relatif jarang terdengar di masyarakat, kusta tetap menjadi ancaman kesehatan yang memerlukan perhatian serius.
-
Siapa yang terdampak oleh stigma kusta? Agus Wijayanto, Direktur Eksekutif NLR Indonesia, menyatakan bahwa stigma ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pengidap kusta, termasuk mata pencaharian mereka.
-
Di mana penyakit kusta masih menjadi masalah? Kusta merupakan penyakit tropis terabaikan (NTD) yang masih terjadi di lebih dari 120 negara, dengan lebih dari 200.000 kasus baru dilaporkan setiap tahunnya.
-
Apa itu kusta? Kusta adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.
-
Kapan penyakit kronis muncul? Penyakit ini bisa muncul secara perlahan dan berkembang secara tidak terduga, terkadang tanpa gejala yang mencolok pada awalnya.
Berikut kenali penyebab kusta sekaligus gejalanya, yang patut diwaspadai sebagai bentuk pencegahan.
Penyebab Kusta
©Manan VATSYAYANA / AFP
Kusta atau lepra disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menular dari seseorang ke orang lainnya. Penularan bisa melalui cairan dari saluran pernapasan atau droplet, seperti ludah, dahak, cairan bersin atau batuk.
Namun tidak perlu terlalu khawatir. Melansir dari alodokter, bakteri ini membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak, sehingga penderita tidak mudah menularkan.
Kusta dapat tertular jika kontak percikan droplet dari penderita berlangsung secara terus menerus dalam waktu lama. Seseorang tak akan tertular kusta jika hanya bersalaman, duduk bersama, atau berhubungan seksual. Serta tidak ada penularan ibu hamil pada bayi yang dikandung.
Dikutip dari halodoc, bakteri kusta memerlukan waktu inkubasi yang cukup lama di tubuh seseorang, antara 40 hari sampai 40 tahun. Rata-rata membutuhkan 3 hingga 5 tahun setelah tertular, sampai timbulnya gejala.
Faktor Penyebab Kusta
Melihat penyebab kusta di atas, beberapa pemicu risiko tertular di antaranya:
Gejala Kusta
©dailyrecord.co.uk
Gejala menderita kusta yang kerap muncul, yakni muncul bercak perubahan warna jadi lebih putih dan lesi di kulit. Terdapat benjolan yang tidak hilang setelah beberapa minggu atau lebih. Lesi kulit disertai gejala kebas pada bagian tersebut dan kelemahan otot. Beberapa gejala ada yang tak nampak jelas.
Gejala kusta baru bisa terlihat setelah bakteri berkembang biak dalam tubuh penderita sekitar 20 hingga 30 tahun.
Penyakit kusta juga menyebabkan gejala lain pada kulit. Kondisi ini bergantung dari pertumbuhan bakteri itu sendiri, serta jenis kusta yang memengaruhi.
Gejala Umum Penderita Kusta
Dilansir dari alodokter, beberapa gejala kusta yang biasanya dirasakan oleh penderitanya sebagai berikut:
Jenis Kusta
©2013 Merdeka.com/Arie Basuki
Masih dari lansiran yang sama, mengenal jenis kusta untuk memahami diagnosis sekaligus cara pengobatan. Sebab setiap jenis kusta memberi tanda atau gejala yang berbeda.
Intermediate Leprosy
Jenis intermediate leprosy kadang bisa sembuh dengan sendirinya. Ditandai dengan beberapa lesi datar berwarna pucat atau lebih cerah dari warna kulit sebenarnya.
Tuberculoid Leprosy
Selanjutnya jenis Tuberkuloid, ditandai dengan beberapa lesi datar yang kadang berukuran besar. Kemudian kulit mulai mati rasa disertai dengan pembesaran saraf.
Borderline tuberculoid leprosy
Jenis kusta yang ditandai dengan munculnya lesi berukuran lebih kecil dan lebih banyak dari tuberculoid leprosy.
Mid-borderline leprosy
Berikutnya jenis kusta yang gejalanya dengan muncul banyak lesi kemerahan. Tersebar secara acak dan asimetris. Lalu mati rasa, serta membengkaknya kelenjar getah bening setempat.
Borderline lepromatous leprosy
Jenis kusta dengan gejala muncul lesi yang jumlahnya banyak. Terkadang bentuknya datar, benjol, nodul, dan sesekali mati rasa.
Lepromatous leprosy
Jenis kusta terakhir, Lepromatous leprosy ditandai dengan lesi yang tersebar dengan simetris. Lesi yang timbul umumnya mengandung banyak bakteri. Disertai dengan rambut rontok, gangguan saraf, serta kelemahan anggota gerak.
Cara Mencegah Kusta
Penderita Kusta ©AFP PHOTO/TAUSEEF MUSTAFA
Melihat bahaya penularan bakteri kusta, alangkah baiknya melakukan pencegahan. Mengutip dari klikdokter, berikut beberapa rekomendasi yang patut dijalankan demi mencegah penularan kusta.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kusta adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini dapat mempengaruhi kulit, saraf tepi, hingga pernapasan.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih menduduki peringkat ketiga negara dengan beban kusta tertinggi, pencegahan dini bisa membantu mencegahnya memburuk.
Baca SelengkapnyaKusta atau lepra masih menjadi salah satu penyakit ropis yang terabaikan.
Baca SelengkapnyaSejumlah temuan arkeolog menunjukkan bahwa beberapa penyakit menular ternyata sudah ada sejak masa lalu.
Baca SelengkapnyaMinum air hangat dianggap sebagai salah satu kebiasaan sehat. Padahal, salah konsumsi bisa berdampak buruk.
Baca SelengkapnyaKemenkes menelusuri kontak erat enam pasien terkonfirmasi pneumonia misterius.
Baca SelengkapnyaMunculnya infeksi kurap pada seseorang dimulai dengan gejala yang bisa dikenali dan perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaPenyakit herpes memiliki berbagai jenis yang dapat menyerang manusia.
Baca SelengkapnyaMpox atau cacar monyet bisa menimbulkan berbagai kondisi komplikasi yang perlu diatasi.
Baca SelengkapnyaIstilah akut dan kronis pada penyakit merujuk pada dua kondisi yang berbeda dan perlu kita pahami.
Baca SelengkapnyaHerpes zoster bisa menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaDeteksi dini dari gejala kanker paru penting dilakukan terutama pada sejumlah kondisi berikut:
Baca Selengkapnya