Kisah Guru Honorer Sambi Pemulung Sampah, Demi Mengabdi dan Cukupi Kehidupan
Merdeka.com - Kisah inspiratif datang dari seorang guru honorer yang juga berprofesi sebagai pemulung sampah. Bagi Dwi Haryadi, kedua pekerjaan tersebut merupakan bentuk mengabdi bagi orang sekitar.
Sejak masih duduk di bangku kuliah semester 2, Dwi tak pernah malu menjadi seorang pemulung. Semangatnya ialah rasa tulus membantu orang lain. Serta demi mencukupi kebutuhan hidup selama merantau di Malang, Jawa Timur.
Sejak menerima gelar sarjana pada 2001, Dwi mengajar di SD Negeri Saptorenggo 3, Kecamatan Pakis. Ingin tahu kisah lengkap sepak terjang Dwi dalam mengabdi? Berikut ulasannya.
-
Apa motivasi diri itu? Motivasi diri digambarkan sebagai api yang menyala di dalam jiwa setiap individu, mendorong agar mencapai tujuan dan meraih impian. Ini adalah semangat yang tak tergoyahkan, yang mampu membakar hasrat untuk berkembang, berprestasi, dan meraih keberhasilan.
-
Apa contoh kerja bakti di lingkungan masyarakat? Berikut beberapa contoh kerja bakti di lingkungan masyarakat, antara lain: Pentingnya Kerja Bakti di Lingkungan Masyarakat Kepedulian terhadap lingkungan harus ditunjukkan setiap orang.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
-
Kegiatan apa yang dilakukan mahasiswa ISI Solo untuk warga Dukuh Nusupan? Tim mahasiswa PPK Ormawa ISI Surakarta Program Studi Desain Interior mengadakan sosialisasi edukatif kepada warga Dukuh Nusupan yang bekerja sama dengan BPBD Sukoharjo.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Apa yang dilakukan sukarelawan Indonesia? Ada sekitar 50 orang sukarelawan. Para Sukarelawan Indonesia itu Dipersenjatai & Dilatih Tentara Mesir
Semangat Bekerja untuk Mengabdi
Channel YouTube Aksi Cepat Tanggap ©2020 Merdeka.com
Setiap selesai salat Shubuh, Dwi Haryadi segera bersiap menuju tempat pembuangan sampah di dekat Velodorm Malang, Jawa Timur. Berkumpul bersama belasan tukang sampah.
Baru kemudian berkeliling ke kampung-kampung sesuai pembagian wilayah. Sekitar satu jam Dwi dan para rekan berjibaku dengan kotoran dan bau tak sedap dari sampah rumah tangga.
"Selain ngajar sih banyak sih pekerjaan saya. Contohnya mulai dari Shubuh bangun tidur, habis salat kemudian jadi tukang sampah. Ngambil sampah di kampung," kata Dwi seperti dikutip dari channel YouTube Aksi Cepat Tanggap.
Anak Rantau
Channel YouTube Aksi Cepat Tanggap ©2020 Merdeka.com
Profesi sebagai pemulung sampah sudah dilakoni Dwi sejak masih kuliah di semester 2. Hal tersebut dilakukannya demi bisa melanjutkan pendidikan, serta memenuhi kebutuhan di tanah rantau.
Sejak sekitar tahun 90-an, Dwi merantau dari Probolinggo ke Kota Malang sendirian. Sosok yang tegar dan bersemangat begitu ditunjukkan oleh Dwi. Sembari mengajar bahasa Inggris di tempat lain, tak pernah malu dipandang rendah oleh orang lain.
Tetap Jadi Tukang Sampah Sampai Lulus
Channel YouTube Aksi Cepat Tanggap ©2020 Merdeka.com
Alumni salah satu kampus pendidikan ini mengaku betah jadi pemulung, sehingga meneruskan profesi tersebut hingga bergelar sarjana. Sudah sekitar 23 tahun lamanya, Dwi mempertahankan profesi 'tukang sampah' disematkan padanya.
Sebagai bentuk mengabdi pada orang sekitar yang butuh dibersihkan sampahnya. Serta menghargai, proses kerja kerasnya semasa kuliah.
"Karena jadi tukang sampah ini juga saya bisa sampai lulus kuliah, jadinya saya teruskan sampai sekarang," ujar Dwi.
Langsung Mengajar Usai Menjual Sampah
Channel YouTube Aksi Cepat Tanggap ©2020 Merdeka.com
Setiap pagi, seusai menjual hasil sampah daur ulang serta menjalankan tugasnya mengantar sampah dari pemukiman ke TPS, Dwi lanjut mengajar. Sejak 2001 dirinya resmi menjadi guru honorer di SD Negeri Saptorenggo 3, Pakis, Malang, Jawa Timur.
Sesuai dengan jurusannya selama kuliah, Dwi mengajar mata pelajaran bahasa Inggris. Namun sebagai seorang guru SD, dia juga dituntut untuk memahami dan mengajarkan pelajaran yang lain.
"Habis itu selesai ambil sampah di kampung. Langsung lanjut ke sekolahan, mengajar," papar Dwi.
Video Dwi Haryadi, Guru Honorer Sambi Pemulung Sampah
Berikut video perbincangan bersama Dwi Haryadi. Seorang guru honorer yang juga berprofesi sebagai tukang sampah.
(mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah perjuangan seorang wanita dari kecil berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup. Hingga kini telah sukses memiliki toko sendiri.
Baca SelengkapnyaPerjuangan kerasa seorang petugas sampah bernama Pandi untuk menjadi seorang polisi menjadi kenyataan.
Baca SelengkapnyaFirman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaSang ayah terpaksa pensiun dini, dan menjalankan berbagai bisnis, mulai dari tambak udang sampai jual barang bekas.
Baca SelengkapnyaKisah perjalanan pria meraih kesuksesan di perantauan.
Baca SelengkapnyaAlih-alih menjadi dosen, ia justru memilih menjadi guru SD di salah satu sekolah negeri.
Baca SelengkapnyaTak muluk-muluk, di usia senjanya ia ingin menyaksikan Kota Bandung yang bersih dan indah seindah julukan Kota Kembang
Baca SelengkapnyaProfil Paiman Rahardjo, Wakil Menteri Desa PDDT yang memulai perjalanan di Ibukota sebagai tukang sapu hingga menjadi rektor.
Baca SelengkapnyaTak ada keraguan bahkan gengsi dari wanita tersebut saat dirinya selalu menemani suaminya bekerja.
Baca SelengkapnyaPemulung anak yatim di Bantar Gebang ini memiliki cita-cita ingin menjadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaRombongan polisi menemui pemulung dan memberikan bantuan tali asih untuk modal usaha.
Baca SelengkapnyaBerjibaku memenuhi kebutuhan hidup, sang guru lantas rela menjadi pemulung usai mengajar.
Baca Selengkapnya