Kisah Lucu saat Pertempuran 10 November, Mendadak jadi Kapten Temui Tentara Inggris
Merdeka.com - Selama ini kita mengenal 10 November 1945 sebagai puncak 'Pertempuran Surabaya'. Momen perang pertama Indonesia melawan pasukan asing, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Selain itu, 10 November 1945 sebagai pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia, melawan kolonialisme.
Ternyata di balik kisah getirnya para pahlawan kala itu, terselip peristiwa kocak demi menghadapi perundingan dengan tentara Inggris. Momen yang bikin tersenyum itu, tertuang dalam buku "10 November '45, Mengapa Inggris Membom Surabaya?".
Kejadian tak terduga, mendadak jadi kapten. Ingin tahu kisah lengkap dan siapa tokoh yang dimaksud? Simak informasinya berikut ini.
-
Kapan tepatnya peristiwa di Surabaya? 10 November tahun 1945 silam, sebuah peristiwa penting terjadi di tanah Surabaya.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Kenapa Surabaya disebut Kota Pahlawan? Banyaknya pejuang dan rakyat yang menjadi korban pertempuran serta perlawanan yang tak kenal menyerah, membuat tentara Inggris serasa terpanggang di neraka. Hal ini yang kemudian Surabaya dikenang sebagai Kota Pahlawan.
-
Apa yang dikibarkan di 17 Agustus 1945? Bendera itulah yang dikibarkan pertama setelah Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945.
-
Bagaimana Inggris meraih kemenangan? Jalannya pertandingan terlihat tidak seimbang, dengan tim tamu menunjukkan kekuatan yang jauh lebih baik. Kedua gol Inggris tercipta di babak pertama, dimulai dengan gol pembuka dari Declan Rice pada menit ke-11, diikuti oleh gol kedua yang dicetak oleh Jack Grealish pada menit ke-26.
Gencatan Senjata
©2018 Merdeka.com
Rangkaian pertempuran 10 November 1945 tak hanya meninggalkan kisah heroik semata. Terselip juga beberapa peristiwa lucu.
Termasuk sikap polosnya para pejuang Republik Indonesia, ketika hendak menghadapi perundingan dengan tentara Inggris.
Sekitar tanggal 30 Oktober 1945, diadakan gencatan senjata antara pasukan Tanah Air dan tentara Inggris. Salah satu kesepakatan yang diperoleh adalah membentuk joint comittee, yang akan sama-sama mengawasi gencatan senjata.
Berunding dengan Inggris
Kedua belah pihak setuju untuk membuat perundingan bersama. Pihak Inggris diwakilkan oleh Brigjen Mallaby, Kolonel Pugh, Mayor Hudson, Kapten Shaw, dan Wing Commander Groom.
Sementara dari Indonesia ada Residen Sudirman, Dul Arnowo, Atmaji, Sungkono, Kusnandar, Ruslan Abdulgani dan lain-lain.
Di komite bersama itu, Kapten Shaw menjabat sebagai sekretaris. Dari pihak Republik, Ruslan Abdulgani yang ditugaskan menjadi sekretaris.
Kisah Lucu Ruslan
©2014 Merdeka.com
Ruslan bercerita mengenai momen kocak tak terduga ini dalam buku "10 November '45, Mengapa Inggris Membom Surabaya?".
Buku tersebut ditulis oleh Sejarawan Batara R Hutagalung dan diterbitkan Yayasan Persahabatan Surabaya '45, tahun 2001.
Ruslan ingat tiba-tiba Des Alwi masuk ruangan dan menanyainya dalam logat Suroboyoan. Des Alwi merupakan anak angkat dari Mohammad Hatta, Wakil Presiden Indonesia kala itu.
"Eh Cak, kamu berunding dengan siapa?," tanya Des Alwi.
"Itu, Kapten Shaw," jawab Ruslan.
"Lha, pangkatmu opo?," tanya Des Alwi lagi.
"Ndak duwe opo-opo (nggak punya apa-apa)," kata Ruslan polos.
Mendadak Disuruh Jadi Kapten
Des Alwi yang tak mau Indonesia dianggap remeh oleh tentara Inggris, sontak terlintas ide meminta Ruslan diangkat juga sebagai 'Kapten'. Sebagai sesama sekretaris di Komite, sebaiknya sepadan dengan jabatan dari lawan.
"Ayo jadi kapten. Karena Shaw itu kapten, harus jadi kapten juga. Habis ini terus lapor ke tempat Moestopo," jelas Des Alwi.
Ruslan dan Des Alwi segera menemui dokter Moestopo, salah satu komandan pasukan di Surabaya.
"Mus, Ruslan dadekno kapten! (Mus, jadikan Ruslan kapten!)," kata Des Alwi.
"Kenopo?," tanya Moestopo.
"Ngadepi kapten!," balas Des Alwi. Maksudnya nanti Ruslan harus menghadapi kapten Inggris saat perundingan.
Maka begitu mudah saja, Moestopo menyetujui kenaikan pangkat luar biasa itu.
"Dadekno, kono! (jadikan, sana)," ucap Moestopo.
Begitu Polos Baru Paham Kapten itu Bintang Tiga
Maka setelah Ruslan Abdul Gani resmi jadi kapten Tentara Keamanan Rakyat (TKR), ia menghadap Kolonel Sungkono. Saat itu ia menerima tanda pangkat kapten berupa tiga buah bintang kecil.
"Baru saya ngerti, kalau kapten itu bintang tiga," gumam Ruslan.
Diajari Cara Hormat
Kelucuan Ruslan tak berhenti sampai di situ. Kolonel Sungkono pun membriefing Ruslan soal tata cara hormat militer sebelum hari berunding tiba.
"Cak, engko nek ono letnan, kon ojo ngene (cak, nanti kalau ada letnan Inggris kamu jangan memberi hormat)," ujar Sungkono sambil memperagakan bentuk hormat.
"Oh ya," jawab Ruslan.
"Itu nek ono kolonel, kon sing ngene! (kalau sama kolonel kamu harus gini-hormat!)," jelas Sungkono lagi.
"Nek podo (sama-sama kapten)?," tanya Ruslan.
"Menengo wae! (ya diam saja)," tukas Sungkono.
Begitulah, kisah Ruslan Abdul Gani. Menerima kenaikan jabatan, lahir hari itu 'Kapten Ruslan'. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaMemperingati Hari Pahlawan adalah salah satu cara menghargai jasa para Pahlawan. Namun apa itu Hari Pahlawan?
Baca SelengkapnyaPertempuran 10 November 1945 di Surabaya tak bisa dilepaskan dari keberadaan kereta api.
Baca SelengkapnyaTanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Baca SelengkapnyaBerikut isi buku 'pusaka' peninggalan Letnan Achijat sniper diduga pembunuh Jenderal Mallaby dari Inggris.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut menceritakan proses evakuasi para tawanan perang dari kamp Banyubiru menuju Kota Semarang
Baca SelengkapnyaBanyak kisah-kisah lucu yang mengundang senyum di awal kemerdekaan. Berikut beberapa di antaranya.
Baca SelengkapnyaSerangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaPrabowo dengan nada bercanda menyebut bahwa intelijen Inggris sangat bagus mendapat informasinya.
Baca SelengkapnyaPelatih dan Kapten Timnas Australia U-19 mengaku baru pertama kali melihat stadion seperti Gelora 10 November
Baca SelengkapnyaTekadnya yang kuat membuat dirinya berani maju secara terbuka untuk menghadapi sekutu. Muslihat tak peduli meski hujan peluru terjadi di sana.
Baca SelengkapnyaGubernur Suryo melobi penjajah agar tak sewenang-wenang pada rakyat Jawa Timur. Perjuangannya mengharukan.
Baca Selengkapnya