Mayor Imam Buchori, Anak Tukang Becak yang Berhasil Jadi Wakil Komandan di Kopassus
Merdeka.com - Mayor Infanteri Imam Buchori, merupakan seorang perwira TNI yang kini menjabat sebagai Wakil Komandan Batalyon 12 Grup 1 Kopassus.
Dia berasal dari keluarga miskin. Sang ayah berprofesi sebagai seorang penarik becak. Kesuksesannya bisa menjadi seorang perwira di TNI AD tentu saja membawa kebanggaan bagi keluarga.
Ingin tahu sepak terjang Perwira TNI Mayor Imam Buchori, anak penarik becak yang berhasil jadi Wakil Komandan Batalyon 12 Grup 1 Kopassus? Berikut ulasannya.
-
Siapa yang memimpin misi TNI? Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Siapa Komandan Kopassus ke-13? Agum menjadi Komandan Kopassus ke-13 menggantikan Brigjen Tarub. Dia dilantik oleh Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar tanggal 6 Juli 1993.
-
Apa tugas Nur Wahyudi sebelum menjadi komandan batalyon? Setelah sebelumnya menjadi anggota intel, Nur Wahyudi kemudian diangkat sebagai komandan Batalyon 12 Grup 1 Kopassus di Serang.
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI dalam Operasi Trikora? Mayjen Soeharto menjadi Panglima Komando Mandala dalam Operasi Trikora tahun 1962.
-
Siapa Ketua Satgas BAKTI? Ketua Satgas BAKTI Kominfo, Sarwoto Atmosutarno, mengungkapkan bahwa Satgas ini telah berhasil memberikan rekomendasi untuk penyelesaian berbagai masalah, terutama dalam pembangunan BTS 4G dan HBS.
-
Siapa yang pimpin pasukan? Tim Sparta yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi langsung melakukan pengadangan.
Masa Kecil Imam Tanpa Rumah Tetap
Sejak masih duduk di bangku TK, Imam dan keluarganya kerap berpindah-pindah rumah. Hal itu dikarenakan mereka tidak memiliki tempat tinggal tetap.
Rumah tempat mereka tinggal terbuat dari bilik bambu dengan ukuran sekitar empat kali enam. Terdapat satu tempat tidur untuk beristirahat bersama. Untuk kebutuhan keluarga, sang ayah mencari nafkah dengan menarik becak.
Pendapatan sehari-hari yang diperoleh sang ayah pun tidak tetap. Terkadang sang ayah bisa membawa pulang uang Rp10 hingga Rp20 ribu. Namun pernah pula tidak membawa sepersen pun.
Ingin Bantu Ekonomi Keluarga Saat Kelas 5 SD
Melihat keadaan keluarga yang kekurangan, Imam pernah meminta izin orangtua untuk bekerja saat masih kelas 5 SD. Dia berencana menjadi seorang loper koran.
Imam sudah merancang jadwal untuk mengantar koran pagi-pagi sekali sembari berangkat ke sekolah. Namun, kedua orangtuanya tidak memberi izin. Mereka meminta Imam untuk fokus sekolah.
"Kamu tidak usah bekerja, tugasmu hanya sekolah, sekolah, dan sekolah. Urusan uang, biar bapak yang cari'. Walaupun saya tahu kesulitannya seperti apa," kata Imam menirukan ucapan sang ayah.
Channel YouTube Kick Andy ©2020 Merdeka.com
Selalu Dapat Beasiswa
Sejak masih SD, Mayor Imam dan saudaranya menjadi anak berprestasi. Dia selalu mampu mempertahankan posisi ranking di tiga besar. Pencapaian ini membuat Imam kerap menerima beasiswa dan mempermudah ekonomi keluarga.
"Dari latar belakang seperti itu, tidak ada kata lain saya harus belajar fokus dengan apa yang disampaikan oleh orang tua saya," ujar Imam dalam perbincangannya bersama Andy F Noya di acara 'Kick Andy' kala itu.
Channel YouTube Kick Andy ©2020 Merdeka.com
Tidak Pernah Malu Berasal dari Keluarga Miskin
Pria asal Malang, Jawa Timur ini selalu merasa bangga atas perjuangan kedua orangtuanya. Setelah ekonomi keluarga mulai membaik, ibunya bisa memiliki modal usaha membuka warung. Ayahnya masih suka jadi tukang becak, meski intensitas bekerjanya dikurangi.
Channel YouTube Kick Andy ©2020 Merdeka.com
"Saya tidak malu jadi anak tukang becak, malah itu menjadi suatu kebanggan terus, dan menjadi motivasi bagi saya untuk berkarir ke depan," kata Imam.
Penerima Penghargaan Adhi Makayasa
Imam merupakan perwira pertama TNI AD lulusan Akademi Militer 2006 dan meraih penghargaan Adhi Makayasa, lulusan terbaik. Pria yang lahir pada 18 Maret 1985 ini juga merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara Magelang.
Channel YouTube Kick Andy ©2020 Merdeka.com
Penghargaan kepadanya diserahkan langsung oleh Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhodyono. Pada tahun yang sama, Imam juga menerima penghargaan Tri Sakti Wiratama.
Peraih Tropi Sangkur Perak
Pada tanggal 17 Mei 2014 dia diwisuda sebagai lulusan terbaik Pendidikan Diklapa I kecabangan TNI AD tahun 2014 dan meraih tropi 'Sangkur Perak'.
Kemahirannya dalam bidang Infanteri, khussusnya Kopassus, akhirnya membawa Imam terpilih sebagai Wakil Komandan Batalyon 12 Grup 1 Kopassus. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini, Mayor Inf Imam Buchori sukses menjadi Komandan Batalyon 14 Kopassus dengan kisah masa kecil yang menginspirasi.
Baca SelengkapnyaKolonel (Inf) Nur Wahyudi adalah sosok yang mengukir prestasi gemilang setelah lulus dari Akademi Militer pada tahun 2001.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, nama Bthari Ayeisha disebut sebagai calon istri Mayor Teddy. Bukan orang sembarangan, ini sosok ayahnya yang ternyata seorang Mayjen TNI.
Baca SelengkapnyaBrigjen Faisol Izuddin Karimi kompak bersama dengan Panglima TNI foto berdiri tegap dan gagah sambil memegang tongkat komando.
Baca SelengkapnyaFisik hingga semangatnya yang tetap menyala banjir pujian.
Baca Selengkapnya8 Foto Kolonel Nur Wahyudi, Suami Juliana Moechtar, Yang Menjadi Pemimpin Upacara HUT RI di IKN, Sangat Memukau
Baca SelengkapnyaPotret pemuda yang nasibnya berubah drastis dan kini menjadi Jenderal TNI berpengaruh di Angkatan Darat.
Baca SelengkapnyaSosok penjual bakmi jawa di Yogyakarta bukan orang sembarangan, punya murid jenderal bintang empat.
Baca Selengkapnya