Memahami Aturan FIFA soal Penggunaan Gas Air Mata oleh Aparat saat Amankan Sepak Bola
Merdeka.com - Pertandingan Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10) malam berakhir ricuh. Supporter Aremania merangsek masuk ke lapangan hingga mengejar para pemain.
Alhasil, petugas keamanan terpaksa menggunakan gas air mata untuk meredam aksi. Menurut FIFA, ada aturan tersendiri bagi petugas saat di lapangan.
Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
-
Di mana FIFA melakukan inspeksi? Federasi sepakbola dunia FIIFA melakukan inspeksi sejumlah venue Piala Dunia U-17 di Solo, Senin (28/8).
-
Dimana pertandingan berlangsung? Belanda berhadapan dengan Bosnia pada matchday pertama UEFA Nations League 2024/2025, yang berlangsung pada Minggu, 8 September 2024. Pertandingan diadakan di Stadion Phillips, di mana Belanda meraih kemenangan meyakinkan dengan skor 5-2.
-
Apa saja yang direkomendasikan FIFA? Ada beberapa catatan untuk Stadion Manahan. Mereka merekomendasikan pemotongan raily di depan tribun VIP karena mengganggu pandangan. Kemudian penambahan furniture, platform kamera di tribun dan media center,“ jelas Rini.
-
Kenapa aturan offside dibuat? Tujuan dari aturan offside dalam sepak bola untuk mencegah pemain yang berada di posisi lebih menguntungkan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil dengan berada di depan pemain belakang lawan pada saat bola diberikan kepada mereka.
-
Bagaimana aturan offside bekerja dalam permainan? Agar pelanggaran offside dinyatakan oleh wasit, seorang pemain harus memenuhi dua syarat utama: 1. Posisi Offside: Pemain berada lebih dekat dengan garis gawang lawan daripada dua pemain lawan terakhir ketika bola diberikan kepadanya. 2. Aktif dalam Permainan: Pemain harus aktif dalam permainan saat bola diberikan kepadanya, seperti mencoba mendapatkan bola atau mengganggu pemain lawan.
Aturan FIFA soal Gas Air Mata
Kericuhan terjadi usai Persebaya mampu membuat Arema FC bertekuk lutut. Hasil tersebut membuat Aremania merangsak masuk ke lapangan hingga membuat kerusuhan. Gas air mata seketika turun demi mengendalikan massa.
Namun sebenarnya, aturan FIFA justru tak mengizinkan petugas untuk mengendalikan kerusuhan menggunakan gas air mata. Hal tersebut sesuai yang tertuang dalam FIFA stadium safety and security regulation.
Hal tersebut secara jelas tertulis pada poin 19 yang mengatur tentang petugas keamanan. Dalam aturan petugas disebut dengan istilah 'pitchside stewards'.
Menyorot pada poin 19 b, petugas keamanan secara tegas dilarang menggunakan gas air mata atau gas pengendali massa yang lainnya.
digitalhub.fifa.com ©2022 Merdeka.com
"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (Senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," demikian dikutip dari laman digitalhub.fifa.com.
Polisi Terpaksa Gunakan Gas Air Mata
Senada dengan peraturan FIFA, petugas keamanan sebenarnya tak menginginkan penggunaan gas air mata untuk meredakan situasi. Namun Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta mengungkap, ada alasan tersendiri bagi petugas keamanan untuk menggunakan gas air mata.
Disebutnya, aksi nekat ribuan supporter yang mulai anarkis membuat petugas terpaksa mengeluarkan gas air mata. Bahkan disebut, para supporter justru sempat melakukan perlawanan kepada petugas hingga pengrusakan kendaraan di lokasi.
©ANTARA/HO-Polda Jatim
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen," ujar Nico.
Pertandingan Persebaya vs Arema Berakhir Ricuh
Sebelumnya, kabar duka bagi dunia sepak bola tanah air. Pertandingan Persebaya vs Arema yang berakhir rusuh menyisakan korban.
Hal tersebut terjadi usai para supporter Aremania kedapatan beraksi hingga menyebabkan sejumlah fasilitas stadion mengalami kerusakan. Saat beraksi, ribuan supporter nampak melempar flare ke berbagai penjuru.
©2022 Merdeka.com
Supporter yang berusaha masuk ke dalam lapangan pun sempat dihalau petugas keamanan gabungan dari Polri dan TNI.
Kendati sempat dihalau, namun petugas gabungan disebut kewalahan menghadapi aksi ribuan supporter Aremania yang terus merangsak masuk.
127 Orang Meninggal Dunia
Akibat kerusuhan tersebut, 127 orang meninggal dunia dan lainnya luka-luka. Para korban dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Kabar duka tersebut disampaikan langsung oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta pada Minggu (2/10).
"Imbas kerusuhan yang terjadi di laga Arema vs Persebaya, total 127 orang meninggal dunia," terang Nico. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gas air mata adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan kerumunan atau dalam situasi penegakan hukum sebagai alat non-mematikan.
Baca SelengkapnyaBentrokan antara suporter dan aparat keamanan terjadi, memaksa polisi untuk menggunakan gas air mata guna menghindari eskalasi lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaHal itu guna, mengantisipasi potensi konflik yang mungkin terjadi selama pertandingan.
Baca SelengkapnyaOffside adalah situasi di mana posisi penyerang berada di belakang pemain bertahan lawan saat umpan diberikan umpan oleh rekan satu tim.
Baca SelengkapnyaRibuan personel gabungan akan disebar untuk menjaga ketertiban di area sekitar stadion.
Baca SelengkapnyaKekerasan dalam sepak bola masih jadi PR berat bagi Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 1 Oktober 2022, sebanyak 230 nyawa melayang karena sepak bola.
Baca SelengkapnyaPertandingan digelar Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta pada jumat (15/11) malam.
Baca SelengkapnyaPolri harus membuka diri dengan melakukan evaluasi pelaksanaan operasi pengamanan massa.
Baca SelengkapnyaMenginstruksikan kepada personel yang terlibat pengamanan untuk tetap humanis.
Baca SelengkapnyaPolri akan mengawal penuh jalannya laga sepakbola Piala Presiden 2024.
Baca Selengkapnya772 personel gabungan yang akan diterjunkan, terdiri dari unsur TNI, Polri, Satpol PP, Dishub, hingga pemadam kebakaran
Baca SelengkapnyaOffside adalah salah satu aturan yang paling penting dalam permainan sepak bola.
Baca Selengkapnya