Mengenang Peltu TNI Tatang Koswara, Salah Satu Sniper Terbaik Dunia Hidup Pas-pasan
Merdeka.com - Almarhum Peltu Tatang Koswara namanya harum di dunia militer. Diketahui, Tatang meninggal dunia karena serangan jantung selepas mengisi acara di sebuah televisi swasta.
Tatang merupakan seorang sniper atau penembak jitu terbaik yang pernah dimiliki TNI. Namanya sampai tercatat dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons karya Peter Brookesmith terbitan 2000. Terpilih sebagai 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia.
Segudang prestasi membuat Tatang mampu sejajar dengan tentara dari negara lain. Banyak kisah yang ditorehkan Tatang sepanjang kariernya demi Indonesia. Namun prestasi yang ditorehkannya itu tak berbanding lurus dengan kondisi ekonominya.
-
Siapa yang mendapat penghargaan dari TNI? Anugerah Patriot Jawi Wetan adalah representasi dari kehadiran negara sampai pada lapisan paling bawah, yakni desa.Anugerah Patriot Jawi Wetan merupakan penghargaan yang diberikan kepada tiga pilar di desa atau kelurahan. Yaitu Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), serta Kepala Desa atau Lurah.
-
Siapa Anak TNI yang berprestasi? Prestasi membanggakan datang dari remaja bernama Shafira Az-Zahra Aurelia Putri Saputra.
-
Apa prestasi Anak TNI tersebut? Dia baru saja 'memborong' dua medali atas kemenangannya pada Kejuaraan Nasional Arung Jeram Jakarta Tahun 2024.
-
Apa penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Dimana Anak TNI itu berprestasi? Perlombaan itu digelar di Sungai Ciliwung Jakarta Selatan pada Kamis (27/06).
-
Kenapa Panglima TNI dapat penghargaan? Penghargaan ini diberikan ketika sang jenderal melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Singapura dalam rangka melindungi kepentingan nasional melalui diplomasi militer.
Tatang saban hari hidup pas-pasan hingga mengakhiri masa tugas sebagai prajurit TNI. Namun demikian dia tetap berlapang dada. Dia menilai prestasi yang ditorehkan sebagai bakti demi negara. Berikut ini beberapa kisah hidup Almarhum Tatang yang patut diteladani.
Sniper Legendaris Indonesia
Channel YouTube Hitam Putih ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari acara 'Hitam Putih' yang dibawakan oleh Deddy Corbuzier (03/03/2015), tepat sebelum Tatang Koswara meninggal, dia merupakan satu-satunya sniper Indonesia yang diakui dunia. Namun demikian uang pensiun yang diperolehnya sebagai Peltu (Pembantu Letnan Satu), tak besar.
Pria kelahiran 12 Desember 1946 itu akhirnya membuka warung makan di lingkungan Kodiklat TNI AD di Bandung, demi untuk mencukupi kebutuhan hidup. Dia resmi menjadi sniper tahun 1975. Saat Indonesia masih berkonflik di Timor Timur (sekarang Timor Leste), Tatang mengikuti pelatihan, mulai kualifikasi Raider hingga Sniper.
"Saya jadi sniper sejak masuk tentara, pangkat Sersan. Waktu itu di Indonesia tahun 74 belum memiliki sniper dengan anti teroris. Maka gagasan waktu itu Jenderal pak Hadi, beliau dari mantan Komandan Kopassus. Waktu itu tahun 74 menggagas, 4 kelompok saat itu polisi masih menyatu dengan kita," kata Tatang seperti dikutip dari Hitam Putih.
Terpilih Sebagai Penembak Jitu Legendaris Dunia
Tatang mengaku tak menyangka dan tidak tahu, bahwa namanya akan mencuat di publik sebagai sniper terbaik di dunia. Keahliannya tersorot hingga ke berbagai negara karena prestasinya selama ikut dalam pertempuran di Timor Timur.
"Pada saat itu, kita waktu konfrontasi dengan Timor Timur. Memang kita pada saat itu mengadakan perlawanan, sekarang disebut Timor Leste. Saya diajak jadi pengawal pribadi Komandan Dansatgas," ujar Tatang.
"Itu enggak tahu. Kalau dalam perang atau pertempuran di mana pun. Bisa saja ada wartawan-wartawan luar negeri," imbuhnya.
Tatang Keluarkan Peluru Pakai Gunting Kuku
Saat masih berpangkat Sersan di tahun 1975, dirinya mendapat perintah untuk menghabisi komandan lawan. Sebagai penembak jitu, Tatang juga bertugas mengumpulkan informasi intelijen. Suatu ketika dia pernah apes lantaran tertembak saat sedang mengintai musuh.
"Saya seorang diri mengintai posisi musuh pukul 10.00 malam. Saat itu, saya mengamati posisi musuh dengan teropong malam untuk memberikan informasi pada pasukan yang akan menyerang keesokan harinya," ungkap Tatang.
Tatang lantas menyusup ke daerah lawan. Sampai di lokasi, menemukan markas musuh. Dia mendekat dan berhenti pada jarak sekitar 300 meter. Kala itu, ia melihat ada seorang komandan sayap militer Partai Fretilin, Falintil, menjadi targetnya. Tanpa menunggu, Tatang langsung membidik. Tetapi tidak langsung menembak.
"Saya sudah bidik dia dari malam. Tapi sniper itu beda dengan pasukan biasa. Harus sabar, harus cermat dan hati-hati," ujarnya.
Channel YouTube Hitam Putih ©2020 Merdeka.com
Pukul 05.00 WIB, Tatang melihat target bergerak sedikit menjauh dari induk pasukan. Dia berpikir hal itu kesempatan terbaik buat menghabisi musuh. Tatang menarik picu senapan. Sebutir peluru melesak dan mengenai sasaran. Sang komandan roboh.
Rupanya, sejumlah pasukan Fretilin ada yang melihat peristiwa itu. Sontak mereka mengarahkan senapan memberondong di lokasi persembunyian Tatang.
"Saya tidak tertembak langsung. Peluru itu memantul kena kayu dan mengenai kaki saya. Awalnya tidak sakit, tapi terus mengeluarkan darah," lanjut Tatang.
Luka tembakan itu terus mengeluarkan darah dan bisa meninggalkan jejak. Hal ini sangat berisiko bagi penembak jitu karena harus meloloskan diri lokasi tanpa bisa dilacak.
Alhasil dengan peralatan seadanya, Tatang melakukan operasi darurat menggunakan gunting kuku. Dikoreknya sendiri luka itu dan diambil serpihan peluru. Semua dilakukannya di tengah desingan peluru yang terus melintas di sekitar, serta tanpa obat bius.
"Saya pakai gunting kuku," jelas Tatang.
Kisah Satu Peluru Simpanan Tatang
Tatang Koswara menceritakan kisah saat bertugas dalam konflik di Timor Timur. Selepas menjalani pendidikan bersama Pasukan Khusus AD Amerika Serikat atau dikenal dengan nama Green Berets, Tatang ditugaskan di bawah Satuan Tugas Khusus memburu para pentolan Partai Fretilin dan sayap militernya, Falintil.
Pernah dalam suatu misi, dia membawa 50 peluru. 49 pelor dihabiskan untuk menewaskan musuh, termasuk duel dengan sniper lawan. Tetapi Tatang patuh pada doktrin, yaitu sengaja menyimpan sebutir peluru.
"Sesuai apa yang diajarkan, peluru terakhir itu digunakan untuk diri saya sendiri. Daripada saya jatuh ke tangan musuh, lebih baik menembak diri sendiri," ucap Tatang.
Apabila keadaan terdesak, seorang sniper memang diajarkan menembak diri sendiri. Daripada tertangkap musuh dan disiksa untuk menggali informasi. Setiap sniper juga wajib menghancurkan senjata miliknya dan memecahkan teleskop bidik, bila sudah terkepung.
"Senjata itu sangat akurat. Tak boleh sampai jatuh ke tangan musuh, harus dihancurkan," ujar Tatang.
Syukurlah peluru terakhir itu tak pernah digunakan Tatang. Ia terus berdinas di TNI AD hingga pensiun.
Prestasi Segudang, Tatang Hidup Pas-pasan
©youtube.com
Peltu Tatang Koswara menghabiskan nyaris seluruh kariernya di medan perang. Namun saat sudah purna tugas, dana pensiun yang diterima Tatang ternyata jauh panggang dari api. Terdesak kebutuhan, ia memilih membuka warung makan di Markas Kodiklat TNI AD di Bandung.
Sesekali Tatang semasa hidup, diajak melatih para juniornya di Komando Pasukan Khusus atau di kesatuan lain. Namun, Tatang memilih tak mengeluh. Dia sudah tahu risiko jadi tentara.
"Kalau masalah dana pensiun saya nawaitu. Saya jadi militer, saya tidak harapkan kaya," lanjut Tatang.
Tatang memilih menutupi kesulitan hidup. Dia merasa uang pensiunnya bisa disiasati.
"Istri saya saja pandai-pandai atur uang pensiun," jelasnya.
Tembak Burung Terbang Tanpa Meleset
Kemampuan menembak Tatang Koswara memang tidak diragukan lagi. Semasa hidup, dia dedikasikan untuk menembak. Kisah hebat tentang almarhum diceritakan Yana (40) salah satu keluarganya.
"Dulukan pernah tinggal di daerah PPI Katamso sana (komplek TNI AD), saya pernah diajak cari burung," kata Yana di rumah duka Jalan Sayuran Kavling Lumba-lumba, Dayeuh Kolot Bandung, Rabu (4/3/2015).
Indonesia patut bangga memiliki Tatang, sang legendaris sniper. Kemampuan menembaknya, tentu tidak kalah hebat dari Christopher Scott Kyle dari Amerika yang dikenal sangat mematikan itu.
"Pistolnya diarahkan ke langit. Padahal si burung lagi terbang cepat. Dor! Kena itu burung. Padahal burungnya lagi terbang cepat," imbuhnya.
Deretan Sniper Dunia Terbaik
Berikut urutan posisi sniper dunia:, satu di antaranya bertengger nama Almarhum Tatang.
1. Simo Hayha (Finlandia) dalam operasi militer Perang Dunia II, korban 500 lebih.2. Nikolay Yakovlevich (Rusia) dalam operasi militer Perang Dunia II, korban 496.3. Ilyin Vasili Zaitsev (Rusia) dalam operasi militer Perang Dunia II. korban 400.4. Matthias Hetzenauer (Jerman) dalam operasi militer Perang Dunia II. korban 345.5. Sepp Allerberger (Jerman) dalam operasi militer Perang Dunia II, korban 257.6. Billy Sing (Australia) dalam operasi militer Perang Dunia I, korban 150.7. Adelbert Waldron III (Amerika Serikat) dalam operasi militer Perang Vietnam, korban 109.8. Charles B. Mawhinney (Amerika Serikat) dalam operasi militer Perang Vietnam, korban 103.9. Neville Methven (Afrika Selatan) dalam operasi militer Perang Dunia I, korban 100.10. Carlos Hathcock (Amerika Serikat) dalam operasi militer Perang Vietnam, korban 93.11. Helmut Wirnsberger (Jerman) dalam operasi militer Perang Dunia II, korban 64.12. Joseph T. Ward (Amerika)dalam operasi militer Perang Vietnam, korban 63.13. Philip G. Moran (Amerika)dalam operasi militer Perang Vietnam, korban 53.14. Tatang Koswara (Indonesia) dalam operasi militer di Timor-Timur, korban 41.15. Tom Ferran (Amerika) dalam operasi militer Perang Vietnam, korban 41.16. William Lucas (Amerika) dalam operasi militer Perang Vietnam, korban 38.
The Riflemans Rifle, Senjata Sniper Legendaris Tatang Koswara
Winchester 70 ©istimewa
Kemampuan Tatang menembak jarak jauh ini pernah dipraktikkan dalam operasi militer. Lewat bidikan senapannya tak terhitung prajurit lawan roboh bersimbah darah di Timor Timur. Keahlian menimang senapan runduk Tatang diperoleh lewat latihan keras. Kemampuan itu masih sempat dipamerkan di usia senjanya.
Peltu Tatang Koswara ternyata memakai senjata Winchester 70 seberat 8 kilogram. Senapan ini diproduksi tahun 1936 di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat.
Winchester 70 merupakan senapan dengan sistem bolt action, yakni memakai kokang dioperasikan secara manual. Kehebatan senapan ini sudah dikenal sejak 1966 ketika meletus perang Vietnam. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan seorang prajurit TNI yang pernah selamatkan penumpang kapal terjatuh di laut kini jadi sniper.
Baca SelengkapnyaAksi taruni Akademi Kepolisian (Akpol) tunjukkan aksinya saat menembak.
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit perwira muda TNI AD berhasil meraih medali emas dalam kursus sniper yang diadakan di negara Tiongkok.
Baca SelengkapnyaPraka Mohammad Sugeng adalah nama prajurit TNI yang gugur dalam pertempuran di Papua. Namanya dikenang untuk lapangan tembak di Bandung.
Baca SelengkapnyaAnggota Paspampres Lettu Windra Sanur ternyata mantan seorang sniper saat masih di Kopassus.
Baca SelengkapnyaPerwira TNI kembali menorehkan prestasi luar biasa di kanca Internasional.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Lapangan Tembak TNI AU yang dinamai dengan nama prajurit Kopasgat yang gugur di Papua.
Baca SelengkapnyaSosok Sertu Marinir Ismunandar yang Gugur Ditembak KKB di Puncak Jaya Papua
Baca SelengkapnyaMayor TNI itu meminta Prabowo tidak berpidato panjang saat deklarasi capres dan cawapres dilakukan PSI.
Baca SelengkapnyaSosok prajurit berprestasi TNI AD yang baru saja dapat penghargaan dari lembaga pendidikan bergengsi di India.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaBerikut satu-satunya Jenderal lulusan terbaik yang menjadi Panglima TNI dalam satu dekade.
Baca Selengkapnya