Pahami Kekuatan Setiap Jenis Vaksin dalam Melawan Varian Delta
Merdeka.com - Kasus terinfeksi virus SARS-CoV-2 atau Covid-19 masih dilaporkan meningkat. Terutama yang dikonfirmasi menemukan varian Delta. Baik dalam gejala yang lebih parah maupun jumlah pasien. Bila dibandingkan dengan varian baru lainnya.
Sebuah studi dari Inggris, vaksin AstraZeneca-Oxford dan Pfizer-BioNTech, efektif dalam mengurangi risiko akibat terinfeksi Covid-19.
Keamanan dan kemanjuran vaksin saat ini sangat jelas. Beragam jenis vaksin Covid-19 pun memang berfungsi untuk mencegah gejala yang parah dan penyebaran penyakit.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
-
Kapan vaksin kanker Rusia diluncurkan? Lebih dari itu, pemerintah Rusia menyatakan bahwa vaksin ini akan didistribusikan secara gratis kepada pasien mulai awal 2025.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
Bahkan penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menyebutkan bahwa varian Delta diperkirakan 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alfa.
Program vaksinasi di setiap wilayah, diperkirakan akan membantu mempercepat selesainya pandemi, serta mencapai target herd immunity.
Saat ini ada tiga vaksin Covid-19 yang telah disahkan oleh Food and Drug Administration (FDA), Amerika Serikat. Meski masih dalam identifikasi lebih lanjut terkait efektivitas masing-masing vaksin terhadap varian Delta. Namun, telah ada hasil yang menjanjikan dari sejumlah penelitian.
Simak kekuatan setiap jenis vaksin dalam melawan varian Delta, seperti dilansir dari Healthline.
1. Vaksin Pfizer-BioNTech
Menurut analisis oleh Public Health England, dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech sekitar 88 persen efektif melawan penyakit simtomatik dan 96 persen efektif melawan varian Delta.
Ilustrasi vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dan Moderna ©Reuters
Studi yang sama menunjukkan sekira 80 persen efektif untuk mencegah infeksi akibat varian delta. Vaksin memiliki efek perlindungan terhadap infeksi dan kasus lebih ringan di rumah sakit.
Sementara pemberian dosis tunggal vaksin Pfizer-BioNTech hanya menawarkan sekitar 33 persen perlindungan terhadap penyakit simtomatik.
2. Vaksin Moderna
Sebuah studi terhadap vaksin Moderna menunjukkan mampu memberikan perlindungan terhadap varian delta dan varian lain.
Temuan menarik lainnya, vaksin ini lebih efektif dalam memproduksi antibodi terhadap delta daripada melawan beta.
Sementara pengujian dari Kanada, menemukan vaksin Moderna sekitar 72 persen efektif terhadap varian delta setelah dosis pertama. Namun penelitian lain menunjukkan bahwa efektivitasnya hampir sama dengan vaksin Pfizer-BioNTech.
3. Vaksin Johnson & Johnson
Sebuah uji klinis menunjukkan bahwa vaksin Johnson & Johnson, sekitar 85 persen efektif melawan penyakit parah dan menunjukkan perlindungan yang cukup kuat.
Hal itu menunjukkan bila vaksin J&J mendorong aktivitas antibodi penetralisir. Selanjutnya menghentikan virus menginfeksi sel-sel sehat, terhadap varian delta. Terhadap tingkat yang lebih tinggi dibanding varian beta.
Sedangkan hasil studi lain, yang melibatkan 20 orang yang menerima vaksin J&J. Terlihat vaksin ini mampu menetralkan varian delta dalam 29 hari sejak suntikan pertama. Yang kemudian perlindungan meningkat seiring waktu. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaVaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang banyak dipercaya adalah bahwa ketika seseorang pernah terkena DBD, dia tidak akan mengalaminya lagi.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca Selengkapnya