Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pahami Kekuatan Setiap Jenis Vaksin dalam Melawan Varian Delta

Pahami Kekuatan Setiap Jenis Vaksin dalam Melawan Varian Delta Ilustrasi Vaksin Covid-19. ©2021 REUTERS/Dado Ruvic/File Photo

Merdeka.com - Kasus terinfeksi virus SARS-CoV-2 atau Covid-19 masih dilaporkan meningkat. Terutama yang dikonfirmasi menemukan varian Delta. Baik dalam gejala yang lebih parah maupun jumlah pasien. Bila dibandingkan dengan varian baru lainnya.

Sebuah studi dari Inggris, vaksin AstraZeneca-Oxford dan Pfizer-BioNTech, efektif dalam mengurangi risiko akibat terinfeksi Covid-19.

Keamanan dan kemanjuran vaksin saat ini sangat jelas. Beragam jenis vaksin Covid-19 pun memang berfungsi untuk mencegah gejala yang parah dan penyebaran penyakit.

Bahkan penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menyebutkan bahwa varian Delta diperkirakan 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alfa.

Program vaksinasi di setiap wilayah, diperkirakan akan membantu mempercepat selesainya pandemi, serta mencapai target herd immunity.

Saat ini ada tiga vaksin Covid-19 yang telah disahkan oleh Food and Drug Administration (FDA), Amerika Serikat. Meski masih dalam identifikasi lebih lanjut terkait efektivitas masing-masing vaksin terhadap varian Delta. Namun, telah ada hasil yang menjanjikan dari sejumlah penelitian.

Simak kekuatan setiap jenis vaksin dalam melawan varian Delta, seperti dilansir dari Healthline.

1. Vaksin Pfizer-BioNTech

Menurut analisis oleh Public Health England, dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech sekitar 88 persen efektif melawan penyakit simtomatik dan 96 persen efektif melawan varian Delta.

ilustrasi vaksin covid 19 pfizer biontech dan moderna

Ilustrasi vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dan Moderna ©Reuters

Studi yang sama menunjukkan sekira 80 persen efektif untuk mencegah infeksi akibat varian delta. Vaksin memiliki efek perlindungan terhadap infeksi dan kasus lebih ringan di rumah sakit.

Sementara pemberian dosis tunggal vaksin Pfizer-BioNTech hanya menawarkan sekitar 33 persen perlindungan terhadap penyakit simtomatik.

2. Vaksin Moderna

Sebuah studi terhadap vaksin Moderna menunjukkan mampu memberikan perlindungan terhadap varian delta dan varian lain.

Temuan menarik lainnya, vaksin ini lebih efektif dalam memproduksi antibodi terhadap delta daripada melawan beta.

Sementara pengujian dari Kanada, menemukan vaksin Moderna sekitar 72 persen efektif terhadap varian delta setelah dosis pertama. Namun penelitian lain menunjukkan bahwa efektivitasnya hampir sama dengan vaksin Pfizer-BioNTech.

3. Vaksin Johnson & Johnson

Sebuah uji klinis menunjukkan bahwa vaksin Johnson & Johnson, sekitar 85 persen efektif melawan penyakit parah dan menunjukkan perlindungan yang cukup kuat.

Hal itu menunjukkan bila vaksin J&J mendorong aktivitas antibodi penetralisir. Selanjutnya menghentikan virus menginfeksi sel-sel sehat, terhadap varian delta. Terhadap tingkat yang lebih tinggi dibanding varian beta.

Sedangkan hasil studi lain, yang melibatkan 20 orang yang menerima vaksin J&J. Terlihat vaksin ini mampu menetralkan varian delta dalam 29 hari sejak suntikan pertama. Yang kemudian perlindungan meningkat seiring waktu. (mdk/kur)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
Manfaat Vaksin DBD, Lengkap Beserta Syarat Mendapatkannya
Manfaat Vaksin DBD, Lengkap Beserta Syarat Mendapatkannya

Vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.

Baca Selengkapnya
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis

Merdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:

Baca Selengkapnya
Pakar Ungkap Vaksin Dengue Mampu Lindungi Diri dari DBD
Pakar Ungkap Vaksin Dengue Mampu Lindungi Diri dari DBD

Dia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.

Baca Selengkapnya
Punya Efek Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia
Punya Efek Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia

Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi

Salah satu hal yang banyak dipercaya adalah bahwa ketika seseorang pernah terkena DBD, dia tidak akan mengalaminya lagi.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin untuk Imunisasi Rutin Anak, Ini Daftarnya
Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin untuk Imunisasi Rutin Anak, Ini Daftarnya

Total jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Jawab Kabar Vaksin Mpox Eksperimental
Kemenkes Jawab Kabar Vaksin Mpox Eksperimental

Beredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM

Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.

Baca Selengkapnya