Pandemi Belum Usai, Waspadai Epidemi Ebola dengan Prokes dan Hidup Sehat
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 belum dinyatakan usai seutuhnya di seluruh dunia. Sejumlah negara masih gencar menggalakkan protokol kesehatan dam menggenjot vaksinasi. Di lain sisi, kasus terkonfirmasi terinfeksi virus Ebola tengah diprediksi menjadi epidemi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan tiga kasus terdeteksi di distrik Butsili, Kota Beni, Kongo, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (16/10). Dilaporkan bahwa dalam 10 hari terakhir, terdapat lima kasus dengan tiga di antaranya meninggal dunia.
"Kasus-kasus Ebola itu terdeteksi pada hari Sabtu di distrik Butsili, dekat kota Beni di mana wabah terakhir berpusat, tiga orang dari lima kasus yang dikonfirmasi telah meninggal dunia," tulis WHO dikutip dari Reuters, Selasa (19/10).Menurut pejabat kesehatan setempat, kasus tersebut diduga dari penyebaran virus terbaru terkait dengan wabah besar tahun 2018-2020. Di rentang itu virus Ebola merenggut lebih dari 2.200 nyawa dan menginfeksi lebih dari 1.000 orang lainnya.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
Melansir dari artikel WHO lain, Rata-rata tingkat kematian kasus Ebola virus disease (EVD) adalah sekitar 50%. Tingkat kematian kasus bervariasi dari 25% hingga 90%, saat wabah sebelumnya. Wabah ini pertama kali ditemukan di Afrika dan menyebar antar negara.
Penyakit virus Ebola termasuk penyakit parah yang memengaruhi manusia dan primata lainnya. Menyebar pada populasi manusia melalui kontak langsung darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi, serta permukaan yang terkontaminasi.
Cara Mencegah Tertular Virus Ebola
Terdapat sejumlah cara yang wajib dilakukan demi mencegah penularan virus Ebola. Termasuk di antaranya disiplin protokol kesehatan, serta mengikuti pola hidup sehat. Demi meningkatkan imunitas. Selain itu, bisa lakukan beberapa hal berikut ini menurut Pusat Pusat Pengendalian Penyakit (CDC):
1. Hindari kontak dengan darah dan cairan tubuh orang yang sedang sakit Ebola, seperti urin, feses, air liur, keringat, muntah, ASI, cairan ketuban, air mani, dan cairan vagina.
2. Sering mencuci tangan dan menjaga kebersihan.
3. Hindari kontak dengan air mani maupun sperma dari seorang pria yang telah pulih dari EVD. Tunggu sampai pengujian menunjukkan bahwa virus tersebut hilang dari air maninya.
4. Hindari kontak dengan barang-barang yang mungkin telah bersentuhan dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi (seperti pakaian, tempat tidur, jarum, dan peralatan medis).
5. Hindari pemakaman atau praktik memakamkan dengan melibatkan menyentuh jenazah seorang pasien meninggal karena EVD.
6. Hindari kontak dengan kelelawar, kijang hutan, dan primata seperti monyet dan simpanse. Bahkan hindari makan daging mentah yang dibuat dari hewan ini.
7. Setelah kembali dari wilayah yang mengalami wabah Ebola, harus memantau kesehatan selama 21 hari. Lalu segera mencari perawatan medis jika merasa mengalami gejala EVD. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaAhli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca Selengkapnya