Penjelasan Lengkap Rapid Test Virus Corona & Prosesnya, Bakal Digelar Massal di RI
Merdeka.com - Guna mencegah penyebaran virus corona atau covid-19, Pemerintah Indonesia telah memberdayakan rapid test di wilayah dengan risiko tinggi kasus tersebut. Hingga kini, masih banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana proses tes itu.
Sehingga perlu mengetahui apa sebenarnya rapid test virus corona itu, dan bagaimana prosesnya. Berikut ulasan lengkapnya dari berbagai sumber.
Rapid Test
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
-
Bagaimana Dinkes Jateng menekan penyebaran HIV? Untuk upaya menekan angka penyebaran HIV, Dinkes Jateng terus melakukan edukasi dan penyuluhan yang bekerjasama dengan yayasan dan menyasar komunitas mulai dari lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), pekerja seks, hingga penghuni lapas.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
Dilansir dari alodokter.com, ini merupakan metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi yang akan dibentuk jika tubuh terpapar oleh virus corona. Seseorang yang pernah terpapar virus corona maka antibodinya akan terdeksi melalui rapid test ini.
Antara 2020 Merdeka.com
Diperlukan waktu bagi tubuh dalam membentuk antibodi, yang dapat memakan waktu hingga beberapa minggu. Jadi, rapid test merupakan pemeriksaan untuk menyaring atau skrining saja, dan bukan untuk mendiagnosa infeksi virus corona.
Cara Kerja
Pertama, akan dilakukan pengambilan sample darah dari ujung jari guna diteteskan ke alat rapid test yang selanjutnya akan ditetesi dengan cairan untuk menandai antibodi pada alat yang sama. Hasil positif menunjukkan bahwa seseorang pernah terinfeksi virus corona, namun tak menutup kemungkinan hasilnya akan negatif jika orang dengan virus corona itu belum membentuk antibodi.
2020 Merdeka.com/Rasyid Ali
Maka perlu dilakukan rapid test ulang setelah 7-10 hari setelahnya, jika hasilnya negatif. Bagi seseorang yang menjalani rapid test dan mendapati hasil positif, belum tentu antibodi terhadap virus corona, bisa saja virus yang lain.
Bagi seseorang yang memiliki hasil positif maka akan dilakukan pemerikasaan lebih lanjut, sedangkan bagi pasien yang mendapati hasil negatif akan disarankan untuk melakukan isolasi diri.
Dibagi Menjadi Tiga Golongan
Pemerintah mengambil langkah untuk membagi golongan orang yang sudah melakukan kontak fisik dengan pasien positif. Pembagian tiga golongan tersebut ialah Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Ketiganya memungkinkan memiliki hasil negatif pada rapid test.
2020 Liputan6.com/Herman Zakharia
Maka dari itu disarankan bagi pasien negatif untuk tetap melakukan isolasi diri atau diberikan fasilitas kesehatan, karena hasil itu tidak memungkinkan benar-benar negatif virus corona.
Bagi pasien dengan status OTG dan ODP disarankan untuk mengisolasi diri secara mandiri. Kemudian pasien PDP dengan gejala ringan akan disarankan untuk mengisolasi diri di rumah. Semua pasien ini akan dituntut untuk kembali memeriksakan dirinya setelah 10 hari kemudian.
Dokter, Tenaga Medis dan Keluarga Diprioritaskan
Diketahui, dokter dan tenaga medis tengah menjadi garda terdepan menangani pasien terinfeksi virus corona. Sehingga mereka dan keluarganya akan dijadikan prioritas dalam melakukan tes virus corona. Hal tersebut tengah dijelaskan oleh Presiden Joko Widodo.
2020 Biro Pers Setpres
"Tadi pagi saya telah memerintahkan menteri kesehatan untuk rapid test yang diprioritaskan adalah dokter dan tenaga medis serta keluarganya terlebih dahulu," jelas Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (24/3)..
Selanjutnya tes akan dilakukan pada seseorang dengan status ODP dan PDP.
Tidak Semua Bisa Rapid Test
Rapid Test merupakan skrining yang tidak semua orang dapat melakukannya. Hal tersebut karena adanya keterbatasan alat yang dimiliki. Dilansir dari alodokter.com, Pemerintah Jawa Barat mengatakan bahwa rapid test hanya bisa dilakukan untuk masyarakat sebagai berikut.
2020 Liputan6.com/Herman Zakharia
1. Kategori A (masyarakat yang memiliki risiko tinggi untuk tertular, seperti ODP, PDP serta keluarga, tetangga, kerabat hingga petugas kesehatan yang menangani kasus corona.
2. Kategori B (masyarakat yang berprofesi sebagai petugas pelayanan kesehatan, klinik atau masyarakat dengan pekerjaan sosial yang tinggi seperti TNI, polisi, pejabat publik, ulama, petugas bandara, pedagang pasar).
3. Kategori C (masyarakat dengan gejala virus corona atau covid-19 berdasarkan keterangan fasilitas kesehatan dan bukan merupakan diagnosis diri sendiri). (mdk/bil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaBelasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca SelengkapnyaSejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca Selengkapnya