Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penjelasan Lengkap Rapid Test Virus Corona & Prosesnya, Bakal Digelar Massal di RI

Penjelasan Lengkap Rapid Test Virus Corona & Prosesnya, Bakal Digelar Massal di RI Rapid Test liputan6.com ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Guna mencegah penyebaran virus corona atau covid-19, Pemerintah Indonesia telah memberdayakan rapid test di wilayah dengan risiko tinggi kasus tersebut. Hingga kini, masih banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana proses tes itu.

Sehingga perlu mengetahui apa sebenarnya rapid test virus corona itu, dan bagaimana prosesnya. Berikut ulasan lengkapnya dari berbagai sumber.

Rapid Test

Orang lain juga bertanya?

Dilansir dari alodokter.com, ini merupakan metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi yang akan dibentuk jika tubuh terpapar oleh virus corona. Seseorang yang pernah terpapar virus corona maka antibodinya akan terdeksi melalui rapid test ini.

rapid test

Antara 2020 Merdeka.com

Diperlukan waktu bagi tubuh dalam membentuk antibodi, yang dapat memakan waktu hingga beberapa minggu. Jadi, rapid test merupakan pemeriksaan untuk menyaring atau skrining saja, dan bukan untuk mendiagnosa infeksi virus corona.

Cara Kerja

Pertama, akan dilakukan pengambilan sample darah dari ujung jari guna diteteskan ke alat rapid test yang selanjutnya akan ditetesi dengan cairan untuk menandai antibodi pada alat yang sama. Hasil positif menunjukkan bahwa seseorang pernah terinfeksi virus corona, namun tak menutup kemungkinan hasilnya akan negatif jika orang dengan virus corona itu belum membentuk antibodi.

pejabat pemkab dan orang dekat bupati bogor jalani rapid test

2020 Merdeka.com/Rasyid Ali

Maka perlu dilakukan rapid test ulang setelah 7-10 hari setelahnya, jika hasilnya negatif. Bagi seseorang yang menjalani rapid test dan mendapati hasil positif, belum tentu antibodi terhadap virus corona, bisa saja virus yang lain.

Bagi seseorang yang memiliki hasil positif maka akan dilakukan pemerikasaan lebih lanjut, sedangkan bagi pasien yang mendapati hasil negatif akan disarankan untuk melakukan isolasi diri.

Dibagi Menjadi Tiga Golongan

Pemerintah mengambil langkah untuk membagi golongan orang yang sudah melakukan kontak fisik dengan pasien positif. Pembagian tiga golongan tersebut ialah Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Ketiganya memungkinkan memiliki hasil negatif pada rapid test.

rapid test tenaga medis di bekasi

2020 Liputan6.com/Herman Zakharia

Maka dari itu disarankan bagi pasien negatif untuk tetap melakukan isolasi diri atau diberikan fasilitas kesehatan, karena hasil itu tidak memungkinkan benar-benar negatif virus corona.

Bagi pasien dengan status OTG dan ODP disarankan untuk mengisolasi diri secara mandiri. Kemudian pasien PDP dengan gejala ringan akan disarankan untuk mengisolasi diri di rumah. Semua pasien ini akan dituntut untuk kembali memeriksakan dirinya setelah 10 hari kemudian.

Dokter, Tenaga Medis dan Keluarga Diprioritaskan

Diketahui, dokter dan tenaga medis tengah menjadi garda terdepan menangani pasien terinfeksi virus corona. Sehingga mereka dan keluarganya akan dijadikan prioritas dalam melakukan tes virus corona. Hal tersebut tengah dijelaskan oleh Presiden Joko Widodo.

jokowi ikut ktt luar biasa di istana bogor secara virtual bahas covid 19

2020 Biro Pers Setpres

"Tadi pagi saya telah memerintahkan menteri kesehatan untuk rapid test yang diprioritaskan adalah dokter dan tenaga medis serta keluarganya terlebih dahulu," jelas Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (24/3)..

Selanjutnya tes akan dilakukan pada seseorang dengan status ODP dan PDP.

Tidak Semua Bisa Rapid Test

Rapid Test merupakan skrining yang tidak semua orang dapat melakukannya. Hal tersebut karena adanya keterbatasan alat yang dimiliki. Dilansir dari alodokter.com, Pemerintah Jawa Barat mengatakan bahwa rapid test hanya bisa dilakukan untuk masyarakat sebagai berikut.

rapid test tenaga medis di bekasi

2020 Liputan6.com/Herman Zakharia

1. Kategori A (masyarakat yang memiliki risiko tinggi untuk tertular, seperti ODP, PDP serta keluarga, tetangga, kerabat hingga petugas kesehatan yang menangani kasus corona.

2. Kategori B (masyarakat yang berprofesi sebagai petugas pelayanan kesehatan, klinik atau masyarakat dengan pekerjaan sosial yang tinggi seperti TNI, polisi, pejabat publik, ulama, petugas bandara, pedagang pasar).

3. Kategori C (masyarakat dengan gejala virus corona atau covid-19 berdasarkan keterangan fasilitas kesehatan dan bukan merupakan diagnosis diri sendiri). (mdk/bil)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Siagakan 12 Laboratorium untuk Periksa Virus Cacar Monyet
Kemenkes Siagakan 12 Laboratorium untuk Periksa Virus Cacar Monyet

Belasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Siap Tekan Persebaran Mpox atau Cacar Monyet, Kemenkes Siapkan 12 Laboratorium di Seluruh Indonesia
Siap Tekan Persebaran Mpox atau Cacar Monyet, Kemenkes Siapkan 12 Laboratorium di Seluruh Indonesia

Kemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru

Sejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.

Baca Selengkapnya
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih

Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.

Baca Selengkapnya