Peran Orangtua dalam Mencegah Penularan Covid-19 pada Anak-Anak
Merdeka.com - Tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menemukan hasil studi, bahwa pasien anak berisiko fatalitas tinggi untuk terinfeksi Covid-19. Penelitian yang dilakukan pada periode Maret-Oktober 2020 tersebut meneliti 490 pasien anak yang dirawat karena Covid-19.
Disebutkan bahwa 40 persen di antaranya dengan tingkat fatalitas tinggi. Dari hasil penelitian diterbitkan pula International Journal of Infectious Diseases dengan judul 'Mortality in children with positive SARS-CoV-2 polymerase chain reaction test: Lessons learned from a tertiary referral hospital in Indonesia'.
"Sebagian besar pasien anak yang meninggal memiliki komorbid. Umumnya memiliki lebih dari satu komorbid. Kebanyakan yang dominan adalah pasien dengan gagal ginjal, kemudian pasien dengan keganasan," kata Dr. dr. Rismala Dewi, SpA, peneliti utama riset, acara jumpa pers Jumat (4/6).
-
Siapa yang paling sering terkena kanker anak? Menurut data dari World Health Organization (WHO), secara global ada sekitar 400 ribu anak dan remaja yang terkena kanker setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, angka tersebut mencapai 11 ribu kasus setiap tahun.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang terkena kanker anak? Leukemia, lymphoma (kanker kelenjar getah bening), dan tumor otak adalah beberapa jenis kanker yang paling umum menyerang anak-anak di Indonesia.
-
Siapa yang terdampak pneumonia anak? Mycoplasma pneumonia adalah infeksi yang menular melalui droplet di udara saat batuk atau bersin, menyerang tidak hanya anak-anak usia sekolah tetapi juga orang dewasa.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Selain itu, hasil penelitian Universitas John Hopkins, UNICEF terdapat lebih dari 7.100 anak dan remaja meninggal karena Covid-19. Sementara kasus sekitar 12 juta anak dan remaja yang terinfeksi.
Sementara dalam kesempatan terpisah, Sabtu (5/6) Prof. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, Guru Besar Fakultas Kedokterteran Universitas Padjadjaran dan dokter spesialis anak, mengatakan menurut referensi jurnal medis terpercaya, risiko anak untuk terinfeksi dan sakit akibat Covid-19 sangat rendah.
Jika pun tertular, akan memberi gejala ringan atau tidak sama sekali. Kendati demikian, Prof. Cissy menambahkan bahwa tak menutup kemungkinan kalau pasien anak ada yang bergejala berat, masuk ICU, bahkan ada yang meninggal dunia akibat Covid-19.
"Biasanya karena memiliki penyakit lain sebelumnya seperti komorbid atau kurang gizi. Fatalitas di negara lain sebenarnya cukup rendah meski dalam hasil studi di Indonesia kita tinggi," ungkapnya.
Pernyataan Prof. Cissy mengacu pada jurnal medis berjudul Children and Adolescents With SARS-CoV-2 Infection. Sejumlah anak yang terinfeksi Covid-19, tidak menunjukkan gejala (asymptomatic) atau bergejala ringan.
Dari 203 pasien yang tertular, 54,7 persen tidak memperlihatkan gejala. Sedangkan 26,1 persen saja yang perlu perawatan, serta yang paling banyak dirawat ialah bayi berusia kurang dari satu tahun, yakni 19,5 persen dari total kasus.
Hal penting yang patut diketahui, orang dewasa berperan krusial dalam penularan virus Covid-19 kepada anak-anak. Sementara anak-anak menularkan pada antar temannya.
Melansir dari jurnal medis lain dari RSUD Mataram, NTB berjudul Characteristics and Outcomes of Children with Covid-19 in West Nusa Tenggara Province. Menyebutkan bahwa fatalitas kasus Covid-19 pada anak karena terlambatnya datang ke pelayanan kesehatan, adanya penyakit lain, dan akses ke pelayanan kesehatan yang sulit.
Orangtua perlu untuk terus menjaga anak-anak agar tidak tertular. Dikhawatirkan saat anak-anak dengan penyakit penyerta seperti jantung, ginjal, TBC, asma, akan memperburuk kondisinya apabila tertular Covid-19.
"Protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat untuk menjaga anak-anak tidak tertular Covid-19. Orang tua harus berperan dengan mengajarkan anak-anak mereka cara menjaga diri dengan baik. Perlu diberikan contoh seperti misalnya, tidak dibawa ke kerumunan seperti ke pusat perbelanjaan, piknik, atau ke restoran yang banyak orangnya," terang Prof. Cissy.
Ia menekankan untuk terus mempertahankan daya tahan tubuh anak-anak dengan mencukupi kebutuhan makanan bergizi seimbang, minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup, olahraga teratur dan cek serta lengkapi imunisasinya.
"Kalau perlu siapkan jadwal kegiatan harian untuk anak usia sekolah dasar. Kalau sudah remaja, kontrol dan tanyakan kegiatan hariannya, ini penting untuk mempersiapkan mereka saat nanti pembelajaran tatap muka dibuka kembali, agar disiplin protokol kesehatan dari rumah sampai sekolah nanti," pungkasnya. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Virus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaPolusi udara yang buruk turut menjadi pendorong kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaSurvei pada 2023 menunjukkan kesehatan mental generasi Z lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial dan boomers.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap bahwa paparan polusi udara di masa kanak-kanak bisa menyebabkan risiko bronkitis pada usia dewasa.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia, kurang lebih 11 ribu anak per tahun yang terdiagnosis kanker.
Baca Selengkapnya