Potret Lawas Ki Hadjar Dewantara Dijenguk Bung Karno saat Sakit, Beri Pesan Terakhir
Merdeka.com - Sosok pahlawan nasional, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal sebagai Ki Hadjar Dewantara merupakan salah satu mentor bagi Presiden RI pertama, Soekarno.
Sebelum meninggal, pahlawan Nasional bidang Pendidikan ini sempat jatuh sakit. Kala itu Bung Karno menjenguk sang guru, dan rupanya terdapat pesan terakhir sebelum berpulang ke Pangkuan Ilahi.
Kisah haru kepergiannya cukup menyayat hati. Konsep pendidikan, hingga semboyan ciptaannya 'tut wuri handayani' masih tersemat indah sampai saat ini. Bahkan diabadikan sebagai slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
-
Kenapa Soekarno berpesan agar bangsa Indonesia menghormati jasa pahlawannya? Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.
-
Mengapa Bung Karno sungkem pada ibunya? Sadar betapa besarnya jasa sang ibu, Bung Karno selalu menghomati perempuan yang melahirkan dan membesarkannya itu.
-
Apa yang dilakukan Bung Karno saat pulang ke Blitar? Beberapa foto yang menggambarkan hubungan harmonis anak dan ibu adalah saat di mana sang proklamator itu tengah sungkem pada ibunda tercinta.
-
Siapa ibu dari Bung Karno? Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi orang hebat salah satunya berkat peran besar sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai.
-
Apa nama sekolah dasar tempat Soekarno belajar? Bung Karno dulu menempuh pendidikan SD di Sekolah Ongko Loro (kini SDN Purwotengah) dan SMP di Europesche Lagere School (ELS) yang kini SMPN 2 Kota Mojokerto.
Simak selengkapnya berikut ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Jumat (14/1).
Profil Singkat Ki Hadjar Dewantara
ilustrasi ki Hajar Dewantara, liputan6.com
Ki Hadjar Dewantara terlahir dari keluarga Kadipaten Paku Alam Yogyakarta, dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Dia merupakan putra dari GPH Soerjaningrat, serta cucu dari Pakualam III.
Ki Hadjar Dewantara terkenal sebagai aktivis pergerakan kemerdekaan, kolumnis, politisi, serta pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di masa penjajahan Belanda.
Sebagai bentuk penghormatan, tanggal kelahiran beliau diperingati di Indonesia menjadi Hari Pendidikan Nasional. Semboyan ciptaannya menjadi slogan bagi Kemdikbudristek. Kemudian namanya diabadikan di sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara.
"Ki Hadjar Dewantoro sendiri adalah seorang Pangeran dari Kadipaten Paku Alam Yogyakarta, dengan nama Suwardi Suryoningrat, kakak kandungnya adalah Surjopranoto yang amat dikenal aktif dalam gerakan buruh, dan kerap memimpin pemogokan di masa masa pergerakan Indonesia 1920-1935," tulis dalam keterangan foto akun Instagram @reuninostalgia.
Ki Hadjar Dewantara dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden Soekarno pada 28 November 1959. Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 305 Tahun 1959.
Sepak Terjang di Dunia Pendidikan
Ki Hadjar menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Hebatnya lagi, ia melanjutkan studi di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Sekolah Dokter Bumiputera, tapi tidak sampai tamat.
Sebagai bentuk pengabdian bagi RI, beliau mendirikan Perguruan Taman Siswa, lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi supaya bisa memperoleh hak sekolah, layaknya para priyayi maupun orang-orang Belanda di masa itu.
"Ki Hadjar mendirikan Sekolah Taman Siswa, yang oleh Bung Karno dijadikan rujukan Sekolah Berkepribadian Nasional," sambungnya dalam caption.
Sejumlah tokoh kenamaan lulusan Taman Siswa di antaranya Benyamin S, Ateng, Sutradara besar Sjumandjaja, Rano Karno, SM Ardan dan masih banyak lagi.
"Para lulusan Taman Siswa dididik rasa cinta tanah airnya kepada bangsa dan negara. Dikenalkan kepribadian bangsa, dan bagaimana cara mencintai Indonesia dengan tulus, hasilnya banyak dari mereka yang mampu berkarya besar dan memberikan warna khas Indonesia," imbuhnya.
Sahabat Aktivis
Ki Hajar Dewantara 2.bp.blogspot.com
Ki Hadjar Dewantara memiliki sahabat di bidang pendidikan, yakni Tjipto Mangoenkoesoemo dan Setiabudi Douwes Dekker. Bahkan mereka sempat mendirikan surat kabar bernama De Expres yang pertama kali rilis di Bandung, 1 Maret 1912.
Ketiga tokoh hebat ini kerap disebut sebagai Tiga Serangkai. Isi surat kabarnya begitu komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial. Mengusung ide-ide tentang nasionalisme dan masalah politik di Hindia Belanda.
Selain itu, konsep pendidikan yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara masih terjaga hingga saat ini. Kerap digaungkan dalam segala kegiatan pendidikan dan bentuk kerja sama.
"Ki Hadjar Dewantoro juga mengenalkan konsep pendidikan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa , Tut Wuri Handayani ". Yang artinya : Di depan memberikan teladan, di tengah-tengah memberikan semangat dan gagasan, di belakang mendorong," paparnya.
Pesan Terakhir Sang Pelopor Pendidikan
Instagram @reuninostalgia ©2022 Merdeka.com
Di tahun 1959, Ki Hadjar Dewantara sakit keras dan Bung Karno menjenguknya sekira di bulan April. Dalam sebuah foto, dia terus menerus melihat wajah Bung Karno.
"Pelan pelan air mata meleleh dari dua matanya. Dan memegang tangan Bung Karno," terangnya.
Sebuah pesan yang teramat dalam dari Ki Hadjar Dewantara untuk menitipkan Indonesia, melalui dunia pendidikan.
"Seolah olah ia menitipkan Indonesia pada Bung Karno, sebuah bangsa yang larut dalam gelombang sejarahnya, dimana pendidikan yang selalu jadi pusat perhatiannya : 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa'," pungkasnya.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut potret Bapak Pendidikan Nasional saat dikunjungi oleh sosok penguasa Indonesia sebelum wafat.
Baca SelengkapnyaSejumlah foto Bung Karno tengah sungkem kepada ibunya beredar di media sosial. Momen itu menggambarkan 'surga berada di telapak kaki ibu'
Baca SelengkapnyaPerayaan ulang tahun ke-66 itu dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat secara sederhana di salah satu ruangan di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaAda sejarah penting di balik tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Baca SelengkapnyaSebuah potret lawas yang merekam aktivitas sang Proklamator beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, anak dan cucu Bung Karno ini tak pernah melewatkan kesempatan nyekar ke makam.
Baca SelengkapnyaDatuk Mujib, seorang guru spiritual Presiden Soekarno yang merupakan keturunan Raja Bone Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaPesan itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam silaturahmi di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ende, Jalan Eltari, Ende Tengah, NTT, Sabtu (1/6).
Baca SelengkapnyaWakil Ketua BKSAP DPR 2019-2024 Putu Supadma Rudana mengatakan pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia harus dikaji saat ini.
Baca SelengkapnyaKampanye di Ende, Ganjar Pranowo Napak Tilas di Rumah Pengasingan Bung Karno
Baca Selengkapnya