Profil Chaerul Anwar Nidom, Guru Besar Unair Ungkap Jahe-Kunyit Bisa Tangkal Corona
Merdeka.com - Virus corona hingga kini masih meneror sejumlah negara, termasuk Indonesia. Bahkan, hingga kini penangkal virus corona pun masih dicari dan dipertanyakan.
Tetapi, salah satu peneliti asal Indonesia berhasil menemukan penangkal virus corona. Peneliti tersebut ialah Chaerul Anwar Nidom.
Penasaran dengan sosok Chaerul Anwar Nidom? Berikut profil lengkapnya.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Guru Besar Universitas Airlangga
2020 Merdeka.com/airc.unair.ac.id
Chaerul Anwar Nidom merupakan Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga. Sebelum menemukan penangkal virus corona, nama Chaerul Anwar telah lama dikenal oleh publik.
Hal ini karena penemuannya tentang flu burung. Bahkan, hingga kini namanya kerap disebut tiap kali ada pembahasan tentang flu burung.
Putra Asli Jawa Timur
Chaerul Anwar Nidom lahir di Pasuruan, 8 Maret 1958. Ia merupakan putra asli Jawa Timur dan salah satu peneliti di bidang flu burung yang dimiliki Indonesia. Nidom mendalami spesialisasi nya tersebut di University of Tokyo, Jepang. Prestasinya pun tak perlu diragukan lagi.
Penemuan Tentang Flu Burung
2020 Merdeka.com/news.unair.ac.id
Pada tahun 2003, Nidom mendapat tawaran dari Departemen Pertanian untuk bergabung bersama tim Peneliti Penyakit Unggas Nasional. Tim penelitian tersebut dibentuk dengan tujuan untuk mencari tahu mengapa angka kematian unggas di Indonesia jumlahnya dapat sampai tak terkontrol. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa penyebab kematian unggas di Indonesia yaitu jenis virus flu burung yang berasal dari Guangdong, China.
Temukan Penangkal Virus Corona
Setelah dikenal publik karena penemuannya tentang flu burung, kini nama Chaerul Anwar kembali muncul setelah dikabarkan menemukan penangkal virus corona. Dari hasil risetnya tersebut, Nidom mengatakan jika virus corona atau COVID-19 dapat diatasi dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung curcuma. Tanaman-tanaman yang mengandung curcuma pun sangat mudah ditemukan di Indonesia.
Menggunakan Rempah Asli Indonesia
Shutterstock
Menurut Nidom, beberapa rempah-rempah yang dapat menangkal virus corona seperti, jahe, kunyit dan temulawak. Makanan atau minuman yang mengandung curcuma diyakini dapat membantu menangkal virus corona."Di beberapa tempat saya tawarkan apa yang bisa digunakan untuk menangkal virus corona. Kita bisa mengatasinya dengan mengonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung curcuma seperti jahe, kunyit dan temulawak," ujar Nidom.
(mdk/add)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Virus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat mewaspadai virus Nipah.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaTemuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Baca SelengkapnyaProf. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan agar kita waspada terhadap peningkatan kasus gondongan dan cacar air di kalangan siswa.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaWakil ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh meminta masyarakat tidak panik terhadap virus HMPV.
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca Selengkapnya