Psikologi Anak Usia 17 Tahun Beserta Cara Menyikapi, Pahami dengan Baik
Merdeka.com - Psikologi anak usia 17 tahun hendaknya menjadi perhatian para orangtua. Memiliki buah hati memang merupakan momen membahagiakan yang tak dapat tergantikan dengan apa pun.
Namun seiring berjalannya waktu, anak pasti akan tumbuh dan berkembang. Lambat laun, mereka akan menginjak usia remaja dan mulai memiliki psikologis dan karakter yang cenderung berbeda dengan masa kecil.
Sudah sepantasnya, para orangtua tetap turut serta mengambil peran di dalamnya untuk mengawasi perkembangan buah hati menuju usia dewasa. Secara umum, psikologis anak usia 17 tahun tak jauh berbeda dengan perubahan idealisme dan pandangannya selama ini.
-
Kenapa masa remaja penting untuk membentuk kepribadian? Masa remaja merupakan fase krusial dalam kehidupan seseorang karena masa ini dapat memengaruhi perkembangan mental dan pembentukan sikap, minat, dan niat pada remaja.
-
Siapa yang merasakan kebahagiaan ketika anak dewasa? Kiwari, mangsa kuring geus sawawa… geus bisa hirup jeung neangan hurip sorangan, kuring yakin, kabagjaan indung pari purna ku eta hal.
-
Bagaimana remaja menghadapi masa peralihan? Remaja sering menghadapi kesulitan dalam mengatasi masalah yang muncul selama masa peralihan mereka. Mereka mungkin merasa bingung dan tidak yakin tentang identitas mereka atau mengalami tekanan dari teman sebaya dan lingkungan sosial mereka.
-
Kapan kepribadian berkembang? Seperti diketahui, manusia adalah makhluk yang dinamis. Ini menunjukkan bahwa manusia terbuka akan berbagai perubahan dalam hidup, termasuk karakter atau kepribadian diri.
-
Apa itu kedewasaan emosional? Kedewasaan emosional adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan untuk mengatasi emosi, berkomunikasi dengan baik, dan merespons situasi dengan tenang dapat memengaruhi kualitas hubungan sosial dan pribadi kita.
-
Kapan karakter anak terbentuk? Ciri-ciri karakter ini mulai muncul pada masa sekolah dasar.
Terdapat begitu banyak pandangan, pengetahuan, dan informasi baru yang rentan mempengaruhi gaya dan pola berpikirnya. Maka dari itu, diperlukan cara menyikapi yang benar dan tepat untuk menghadapi perkembangan psikologis anak usia 17 tahun.
Lantas, apa saja psikologis anak usia 17 tahun hingga cara menyikapi yang tepat bagi para orangtua? Simak ulasannya berikut ini yang berhasil merdeka.com rangkum dari berbagai sumber.
Psikologi Anak Usia 17 Tahun
Melansir dari situs Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY, terdapat beberapa tahapan psikologi anak usia 17 tahun hingga siap menjadi dewasa. Secara umum, hal ini terbagi menjadi 6 tahapan perkembangan mental.
Berikut tahapan psikologi anak usia 17 tahun yang wajib dipahami para orangtua:
1. IdealSaat mulai menginjak usia 17 tahun, anak-anak akan mulai memiliki pengetahuan yang berasal dari lingkungannya. Berbagai informasi tersebut akan mulai membentuk suatu pola pikir yang ideal menurut mereka.
2. Mulai Berperan & Terlibat AktifAnak usia 17 tahun akan mulai mencari jati dirinya sendiri. Hal ini secara umum dilakukan mereka dengan mulai berperan aktif dalam kehidupan, keluarga, bahkan memulai mencari lingkungan ideal di luar keluarga atau yang pernah diketahuinya.
3. Belajar KemandirianBagi anak usia 17 tahun, kemandirian merupakan bagian dari pencarian jati diri. Maka dari itu, pada usia ini biasanya mereka akan mulai mengenal kemandirian. Mereka akan antusias untuk mulai belajar mencapai kemandirian baik di bidang emosional ataupun finansial.
©Unsplash/alexandra lammerink
4. Lebih Mampu Menjaga HubunganPsikologi anak usia 17 tahun yang berikutnya adalah kemampuannya yang mulai lebih dapat mempertahankan hubungan yang stabil. Hal ini dapat dilakukan mereka baik pada hubungan kepada teman hingga lawan jenis.
5. Merasa Sebagai Orang DewasaPsikologi anak usia 17 tahun cenderung akan mulai menganggap bahwa dirinya dapat diandalkan menjadi seseorang yang dewasa. Bahkan, mereka akan mulai berpikir bahwa keberadaannya setara dengan anggota keluarga dewasa yang lainnya.
6. Hampir Siap Menjadi DewasaTerakhir, psikologi anak usia 17 tahun cenderung akan siap menjadi dewasa setelah melalui beberapa tahapan di atas. Seiring berjalannya waktu, mereka akan mulai berani bertindak dengan pola pikirnya yang mandiri dan dewasa setelah cukup berpikir matang.
Dampak Psikologis
Anak usia 17 tahun yang mulai berpikir mandiri cenderung akan memiliki dampak tanpa disadari. Biasanya, dampak tersebut akan mengikuti lingkungan yang menjadi perhatiannya untuk tumbuh dewasa.
©2019 Merdeka.com/Pexels
Adapun beberapa dampak psikologi anak usia 17 tahun yakni sebagai berikut:
- Cenderung mulai menggeluti masalah sosial dan politik di sekitarnya. Selain itu, nilai-nilai agama dan keyakinan selama ini pun akan semakin dipelajari atau semakin dipertanyakan.
- Mulai belajar mengatasi stres yang dihadapinya. Hal ini memungkinkan bagi mereka untuk lebih senang untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman daripada berlibur dengan keluarga.
- Terdapat suatu masa di mana kecemasan dan ketidakpastian masa depan dapat merusak harga diri dan keyakinan diri yang telah dibangunnya selama ini.
- Mulai memiliki ketertarikan dengan lawan jenis yang lebih serius dan banyak menghabiskan waktu bersama dengan mereka.
- Merasa memiliki pengalaman yang baru, lebih baik, dan berbeda dengan keluarga serta orangtua.
- Terdapat kemungkinan bagi mereka untuk hidup sendiri.
Cara Menyikapi
Bila tak disikapi dengan baik, maka psikologi anak usia 17 tahun dapat membawa pengaruh negatif di masa kehidupannya kelak. Masa-masa ini sebenarnya yang paling tepat untuk membangun hubungan baik dengan anak.
©Unsplash/alexandra lammerink
Berikut cara menyikapi anak usia 17 tahun yang mulai memiliki pola pikir berbeda:
1. KomunikasiBiasakan untuk selalu membuka komunikasi dengan mereka. Rasa ingin tahu anak-anak usia 17 tahun masih cukup tinggi sehingga hal ini harus diseimbangkan dengan pengetahuan dari orangtua.
2. Cari Solusi BersamaSetelah komunikasi dibangun, maka langkah selanjutnya adalah mencari solusi bersama di berbagai kesempatan terlebih saat mereka memiliki masalah. Upayakan agar idenya selalu didengar dan beri masukan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik dan bertanggungjawab.
3. Menjadi Partner DiskusiUsia yang berjarak bukan menjadi masalah. Hal ini justru dapat membuat perspektif yang semakin banyak jika kita turut menjadi rekan diskusi yang menyenangkan bagi mereka. Selalu tempatkan anak sebagai rekan yang dapat membicarakan hal-hal apa saja dan hindari untuk memberikan kesan jika keinginan orangtua harus dituruti. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Munculnya karakter anak perlu dikenali oleh orangtua untuk menentukan cara parenting yang tepat bagi perkembangan buah hati.
Baca SelengkapnyaRemaja merupakan fase perkembangan manusia yang terjadi antara masa anak-anak dan dewasa, umumnya berkisar pada rentang usia 12 hingga 18 tahun.
Baca SelengkapnyaAda masanya anak akan mengalami percepatan pertumbuhan yang membuat mereka menjadi lebih rewel dalam keseharian.
Baca SelengkapnyaMembesarkan anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang perlu diketahui orangtua.
Baca SelengkapnyaPada anak yang sudah menginjak usia remaja, terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan orangtua untuk memaksimalkan pertumbuhan buah hati.
Baca SelengkapnyaRangkuman fakta anak ketiga dalam percintaan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaTingkah laku dan perilaku anak kerap dituduh sebagai perbuatan nakal padahal bukan.
Baca SelengkapnyaOrang tua butuh keterampilan khusus untuk menyikapi masa-masa pubertas seorang anak dengan tepat.
Baca SelengkapnyaAnak pertama memiliki karakter serupa sama lain. Ternyata hal tersebut sesuai dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan.
Baca SelengkapnyaAda banyak faktor yang membuat masa remaja penuh drama
Baca SelengkapnyaDalam memaksimalkan perkembangan anak remaja, orangtua bisa membantu.
Baca Selengkapnya