Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Reaksi Keras Muhammadiyah Laskar FPI Tewas Ditembak Polisi, Tuntut Jokowi Lakukan Ini

Reaksi Keras Muhammadiyah Laskar FPI Tewas Ditembak Polisi, Tuntut Jokowi Lakukan Ini Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Instagram/@tvmuhammadiyah ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, menuntut Presiden Joko Widodo untuk segera membentuk tim independen guna mengungkap peristiwa yang menewaskan 6 anggota laskar Front Pembela Islam (FPI).

Hal tersebut, disampaikan dalam konferensi pers virtual yang dibagikan oleh Instagram resmi @tvmuhammadiyah, pada Selasa (9/12) kemarin. Dalam video yang dibagikan, Busyro mendesak Presiden selaku pemegang wewenang tertinggi, untuk tidak mengambil sikap yang minimalis atau formalistik.

Melainkan, meminta Presiden untuk bersikap tegas dalam mengkaji masalah ini secara objektif berdasarkan fakta yang ada. Berikut informasi selengkapnya:

Peristiwa Penembakan

Kasus penembakan yang menewaskan 6 anggota laskar FPI menjadi sorotan berbagai pihak. Insiden penembakan itu disebut terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.

Polisi menembak mati enam orang yang melakukan pengawalan terhadap pimpinan FPI Muhammad Rizieq Syihab. Polisi menyebut, penembakan dilakukan setelah polisi diserang saat melakukan penyelidikan pengerahan massa saat pemeriksaan Rizieq terkait kasus kerumunan di Petamburan.

FPI Bantah Ada Baku Tembak

Sementara itu, Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman,  membantah terjadi penyerangan oleh anggota laskar FPI kepada anggota polisi di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12) dini hari. Munarman menjelaskan kronologi dari sisi FPI. Ketika itu, rombongan mobil yang membawa pimpinan FPI Rizieq Shihab tengah dikawal dengan empat mobil oleh anggota laskar FPI. Rombongan disebut diikuti sejak keluar dari Sentul.Munarman mengatakan, pihak penguntit tidak bisa diidentifikasi karena tidak mengenakan seragam. Mereka berusaha menyetop rombongan Rizieq. Laskar yang mengawal pun bereaksi. Munarman membantah laskar FPI menyerang dengan senjata api. Ia mengatakan, hal itu merupakan fitnah yang disampaikan kepolisian. Menurutnya, anggota laskar tidak pernah dibekali senjata api atau senjata tajam."Para pengawal tentu saya bereaksi untuk melindungi IB HRS (Habib Rizieq Syihab) itu reaksi normal karena memang bertugas untuk mengawal. Reaksi normal. Kalau betul, coba itu dicek senpinya, nomor register senpinya, pelurunya itu tercatat. Cek saja, silakan dicek, pasti bukan punya kami. Karena kami tidak punya akses terhadap senpi dan tidak mungkin membeli dari pasar gelap. Jadi bohong, bohong sama sekali," kata Munarman.Lebih lanjut, Munarman menduga jika anggota laskar itu dibunuh di tempat lain. Ia mengatakan, di lokasi di jalan tol itu tidak ada jenazah laskar yang disebut polisi ditembak di tempat. "Kalau sejak awal tembak menembak berarti dia tewasnya di tempat. Semalam saya sendiri sampai jam 3 sudah ngecek dengan teman-teman di lapangan tidak ada jenazah di situ, tidak ada keramaian di situ, yang ada justru petugas aparat setempat yang ada di lokasi yang diperkirakan pintu tol Karawang Timur," kata Munarman.Setelah itu, salah satu laskar, kata Munarman, mengirimkan pesan suara rintihan dari anggota yang ditembak. Kemudian, telepon genggam enam orang laskar itu tidak bisa dihubungi."Kita sudah cari dari pagi siang sebelum pengumuman dari pihak polda kita sudah cari kemana-kemana. Ke RS kita cari, ke kantor polisi kita cari karena kita anggapnya itu orang hilang," kata dia.Saat ini, 6 jenazah anggota laskar FPI itu dikatakan berada di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Menurut Munarman, identitas korban itu adalah Fais, Ambon, Andi, Reza, Lutfi dan Khadafi.

Keterangan Versi Polisi

Sementara itu, pihak Polisi mengungkapkan jika sebelum peristiwa penembakan terhadap 6 anggota FPI, terlebih dahulu terjadi bentrok antara anggota Polda Metro Jaya dan pengikut pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Syihab di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50 pada Senin (7/12) dini hari. Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran menjelaskan kronologi kejadian bentrok tersebut. Dia mengatakan, kejadian itu berawal ketika anggota Polda Metro Jaya menelusuri kabar pihak mengkoordinir massa Rizieq sekitar pukul pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta Cikampek, KM 50.Menurut dia, informasi pengerahan massa itu didapat polisi dari pelbagai sumber termasuk pesan di grup percakapan WhatsApp. Namun saat itu terjadi penyerangan terhadap enam anggota Polda Metro Jaya yang menelusuri informasi tersebut.Fadil menuturkan, polisi kemudian bertemu dengan salah satu kendaraan di ruas jalan tol. Ketika anggota Polda Metro Jaya membuntuti, mobil itu mempepet dan melakukan penyerangan menggunakan senjata api dan senjata tajam. Kepolisian pun melepaskan tembakan. Enam orang meninggal dunia lokasi kejadian. Sementara empat orang lainnya kabur."Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tegas dan terukur sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang ada enam orang yang meninggal dunia," ungkap Fadil.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Mengecam Penembakan Hingga Tewas

Tewasnya 6 anggota laskar FPI itu pun menuai beragam sorotan dan pertanyaan dari publik. Sebab, dari kedua belah pihak yang terlibat memberikan keterangan yang berbeda. Terlepas dari benar atau salah, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas tetap menyesalkan terjadinya peristiwa yang mengakibatkan tewasnya 6 laskar FPI.  "Untuk pertama-tama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tidak hanya menyesalkan namun mengutuk terjadinya kekerasan apalagi jika itu dilakukan oleh aparat yang punya kuasa. Demikianpun juga apabila itu dilakukan oleh pihak-pihak lain," kata Busyro, dalam konferensi pers virtual, dilansir dari Instagram @tvmuhammadiyah.

ketua pimpinan pusat muhammadiyah

Instagram/@tvmuhammadiyah ©2020 Merdeka.com

Menurutnya, peristiwa ini perlu dijadikan sebagai koreksi fundamental bagi negara. Sebab, menurutnya negara memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya sesuai yang tertulis dalam UUD 1945. "Oleh karena itulah terhadap peristiwa ini, kami menghimbau, memberikan rasa keprihatinan untuk bagaimana peristiwa ini menjadi bahan koreksi yang fundamental, koreksi total untuk kesekian kalinya terutama bagi negara," tambahnya.

Meminta Polisi Mengungkap Peristiwa Ini dengan Jujur

ketua pimpinan pusat muhammadiyah

Instagram/@tvmuhammadiyah ©2020 Merdeka.com

Lebih lanjut, Busyro meminta kepada pihak kepolisian untuk menunjukkan kejujuran dan profesionalitasnya dalam mengungkap kasus ini. "Oleh karena itu diminta dengan sangat peristiwa ini menjadi pelajaran untuk yang kesekian kalinya, jangan sampai kemudian terulang atau diulang lagi. Tentu kepada aparat kepolisian kita meminta dan kita tuntut untuk menunjukkan kejujuran dan profesionalitasnya," ungkapnya.

Tuntutan Kepada Presiden Joko WidodoTak hanya itu, Busyro juga menuntut Presiden Joko Widodo selalu Pimpinan tertinggi dari TNI dan Polri, untuk membentuk tim independen yang melibatkan berbagai pihak dan lapisan masyarakat dalam mengungkap peristiwa tersebut.

ketua pimpinan pusat muhammadiyah

Instagram/@tvmuhammadiyah ©2020 Merdeka.com

"Dan untuk presiden selaku Panglima tertinggi TNI dan Polri, juga kami mendesak terhadap peristiwa ini bukan saja diambil sikap yang minimalis atau formalistik. Tapi, dibentuk satu tim yaitu tim independen yang terdiri dari sejumlah pihak. Ada lembaga negara misal komnas HAM ada lembaga yang lain yang terkait dengan persoalan yang sudah terjadi, dan unsur masyarakat yang memiliki kompetensi dan track record untuk menelaah mengkaji masalah ini secara objektif berdasarka fakta tidak ada yang disembunyikan," kata Busyro.Menurutnya, dibentuknya tim independen merupakan hal yang sagat penting di situasi saat ini. Sebab, dengan melibatkan berbagai pihak diharapkan akan ada proses penyelidikan yang balance dan tidak sepihak. "Tim independen ini penting, karena kita hidup di negara yang menganut sisi demokrasi yang mengandung moralitas demokrasi yang dijiwai oleh Pancasila dan komitmen rakyat yang begitu kuat moralitasnya, itu menuntut ada proses yang balance yang tidak sepihak proses yang menunjukkan keterbukaan, kejujuran, dan akuntabilitas. Oleh karena itu pimpinan pusat Muhammadiyah sangat mendesak dibentuknya tim independen tersebut," pungkasnya.

(mdk/khu)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Disinggung Anies di Debat Capres, Ini Sederet Fakta Tragedi KM 50 yang Menewaskan 6 Laskar FPI
Disinggung Anies di Debat Capres, Ini Sederet Fakta Tragedi KM 50 yang Menewaskan 6 Laskar FPI

Anies Baswedan menyinggung tragedi KM50 kepada capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat Capres perdana.

Baca Selengkapnya
Keras, Panglima TNI Janji Hukum Berat Prajurit Pembunuh Imam Masykur & Sidang Terbuka buat Umum
Keras, Panglima TNI Janji Hukum Berat Prajurit Pembunuh Imam Masykur & Sidang Terbuka buat Umum

Kasus ini sudah terungkap dan enam orang sudah jadi tersangka.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Reaksi Tegas Jokowi Kasus Paspampres dan Dua TNI Siksa Pemuda Aceh Hingga Tewas
VIDEO: Reaksi Tegas Jokowi Kasus Paspampres dan Dua TNI Siksa Pemuda Aceh Hingga Tewas

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan anggota Paspampres yang menculik dan menganiaya pemuda Aceh bernama Imam Masykur sudah diproses hukum

Baca Selengkapnya
Tak Ada Ampun, Begini Perintah Tegas Kapolri soal Kasus Polisi Tembak Mati Polisi di Polres Solok Selatan
Tak Ada Ampun, Begini Perintah Tegas Kapolri soal Kasus Polisi Tembak Mati Polisi di Polres Solok Selatan

Pelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.

Baca Selengkapnya
Ibas Minta Panglima TNI Jamin Kasus Paspampres Aniaya Pemuda Aceh Transparan: Harus Berkeadilan
Ibas Minta Panglima TNI Jamin Kasus Paspampres Aniaya Pemuda Aceh Transparan: Harus Berkeadilan

Ibas mengutuk keras kasus penculikan dan penganiayaan Paspampres terhadap pemuda Aceh.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tegas Kapolri Pelototi Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok, Bongkar Motif & Usut Tuntas!
VIDEO: Tegas Kapolri Pelototi Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok, Bongkar Motif & Usut Tuntas!

Kapolri Listyo meminta jajarannya jangan ragu menindak pelaku yang merupakan perwira polisi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menhan Prabowo Buka Suara Heboh Kasus Paspampres, TNI dan Polisi jadi Sorotan
VIDEO: Menhan Prabowo Buka Suara Heboh Kasus Paspampres, TNI dan Polisi jadi Sorotan

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto buka suara mengenai Pasmpampres Praka Riswandi Manik dan 2 anggota TNI yang menculik dan menyiksa pemuda Aceh Imam Masykur.

Baca Selengkapnya
Warga Bawa Spanduk Ditangkap saat Jokowi Kunjungan Gunungkidul, Hasto: Kami Tunggu Respons Bapak
Warga Bawa Spanduk Ditangkap saat Jokowi Kunjungan Gunungkidul, Hasto: Kami Tunggu Respons Bapak

Hasto sangat menyesalkan intimidasi yang dilakukan oknum aparat terhadap kader PDIP, pada tingkatan yang paling bawah.

Baca Selengkapnya
FOTO: PDIP Protes Keras Penganiayaan Terhadap Relawan Ganjar di Boyolali, Minta Diusut Secara Transparan
FOTO: PDIP Protes Keras Penganiayaan Terhadap Relawan Ganjar di Boyolali, Minta Diusut Secara Transparan

PDIP kembali memprotes keras tindak penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali. Mereka mendesak kasus tersebut diproses secara transparan.

Baca Selengkapnya
LPSK Jemput Bola Temui Keluarga Imam Masykur, Gali Kronologi Pembunuhan Dilakukan Anggota Paspampres dan TNI
LPSK Jemput Bola Temui Keluarga Imam Masykur, Gali Kronologi Pembunuhan Dilakukan Anggota Paspampres dan TNI

Jemput bola dilakukan LPSK dengan mendatangi keluarga korban di Aceh.

Baca Selengkapnya
Hasto Sambangi Keluarga Kader PDIP yang Tewas Dianiaya di Sleman, Sampaikan Salam dari Megawati
Hasto Sambangi Keluarga Kader PDIP yang Tewas Dianiaya di Sleman, Sampaikan Salam dari Megawati

Hasto PDIP menyambangi kader PDIP yang tewas karena kekerasan dari pendukung Capres lain di Sleman.

Baca Selengkapnya
Kasus Paspampres Culik-Bunuh Imam Masykur, Panglima TNI: Ini Kriminal, Tak Ada yang Ditutupi
Kasus Paspampres Culik-Bunuh Imam Masykur, Panglima TNI: Ini Kriminal, Tak Ada yang Ditutupi

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan, tidak akan menutupi kasus tiga tersangka Anggota TNI pembunuh pemuda asal Aceh Imam Masykur.

Baca Selengkapnya