Regulasi Diri Adalah Proses Siswa untuk Fokus, Pahami Teori & Caranya yang Efektif
Merdeka.com - Regulasi diri adalah keterampilan penting manusia dalam pengaturan diri. Termasuk dalam mengendalikan emosi dan bertindak atau mengambil keputusan. Sudahkah memiliki mekanisme koping yang tepat.
Selain orang dewasa, anak-anak juga kerap mengalami situasi yang membuat frustrasi. Tetapi mereka belum mampu mengendalikan emosi, atau secara efisien mengatasi reaksi.
Itulah sebabnya regulasi diri dinilai penting untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam mengendalikan emosi dan tindakan, dalam proses belajar. Regulasi diri telah muncul sebagai prinsip penting dari perkembangan anak usia dini untuk anak-anak prasekolah dan taman kanak-kanak.
-
Bagaimana regulasi diri membantu seseorang mengontrol diri? Regulasi diri yang baik akan memberikan kesempatan kita untuk memikirkan situasi dan tindakan. Beserta konsekuensi yang mungkin terjadi.
-
Mengapa latihan kesadaran diri penting untuk mengendalikan emosi? Dengan meningkatkan kesadaran diri, kita dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal marah dan meresponsnya dengan lebih bijaksana.
-
Kenapa regulasi diri penting untuk anak? Itulah sebabnya regulasi diri dinilai penting untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam mengendalikan emosi dan tindakan, dalam proses belajar.
-
Mengapa self-management penting? Keahlian ini penting karena beberapa alasan berikut. 1. Produktivitas Keterampilan self-management yang kuat dapat membuat kita lebih sukses di tempat kerja dengan membantu kita tetap produktif.
-
Mengapa penting mengelola emosi dengan baik? Dengan mengelola emosi, siapapun dapat mengurangi risiko dampak jangka panjang yang berbahaya bagi kesehatan mental.
-
Bagaimana cara mengelola emosi dengan baik? Mengelola emosi secara lebih baik dapat dilakukan dengan berusaha untuk lebih mudah mengakui perasaan, menyusun ulang pemikiran, banyak menghabiskan waktu di alam, menjadikan tidur sebagai prioritas, mencoba meditasi kesadaran, hingga menggunakan teknik relaksasi.
Regulasi diri adalah mekanisme internal yang membantu anak-anak dan orang dewasa untuk terlibat dalam perilaku yang penuh perhatian dan disengaja. Dengan kata lain, diperlukan kemampuan untuk mengendalikan impuls supaya bisa fokus dan berhenti berperilaku negatif.Regulasi diri yang baik akan memberikan kesempatan kita untuk memikirkan situasi dan tindakan. Beserta konsekuensi yang mungkin terjadi.
Bagi siswa di sekolah, regulasi diri ini diperlukan saat mengikuti aturan kelas, bahkan saat mengerjakan tugas.
Berikut pengertian regulasi diri secara teori, serta cara menerapkan di kelas seperti dihimpun dari Positive Psychology dan berbagai sumber, Senin (9/8).
Regulasi Diri Menurut Para Ahli
rt.com ©2014 Merdeka.com
- Menurut, Zimmerman 2002, regulasi diri adalah mengacu pada proses yang dilakukan siswa saat dirinya bertanggung jawab atas pembelajaran dan menerapkan dirinya untuk kemampuan akademik. Proses ini terjadi dalam tiga langkah:
1. Perencanaan: Siswa merencanakan tugasnya, menetapkan tujuan, menguraikan strategi untuk menangani tugas, dan membuat jadwal untuk tugas tersebut.
2. Pemantauan: Pada tahap ini, siswa menerapkan rencana. Kemudian memantau dengan cermat kinerja dan pengalamannya dengan metode yang dipilih.
3. Refleksi: Akhirnya setelah tugas selesai dan hasilnya masuk. Siswa merefleksikan seberapa baik ia melakukan beserta alasan dia melakukannya.
- Menurut Winne dalam Boekaerts 2000, setiap orang akan berusaha meregulasi fungsi dirinya dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ketika seseorang mampu mengembangkan kemampuan regulasi diri secara optimal, maka pencapaian tujuan yang ditetapkan bisa tercapai dengan optimal.
Sebaliknya jika seseorang yang kurang mampu mengembangkan kemampuan regulasi diri untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka pencapaian tujuan akan kurang optimal.
- Menurut Papalia 2009, regulasi diri adalah dasar dari proses-proses sosialisasi karena berhubungan.
- Menurut Albert Bandura, regulasi diri adalah pribadi manusia yang dapat mengatur diri sendiri, menciptakan dukungan kognitif dengan melakukan pengamatan dan pemikiran.
Lalu menyesuaikan diri dengan lingkungan serta memberikan konsekuensi dengan memberikan hukuman bagi tingkah lakunya. Dengan domain yang ada dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosionalnya.
Seorang ahli efikasi diri dan peneliti terkemuka ini menyebutkan bahwa regulasi diri adalah proses aktif yang berkelanjutan, seperti:
1. Memantau perilaku diri sendiri, pengaruhnya terhadap perilaku.
2. Menilai perilaku sendiri dalam kaitannya dengan standar pribadi dan standar yang lebih luas serta lebih kontekstual.
3. Bereaksi terhadap perilaku sendiri, yakni atas apa yang kita pikirkan dan bagaimana perasaan kita tentang perilaku sendiri.
- Menurut Woolfolk 2009, regulasi diri didefinisikan sebagai proses untuk mengaktifkan dan mempertahankan pikiran, perilaku, dan juga emosi untuk mencapai tujuan.
- Menurut penelitian DeWall, Baumeister, Stillman, dan Gailliot 2017, regulasi yang kurang efektif dapat menimbulkan perilaku agresif. Sedangkan yang memiliki regulasi efektif akan mampu mengendalikan dirinya.
Dengan demikian regulasi diri mempengaruhi keberhasilan seseorang melalui pengendalian perilaku yang akan dimunculkan, tentunya yang dianggap sesuai dalam mencapai tujuan tersebut.
Pengertian Regulasi Diri Adalah
Melansir dari Good Theraphy, regulasi diri adalah mengendalikan diri sendiri. Pengendalian ini digunakan oleh berbagai organisme dan organisasi untuk tujuan kita.
Tujuan dari sebagian besar jenis terapi regulasi diri adalah untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mengatur diri sendiri. Sekaligus untuk mendapatkan kembali rasa kontrol atas perilaku dan kehidupannya.
©Shutterstock.com/michaeljung
Secara umum, orang yang mahir meregulasi diri cenderung memiliki kemampuan fokus yang baik. Termasuk dalam bertindak dan proses belajar. Berikut kemampuan yang dimiliki atas manfaat regulasi diri, dikutip dari Very Well Mind:
Cara Regulasi Diri
©2012 ctaagency.com
Regulasi diri di sekolah dan di kelas menjadi semakin populer karena manfaatnya bagi anak-anak dan guru. Mengajarkannya penting karena area emosional dan kognitif otak anak-anak belum mencapai potensi penuhnya.
Sangat baik bila anak-anak telah mempraktikkan regulasi diri di usia muda. Ada beberapa cara guru dan pengasuh untuk mendorong anak-anak keterampilan regulasi diri.
Profesional pembelajaran, Linda Groves Gillespie dan Nancy L Seibel merekomendasikan metode berikut untuk mendorong anak-anak, dilansir dari Kaplan:
1. Memiliki kemauan untuk menyesuaikan gaya mengajar dengan temperamen balita. Terutama ketika Anda berbicara atau mengajar anak satu lawan satu. Ini akan membantu mendukung kemampuan anak-anak untuk menangani reaksi emosional terhadap situasi baru.
2. Amati isyarat tentang sikap anak-anak merasakan dan menanggapi kebutuhan pribadi mereka.
3. Berikan struktur dan prediktabilitas untuk membantu anak-anak merasa lebih nyaman dan aman dengan Anda di kelas.
4. Atur lingkungan yang sesuai untuk kelompok usia yang diajar. Pastikan anak-anak dapat menjangkau rak, memiliki buku dan mainan yang sesuai dengan usia. Semua tertata sesuai dengan label yang jelas.
5. Tetapkan batasan yang sesuai dengan usia. Seperti adanya aturan kelas untuk membantu anak-anak merasa aman dan mengetahui apa yang diharapkan atau dilaksanakan.
6. Bersikap peduli dan tunjukkan empati untuk membantu anak memahami. Yakinkan mereka bahwa Anda mengenali kebutuhan anak-anak. Ini membuat mereka merasa penting dan membantu menangani emosi dengan lebih baik.
©2021 Merdeka.com/liputan6.com
Sementara untuk regulasi diri di taman kanak-kanak, Dr. Elena Bodrova dan Dr. Deborah J. Leong, dua profesional pembelajaran awal, merekomendasikan para guru untuk menerapkan metode berikut:
1. Pastikan semua anak di kelas dan mengembangkan keterampilan dalam regulasi diri. Jangan hanya fokus pada satu anak yang sedang berjuang.
2. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan menerapkan perilaku tertentu dalam situasi yang baru. Anak-anak harus berlatih mengikuti, menetapkan, dan menerapkan aturan pada diri mereka sendiri.
3. Beri anak-anak pengingat visual yang nyata tentang regulasi diri. Hal ini akan membuat mereka perhatian pada tugas yang ada.
4. Memasukkan permainan ke dalam rencana pelajaran. Karena anak-anak belajar paling baik dengan kegiatan atau praktik langsung. Permainan pura-pura merupakan kesempatan besar untuk membantu anak-anak belajar dan mengembangkan keterampilan. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut pemahaman fase apa yang paling menantang ketika Anda belajar regulasi diri.
Baca SelengkapnyaSelf-management adalah kemampuan untuk mengelola perilaku, pikiran, dan emosi secara sadar dan produktif.
Baca SelengkapnyaKetahui sejumlah tanda yang tampak ketika seseorang sudah matang secara emosi.
Baca SelengkapnyaKemarahan yang dimiliki anak perlu disalurkan dengan cara yang positif dan dikelola dengan benar.
Baca SelengkapnyaBelajar self management penting agar sukses dalam berkarier.
Baca SelengkapnyaKesadaran diri adalah perjalanan mendalam menuju pemahaman diri sendiri.
Baca SelengkapnyaKonsistensi menjadi aspek penting dalam mencapai impian.
Baca SelengkapnyaMengontrol emosi di depan anak adalah tantangan yang sering dihadapi oleh banyak orang tua.
Baca SelengkapnyaDaripada merespon dengan marah atau balas dendam, seseorang dapat belajar bagaimana berbicara dengan bijak dan mencari solusi yang konstruktif.
Baca SelengkapnyaRefleksi penting dilakukan untuk pengembangan kualitas diri.
Baca SelengkapnyaBelajar dengan efektif memerlukan langkah-langkah strategis agar ilmu yang ada dapat diserap secara maksimal.
Baca SelengkapnyaMental health adalah hal penting yang perlu diperhatikan selain kesehatan fisik.
Baca Selengkapnya