Rencana Matang Dalang Penembakan Petugas Dishub, Cari Dukun Sampai Rekrut Polisi
Merdeka.com - Kasus pembunuhan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Makassar, Najamuddin Sewang terus bergulir dan menyingkap sejumlah fakta baru. Salah satunya bahwa pembunuhan terhadap Najamuddin telah direncanakan sejak tahun 2020.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Komisaris Besar Budhi Haryanto mengatakan bahwa percobaan pembunuhan telah dilakukan oleh mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Makassar, Muh Iqbal Asnan sejak 2020. Hanya saja, pembunuhan baru terjadi pada 3 April 2022 lalu.
Bahkan pelaku sempat mencoba melakukan pembunuhan dengan menyewa seorang dukun. Meski rupanya cara klenik tersebut tidak berhasil. Berujung pada perjumpaan pelaku dengan eksekutor, yang merupakan anggota Polisi dan terjadilah penembakan itu.
-
Siapa yang dituduh melakukan percobaan pembunuhan? Bertha Yalter, yang berusia 71 tahun dan berasal dari North Miami Beach, dihadapkan pada tuduhan percobaan pembunuhan dan serangan terhadap seseorang yang berusia di atas 65 tahun setelah diduga menyerang suaminya dalam keadaan marah.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
Simak ulasan informasi selengkapnya berikut ini, seperti dihimpun dari hasil wawancara merdeka.com, Rabu (20/4).
Rencana Pembunuhan Sejak Tahun 2020
Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto, Kanal YouTube MerdekaDotCom ©2022 Merdeka.com
Keluarga korban tidak menyangka Kasatpol PP Makassar, Muh Iqbal Asnan menjadi otak di balik pembunuhan itu. Awalnya, Najamuddin Sewang diduga meninggal akibat kecelakaan tunggal.
Namun setelah ditemukan bekas luka tembakan dan dilakukan otopsi RS Bhayangkara, kasus dibawa ke ranah hukum. Kakak korban, Juni Sewang menceritakan Iqbal Asnan adalah mantan atasan adiknya di Dishub Makassar. Pelaku juga merupakan senior sekaligus teman dari Juni semasa kuliah.
"Kedekatan lain, Kasatpol PP itu teman saya, bahkan sebelum menjadi ASN Pemkot Makassar. Dia senior saya di kampus," ungkap Juni.
Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto menjelaskan bahwa pelaku Iqbal telah merencanakan aksi pembunuhan sejak 2020.
"Perkara ini rupanya sudah direncanakan dari tahun 2020, pembunuhan ini. Ternyata baru tahun 2022 baru terlaksana," kata Kapolrestabes Makassar seperti dikutip kanal YouTube MerdekaDotCom.
Sewa Dukun untuk Membunuh Secara Klenik
Kanal YouTube MerdekaDotCom ©2022 Merdeka.com
Budhi mengungkapkan di tahun 2020, Iqbal Asnan sudah pernah mencoba melakukan pembunuhan dengan menyewa seorang dukun. Kendati demikian, cara klenik tersebut rupanya tak berhasil.
Dukun suruhannya itu sudah mengirim sesuatu ke rumahnya Najamuddin Sewang. Tapi korban masih hidup.
"Adapun langkah atau cara si otak pelaku ini melakukan pembunuhan berencana ini mulai dari mencari dukun, ada orang yang disuruh untuk melempar sesuatu ke rumahnya korban. Tapi tidak meninggal," papar Kombes Budhi.
Mencari Eksekutor, Ternyata Anggota Polisi
Kanal YouTube MerdekaDotCom ©2022 Merdeka.com
Tak berhenti di situ, usai cara klenik tak berhasil Iqbal Asnan masih berusaha ingin membunuh Najamuddin.
Iqbal mencari orang yang bisa menjadi eksekutor atau kaki tangannya untuk membunuh korban. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang anggota polisi berinisial SL.
"Akhirnya dia berusaha untuk mencari siapa yang bisa membunuh si korban ini. Ternyata ketemu, terjadilah peristiwa penembakan tersebut," terang Kombes Budhi.
Seperti diketahui, penyebab pembunuhan ini lantaran sakit hatinya Iqbal Asnan. Yang terlibat cinta segitiga dengan wanita berinisail R.
Alasan SL Mau Membantu Aksi Pembunuhan
Kanal YouTube MerdekaDotCom ©2022 Merdeka.com
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Komang Suartana mengatakan setelah melakukan penyelidikan, tim gabungan reserse kriminal menangkap empat orang tersangka selain Iqbal Asnan. Lima tersangka yakni S, MIA (Muh Iqbal Asnan), AKM, A dan SL.
Kombes Budhi mengungkapkan hubungan Iqbal Asnan dan SL adalah teman satu daerah. Personel Polri SL berani membantu Iqbal Asnan menghabisi nyawa Najamuddin karena ikut merasa sakit hati.
Untuk menghabisi nyawa Najamuddin Sewang, Iqbal Asnan diduga merogoh kocek Rp85 juta. Uang tersebut kini telah disita kepolisian.
"Yang bersangkutan, eksekutor ini satu daerah dengan otak pelaku. Karena merasa ikut sakit hati ketika si otak pelaku disakiti perasaannya oleh si korban, dia merasa ikut sakit hati sehingga mau melakukan hal tersebut. Motivasinya karena satu daerah, (dibayar) Rp85 juta," ucap Budhi.
Kanal YouTube MerdekaDotCom ©2022 Merdeka.com
Selain ancaman hukuman pidana, anggota Polisi SL akan menjalani proses kode etik. Sesuai perintah Kapolda Sulsel, Irjen Nana Sudjana akan menindak tegas.
"Barang bukti ada uang Rp 85 juta di dalam tas hitam, 2 motor, CCTV, senpi serta 53 peluru kaliber 38 mm dan kaliber 32 mm dan tiga selongsong peluru airsoft serta satu proyektil yang ditemukan di tubuh korban," terangnya.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada saat kejadian, AKP Dadang memakai pistol jenis HS untuk menghabisi nyawa AKP Ryanto.
Baca Selengkapnya"Ketika yang bersangkutan (tersangka) mencoba meminta tolong kemudian tidak ada respon, dan kemudian melakukan penembakan," ujar Andry.
Baca SelengkapnyaKader Partai Gerindra itu menduga kuat pelaku merupakan beking tambang ilegal atas kasus ini.
Baca SelengkapnyaKetua Harian Kompolnas Irjen Pol (purn) Arief Wicaksono Sudiutomo membeberkan sejumlah fakta kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi III DPR Habiburokhman menyebut penembakan tersebut merupakan pembunuhan berencana
Baca SelengkapnyaAKP Dadang bahkan dijerat pasal pembunuhan berencana dalam kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaAnton terbukti melakukan tindak pidana, karena melakukan pembunuhan dan memakai sabu
Baca SelengkapnyaPolda Sumatera Barat (Sumbar) masih mengusut kasus polisi tembak polisi yang terjadi di Polres Solok Selatan.
Baca SelengkapnyaListyo Sigit Prabowo memerintahkan Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim dan Irwasum Komjen Dedi Prasetyo untuk ikut turun menangani perkara polisi tembak polisi
Baca SelengkapnyaSigit juga memerintahkan agar memberikan hukuman yang berat terhadap Dadang karena dianggap telah mencederai institusi Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaAKP Dadang Iskandar sempat mengancam personel polisi sesaat sebelum menembak rumah dinas Kapolres Solok Selatan
Baca SelengkapnyaPembunuhan ini mencoret nama TNI AD di masyarakat. Untuk itu pelaku harus ditindak berat.
Baca Selengkapnya