Rintihan Hati Suami Perawat yang Jenazahnya Ditolak: Perih, Getir Habis Sudah Asa Ini
Merdeka.com - Kisah jenazah perawat virus corona yang ditolak warga hingga kini masih menyisahkan luka mendalam. Tak hanya masyarakat yang melihat, tetapi juga keluarga yang ditinggalkan.
Masih diselimuti duka, suami mendiang perawat terinfeksi virus corona Nuria Kurniasih mengungkapkan isi hatinya. Melalui video telekonferensi bersama Najwa Shihab, suami Nuria membeberkan perasaannya kepada masyarakat luas.
Lokasi Pemakaman Atas Inisiatif Keluarga
-
Siapa yang sedang berduka? Keluarga sendiri Insha Allah tabah, ikhlas tadi juga tahlilan dihadiri sama keluarga dan tetangga,' katanya.
-
Siapa yang menyampaikan belasungkawa? Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa terhadap semua korban serangan teroris di gedung teater Crocus City Hall.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa kata-kata hati yang tersakiti viral? Kata-kata hati yang tersakiti bisa menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan perasaanmu ketika sedang merasa sedih. Kata-kata hati yang tersakiti menjadi ungkapan ekspresi yang bisa diucapkan saat seseorang merasa kecewa dan terluka.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Dalam video call itu, Najwa Shihab menanyakan alasan pemilihan lokasi pemakaman. Diketahui, rencananya jenazah Nuria Kurniasih akan dimakamkan di lokasi makam sang ayah. Apakah itu merupakan pesan terakhir dari mendiang Nuria Kurniasih atau inisiatif dari keluarga.
YouTube @Najwa Shihab 2020 Merdeka.com
"Itu sebenarnya inisiatif dari kami keluarga Mbak Najwa. Jadi, memang kondisi istri saat itu sudah masuk ICU dalam kondisi sudah sesak, saya juga tidak bisa ketemu. Jadi, intinya kami dari keluarga yang berinisiatif untuk mendekatkan kepada ayah tercintanya di pemakaman itu sebenarnya," ungkap Joko Wibowo, suami mendiang perawat Nuria Kurniasih.
Kecewa dengan Penolakan Warga
Suami mendiang perawat Nuria Kurniasih juga mengungkapkan kekecewaannya atas insiden yang dialami keluarga mereka. Dirinya hanya tak habis pikir, hanya sekedar untuk menguburkan jenazah sang istri saja begitu susah."Saya tentunya sangat kecewa saat itu, ya bagaimana lagi sudah tidak ketemu istri sekian lama, memikirkan kondisinya, kemudian saya sendiri juga tidak ketemu dengan anak-anak sampai akhirnya saya dinyatakan negatif. Karena saya juga diperiksa swab, ya kemudian akhirnya istri meninggal, hanya ingin menempatkan pada posisi di liang lahat saja kok ya susah," paparnya.
Sungguh Sakit Mendapat Penolakan
Sebenarnya, rombongan jenazah bersama Pak Joko Wibowo masih berjarak 500 meter saat terjadi insiden penolakan. Sehingga, dirinya tidak mengetahui secara jelas dan pasti. Pihaknya baru mengetahui saat ada yang menelepon tetapi dengan suara yang sangat kacau. Kendati begitu, suami mendiang Nuria Kurniasih tetap merasakan sakit yang teramat dalam.
YouTube @Najwa Shihab 2020 Merdeka.com
"Saya rasanya perih, sudah habis rasanya perasaan ini. Intinya hanya satu keinginan supaya istri itu cepat mendapatkan tempat, namun ada beberapa orang yang menolak. itu rasanya, sungguh-sungguh sakit sekali Mbak Najwa," sambungnya.
Tiga Kali Mengalami Penolakan
Joko Wibowo juga mengungkapkan selama di Semarang setidaknya sudah ada tiga kali penolakan. Mereka pada tidak ingin jenazah sang istri dimakamkan di lokasi-lokasi tersebut."Jadi, memang dari Semarang itu sudah tiga kali dihentikan. Karena ada kabar bahwa ada sekelompok warga tidak ingin jenazah istri saya dimakamkan di situ Mbak Najwa," terangnya.
Sudah Dikasih Tempat Pemakaman
Tidak banyak yang tahu, sebenarnya dari awal jenazah perawat Nuria Kurniasih sudah diberikan tempat pemakaman oleh pihak rumah sakit. Tempat pemakaman tersebut bahkan diberikan langsung oleh Direktur RSUP Dr. Kariadi, Dr, Agus Suryanto.
YouTube @Najwa Shihab 2020 Merdeka.com
"Dari awal sebenarnya saya sudah dikasih tempat oleh pak direktur kami. Dari awal, beliau datang ke tempat di mana istri dikasih di ruang forensik sudah berpesan beliau, 'Mas Joko ini sudah saya kasih tempat, monggo kalau mau dipakai' seperti itu," ungkapnya.
Alasan Memilih Lokasi Lainnya
Suami perawat Nuria Kurniasih sebenarnya sudah sangat bersyukur jenazah istrinya telah diberikan tempat pemakaman. Namun, ada satu dan hal lainnya, pihak keluarga memutuskan ingin lokasi pemakaman dekat dengan mereka."Saya sudah sangat bersyukur intinya. Tetapi, memang kehendak dari kami dan keluarga ingin dekat. Ingin dekat ketika nanti anak-anak ingin menengok ibunya, mendoakan lebih dekat. Namun, kejadian ya seperti itu yang rasanya sampai sekarang pedih rasanya Mbak Najwa," paparnya.
Kondisi Suami dan Anak-Anak
Perawat Nuria Kurniasih meninggalkan suami dan ketiga orang putri. Anak pertama keduanya kini sudah kelas 1 SMA, putri kedua kelas 5 SD dan terkecil kelas 3 SD.
YouTube @Najwa Shihab 2020 Merdeka.com
"Anak saya ada tiga, putri semua kebetulan. Kondisinya sehat semua saat ini," terangnya.
Kondisi Psikologis Anak
Najwa Shihab kemudian penasaran dengan kondisi psikologis ketiga putri keduanya. Terlebih, pemberitaan mengenai penolakan pemakaman sang ibu santer beredar di media."Ya, awalnya tentu tetap stres dan trauma ya. Melihat ibunya seperti itu, sudah merawat pasien sampai dia mengorbankan diri, meninggal. Tentu, saat pertama trauma. Tetapi saya sebagai orangtua, tetap harus terus mengedukasi sehingga bisa menerima bahwa manusia itu hanyalah sekedar hidup di dunia ini Tuhan yang menentukan. Akhirnya anak-anak bisa menerima, Mbak Najwa," paparnya.
Harapan
Masih terhubung dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan disaksikan oleh masyarakat, suami mendiang perawat Nuria Kurniasih mengutarakan harapannya.
YouTube @Najwa Shihab 2020 Merdeka.com
"Terutama mudah-mudahan ini yang terakhir yang terjadi pada istri saya. Karena, memang benar rasanya pahit, rasanya getir melihat penolakan seperti itu. Yang kedua, saya berharap di kemudian hari, anak-anak kami juga intinya tidak di isolasikan oleh penduduk lagi. Artinya anak-anak ini masih kecil, ketika masuk sekolah jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, dikucilkan teman-temannya," paparnya."Kemudian, mudah-mudahan anak saya dapat melanjutkan pendidikan yang lebih baik tanpa ibu di sampingnya begitu," tutupnya.
Adanya Penolakan Pemakaman
Sebelum pemakaman akan dilakukan, pihak RT sudah sepakat akan ada jenazah pasien virus corona yang dimakamkan di tempat pemakaman tersebut. Beberapa orang juga sudah ditugaskan untuk membuat liang lahat untuk jenazah Nuria di TPU yang masuk wilayah RT 06 RW VIII Sewakul itu.Namun, menurut Alexander Gunawan selaku Gugus Tugas Pencegahan Corona Covid-19 Kabupaten Semarang, ada beberapa warga justru menghadang mobil jenazah dan menolak untuk melakukan pemakaman."Entah mengapa, tiba-tiba ada penolakan kedatangan jenazah perawat itu oleh sekelompok masyarakat. Padahal informasi awal dari RT setempat sudah tidak ada masalah," ungkap Alex.
Permintaan Maaf Ketua RT
Akibat insiden yang berawal dari kesalahpahaman oleh beberapa pihak ini, akhirnya Purbo selaku Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang meminta maaf kepada keluarga almarhum Nuria.Permintaan maaf tersebut disampaikan bersama Edy Wuryanto selaku Ketua DPW PPNI Jawa Tengah di kantor PPNI Jawa Tengah.
2020 Merdeka.com
"Saya minta maaf kepada keluarga besar almarhumah yang sempat tidak jadi dimakamkan di Sewakul. Secara pribadi menyesal, saya mohon maaf sekali," ungkap Purbo, pada Jumat (10/4/).Purbo juga mengungkapkan bahwa dirinya mencoba untuk menampung saran dan kritik warga. Kemudian saran dan kritik tersebut akan disampaikan kepada perangkat desa."Saya tidak punya daya, kewajiban saya berkoordinasi ke perangkat desa saja. Saya juga meminta maaf kepada perawat seluruh Indonesia," tambahnya. (mdk/tan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berjuang merawat hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir, pria ini mengaku dipaksa harus mengikhlaskan kepergian sang ibunda.
Baca SelengkapnyaTerpisah dari belahan jiwa karena kematian tentu bukan perkara mudah untuk dihadapi.
Baca SelengkapnyaReaksi prajurit TNI yang berusaha tegar melihat sang ayah meninggal dunia di rumah duka.
Baca SelengkapnyaMomen sedih perawat di Palestina histeris tahu suaminya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaAda momen haru saat sang pasien terpaksa mengurus hingga tanda tangan berkas persetujuan operasi sendiri.
Baca SelengkapnyaPerpisahan tak pernah jadi momen yang mudah untuk dilewati seseorang.
Baca SelengkapnyaTak ada orang yang siap dengan perpisahan terlebih berpisah dengan belahan jiwanya.
Baca SelengkapnyaSetibanya di rumah, seorang anggota TNI ini terlihat memeluk sambil menenangkan ibunya yang sedang menangis histeris.
Baca SelengkapnyaKehilangan orang terdekat tentu menjadi hal yang menyakitkan. Begitu juga yang dialami seorang pria yang kehilangan istrinya ini.
Baca SelengkapnyaPria ini membagikan potretnya menemani sang kekasih di saat sakit.
Baca SelengkapnyaJemaah haji asal Pacitan ini ditinggal istrinya meninggal dunia saat dirinya tengah menjalankan ibadah haji.
Baca SelengkapnyaMomen haru pengantin pria di pelaminan sendiri ini curi perhatian.
Baca Selengkapnya