Tak Bisa Bayar Kontrakan, Satu Keluarga Rela Hidup di Bawah Jembatan Tol
Merdeka.com - Memiliki kehidupan yang berkecukupan adalah impian tiap keluarga. Tak ada orang yang mempunyai cita-cita agar kehidupannya susah baik dalam segi ekonomi.
Kisah miris kembali dirasakan oleh satu keluarga di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lagi-lagi kemiskinan membuat salah seorang warga ini terpaksa tinggal di kolong jembatan tol.
Berikut ulasan selengkapnya tentang kisah haru keluarga Suyani, Kamis (6/10).
-
Apa yang terjadi di video viral tersebut? Sebuah video viral diunggah oleh akun TikTok @rismasf10 terkait peristiwa di gerbong wanita KRL jurusan Tanah Abang-Rangkas.Dalam video yang beredar, terdengar seorang ibu hamil marah-marah. Rupanya, ia marah karena direkam sembarangan oleh penumpang lain yang juga seorang wanita.'Nggak usah foto-foto saya, hapus! Terus maksudnya apa? Orang hamil diketawain? Gue lagi hamil pengen pakai kaya gini, nggak boleh? Saya udah curiga dari tadi. Etika anda kemana!' ucap ibu hamil tersebut.
-
Apa yang terjadi pada video viral itu? Sebuah video memperlihatkan seorang penumpang ojol berbadan besar yang kekecilan memakai helm.
-
Siapa yang membuat video Kampung Pasir Peuteuy viral? 'Di Pasir Peuteuy, sawahnya terasering, banyak hijau-hijaunya dan rumahnya dibangun di tengah sawah, sahabat,' terang konten kreator perkampungan Sunda di kanal Youtube Kuring Turunan Kidul, dikutip Merdeka.com, Selasa (10/9).
-
Apa isi video yang viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet.'YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud,' tulisnya di awal video yang diunggahnya. Rupanya selama 14 tahun ini, ia telah menuntun suaminya sedikit demi sedikit untuk kembali ke Tuhannya.
-
Kenapa keluarga ini memikat netizen? Keluarga yang menawan ini sungguh terlihat serasi dan menarik dalam setiap momen, termasuk dalam foto candid.
-
Mengapa kejadian ini viral? Video penemuan tersebut dibagikan di platform Douyin (media sosial China) dan menarik perhatian publik.
Dulu Punya Warung tapi Bangkrut
Sebelumnya Suyani mengandalkan warung makan milik sang suami yang menjadi sumber utama penghasilan keluarganya. Namun itu semua harus terpaksa tutup lantaran sepinya pembeli.
Bangkrutnya usaha ini menjadi salah satu titik ambruknya perekonomian keluarga Suyani. Ia pun tak mampu membayar uang kontrakan rumah karena tak berpenghasilan.
Youtube/Aksi Cepat Tanggap©2022 Merdeka.com
"Kan kontrakannya enam ratus ribu, airnya sembilan ratus ribu, listriknya seratus ribu, sejuta lah sebulan. Lagi anaknya pada kerja enak ya ada yang ngasih, lah ini?," paparnya seperti dalam unggahan video saluran Youtube Aksi Cepat Tanggap.
Menyerah Tak Lagi Kontrak karena Tidak Bisa Bayar
Sebuah ungkapan haru terucap dari bibir suami Suyani, Suhanda. Ia mengaku sejak pandemi menerpa banyak sekali masyarakat yang terdampak termasuk dirinya dan keluarga.Ia pun memutuskan untuk tak lagi mengontrak lantaran tak bisa membayar. Akhirnya ia menyerah agar tak dimarahin oleh orang pemilik kontrakan.
Youtube/Aksi Cepat Tanggap©2022 Merdeka.com
"Pas corona itu anak-anak pada berhenti kerja PHK PHK ya sudah, sudahlah nyerah kita enggak bisa apa ngontrak, daripada diomelin orang," papar dia dengan masih bisa tersenyum.
Pindah ke Kolong Tol
Akhirnya satu keluarga memutuskan untuk mereka pindah ke kolong tol. Mereka pun tinggal di bawah kolong tol.
Youtube/Aksi Cepat Tanggap©2022 Merdeka.com
Susahnya dan pahitnya kehidupan terpaksa harus dialami oleh Suyani dan keluarga. Hal itu semua dikarenakan kebutuhan sehari-hari yang semakin mahal dan tak bisa membayar kontrakan."Sudahlah kita pindah saja ke kolong tol," ungkap Suhanda.
Tetap Bersyukur
Meski kini dirinya tinggal di bawah kolong tol, Suyani tak pernah mengeluh. Ia terus bersyukur karena masih diberi tempat tinggal meskipun kurang layak.Ia mengatakan yang paling terpenting saat ini adalah masih bisa membeli air, makan. Tak ada hentinya ia mengucap rasa syukur dan berusaha untuk terus mencukupi kebutuhan.
Youtube/Aksi Cepat Tanggap©2022 Merdeka.com
"Alhamdulillah ya kalau dibilang kurang ya kurang tapi bagaimana ya uangnya adanya segitu ya kita cukup-cukupin ajalah alhamdulillah. Yang penting bisa beli air, beli beras ya makan apa adanya aja," kata Suyani di tengah krisis yang terjadi.
Video Viral
Kisah pilu dari keluarga Suyani yang tinggal di bawah kolong tol ini terekam dalam sebuah video viral.
Berikut adalah video selengkapnya yang bisa Anda saksikan.
(mdk/bil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret kehidupan masyarakat di ibu kotayang tinggal di bawah jalan tol.
Baca SelengkapnyaWawan mengatakan, selama ini warga tersebut tinggal di kolong tol yang dari sudut kesehatan, kebersihan dan keamanan sangat kurang layak.
Baca SelengkapnyaSebetulnya ada wacana warganya akan di relokasi ke sebuah rusun yang nantinya bakal disiapkan oleh Pemprov.
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.
Baca SelengkapnyaPemerintah merelokasi ratusan kepala keluarga berdomisili di kolong tol jembatan tiga ke rusun.
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaSeorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.
Baca SelengkapnyaFasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
Baca Selengkapnya