Mantan Tokoh Besar OPM: Papeda itu Akronim Papua Perlu Damai
Merdeka.com - Organisasi Papua Merdeka (OPM) hingga kini masih eksis. Selama ini, mereka mengusung isu ketidakadilan pembangunan dan pelanggaran hak asasi manusia untuk menarik simpati.
Namun hal itu nyatanya ditentang oleh para tokoh pembesar sekaligus pendiri OPM sendiri, termasuk Nicolaas Jouwe dan Nicholas Simion Messet. Keduanya telah berjuang demi kemerdekaan Papua, hingga akhirnya mendapatkan pencerahan dan kembali ke pelukan Ibu Pertiwi.
Nicholas Simion Messet atau akrab disapa Nick Messet adalah mantan eksil Papua pro-Papua merdeka. Kala itu ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri OPM. Selama 40 tahun ia tinggal di Eropa untuk meminta dukungan dan kerja sama dari berbagai negara.
-
Bagaimana Paus mendukung kemerdekaan Indonesia? Paus lantas mengakui bahwa Indonesia adalah negara yang merdeka dan terbebas dari penjajah setelah pembacaan proklamasi di tanggal 17 Agustus 1945.
-
Kenapa Diah Permatasari memilih liburan ke Eropa? Biasanya Diah Permatasari menghabiskan waktu liburan bersama keluarga tercinta, namun kali ini ia memutuskan untuk menyediakan waktu untuk dirinya sendiri. Salah satu tujuannya adalah menjelajahi Eropa, dengan Italia sebagai salah satu destinasi untuk menikmati keindahannya.
-
Dimana Diah Permatasari berlibur di Eropa? Destinasi yang Diah Permatasari bersama teman-temannya adalah Monaco. Bangunan-bangunan di tepian laut terlihat sangat indah. Asik banget girls day out, awet muda semua bak ABG.
-
Siapa yang menemani Diah Permatasari liburan ke Eropa? Destinasi yang Diah Permatasari bersama teman-temannya adalah Monaco. Bangunan-bangunan di tepian laut terlihat sangat indah. Asik banget girls day out, awet muda semua bak ABG.
-
Dimana Diplomat bertugas? Mereka bertugas sebagai seorang utusan, perwakilan, dan pelindung kepentingan negaranya dengan negara penempatannya.
-
Kenapa Duta memilih tinggal di Yogyakarta? Saat itu, nama Duta sebagai vokalis dari band Sheila On 7 sudah sangat terkenal. Meskipun sudah terkenal,, Duta masih memilih untuk tinggal di Yogyakarta daripada di Jakarta.
Tapi tak disangka banyak negara luar yang menguatkan dirinya, bahwa Papua bagian dari NKRI yang harus dilestarikan bukan melepas diri. Dari sanalah Nick Messet terbesit akronim Papeda. Berasal dari 'Papua Perlu Damai'.
Simak ulasan kisahnya berikut ini.
Kembalinya Tokoh OPM ke NKRI
Kanal YouTube Talk Show tvOne ©2021 Merdeka.com
Nicholas Simion Messet akhirnya memilih pulang setelah 40 tahun lebih berjuang demi Papua Merdeka. Bahkan kala itu ia sempat menjadi warga Swedia.
Demi mempermudah memikat negara lain dalam mendukung Papua Merdeka, sejak muda hingga di hari tuanya, Nick habiskan untuk memperjuangkan suara OPM.
Perlu diketahui, Nick merupakan seorang pilot pertama yang berdarah Papua. Hebatnya lagi, ia menjadi alumni Cessnock, New South Wales, Australia dan bekerja untuk maskapai Papua Nugini. Nick juga berasal dari keluarga terpandang, ayahnya menjadi Bupati Jayapura periode 1976-1982.
"Saya tinggalkan Papua untuk pergi ke luar negeri selama lebih dari 40 tahun. Tapi hasilnya tak ada. Setiap Negara yang saya minta dukungannya untuk Papua Merdeka, mereka selalu bilang kalau Papua itu bagian sah dari Indonesia," ujar Nick Messet saat kepulangannya ke Papua.
3 Tokoh Papua Dampingi Wapres RI
Kanal YouTube Talk Show tvOne ©2021 Merdeka.com
Kembalinya Nick Messet ke pelukan Ibu Pertiwi, tak berselang lama dengan Nicholas Jouwe di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tahun 2009, Jouwe mendapat undangan ke Jakarta untuk berdiskusi bersama. Di waktu bersamaan Nick Messet mencoba mencegah pertemuan itu.
Berselang satu tahun, Jouwe resmi menjadi warga negara Indonesia. Nick perlahan mendapatkan pencerahan dari beberapa tokoh besar mantan OPM. Akhirnya ia beralih menjadi pembela warga Papua yang ingin merdeka dalam bingkai NKRI.
Bahkan sebagai bentuk penghormatan, Presiden SBY memberinya posisi strategi. Selain itu, Nick pernah diminta ikut mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Sidang Majelis Umum ke-74 PBB tahun 2019. Ia bersama kedua tokoh Papua lain.
Peristiwa itu menjadi momen hebat dan tercatat dalam sejarah. Tiga orang Papua asli pertama mendampingi Wapres RI mengikuti sidang umum PBB.
Keinginan Bijak sang Mantan Tokoh OPM
Kanal YouTube Talk Show tvOne ©2021 Merdeka.com
Salah satu keinginan besar sang tokoh besar mantan OPM itu sejatinya ingin menyatukan Papua dan Indonesia. Seperti halnya yang ia rasakan semasa muda. Remaja di era sekolah, disatukan dalam asrama. Mempertemukan beragam budaya dan adat.
"Pemuda itu harus dilengkapi dalam menjalani hidupnya. Charity start from home, supaya saat keluar jadi baik. Pendidikan di zaman dulu, kita semua bisa masuk asrama, bisa bergaul semua. Bapak ini dari Serui, saya bisa bergaul dengan anak macam pak Nuberi dari SD sampai tamatan SMA," kata Nick seperti dikutip dari kanal YouTube Talk Show tvOne.
Lain halnya saat ini yang dinilai cukup miris. Setiap kabupaten akan mendirikan asrama masing-masing terpisah. Secara tak langsung hal itu memberi tembok tersendiri untuk memisahkan Indonesia. Nick ingin ada penerapan 'Bhinneka Tunggal Ika' sejak dini.
"Sekarang ini perpisahan. Kabupaten ini punya asrama di sana, kabupaten ini punya asrama di sana. Tidak memersatu. Coba kalau kita dibawa jadi satu sejak muda, masalah-masalah seperti ini tidak ada, atau dicampur baur ada Nusantara. Bikinlah asrama yang menggabungkan mereka supaya ada Bhinneka Tunggal Ika," terangnya.
Satukan Adat NKRI Sejak Muda
Kanal YouTube Talk Show tvOne ©2021 Merdeka.com
Salah satu makanan khas Papua, Papeda menjadi perumpamaan keinginan Nick Messet. Seringnya mengonsumsi Papeda diharapkan menjadi lem penguat untuk menyatukan dan keinginan Papua yang damai.
"Apalagi kalau datang ke Jawa, ada asrama Papua, oh ini untuk Papua. Papua itu part of Indonesia. Bagaimana kalau kita bisa gabung anak dari luar semua itu berbaur. Jangan cuma masuk ketemu di universitas. Kita belajar adat dia. Kita buat satu nation, menghormati adat. Kita makan itu Papeda itu sebagai lem, Papeda itu akronim Papua Perlu Damai," pungkasnya.
(mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam forum tersebut, Puan mengungkapkan Indonesia dan negara-negara Afrika memulai babak dan lembaran baru.
Baca SelengkapnyaKAA yang dibuka oleh Presiden pertama RI Sukarno merupakan sebuah konferensi antara negara-negara Asia & Afrika, yang kebanyakan baru memperoleh kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1950-an, seorang pria asal Makassar, Indonesia bernama Petrus Jericho Lumakeki rela menempuh sepeda berkeliling dunia demi misi sucinya bertemu Paus.
Baca SelengkapnyaSosok pria ini memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia di ranah diplomasi.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani mengikuti acara dialog parlementer bersama negara-negara organisasi Melanesian Spearhead Group (MSG).
Baca SelengkapnyaPertemuan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral antar kedua negara hingga membahas potensi kerja sama ke depan.
Baca SelengkapnyaPlt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono menggelar konsolidasi bersama kader dan Caleg di Nabire Papua.
Baca SelengkapnyaPenyebutan istilah KKB menjadi OPM memiliki dampak politis serta konsekuensi pada cara menyelesaikan.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani yang memimpin penyelenggaraan IAPF menyatakan forum ini juga sebagai upaya menghidupkan kembali semangat KAA.
Baca SelengkapnyaPuan menilai forum IAPF dapat membangun hubungan baik bagi seluruh delegasi sehingga bisa semakin mengenal satu sama lain.
Baca SelengkapnyaMarape yakin kerja sama yang telah dilakukan olehnya dengan Jokowi bakal terus berlanjut di pemerintahan Prabowo nanti.
Baca SelengkapnyaMenurut Puan, pertemuan ke-2 IPPP membuka lembaran baru dalam hubungan Indonesia dengan negara-negara Pasifik.
Baca Selengkapnya