Usai Disuntik Vaksin Sinovac, Boleh Vaksin Ulang dengan Pfizer & Moderna di Singapura
Merdeka.com - Singapura memberikan kesempatan bagi para penerima vaksin Sinovac tahap pertama. Untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dengan efikasi yang lebih tinggi, yakni Pfizer-BioNTech dan Moderna. Keduanya dinilai efektif dalam melawan varian delta.
Sebelumnya, peminat akan lebih dulu diberikan penjelasan mengenai risiko pencampuran vaksin dari produsen yang berbeda.
Dilansir dari Liputan6, direktur pelayanan medis Kementerian Kesehatan Singapura, Kenneth Mak, mengatakab kebijakan itu disebut "heterologous vaccination strategy". Ia menegaskan, belum ada data mengenai hasilnya, tapi secara teori berdampak positif.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Apa manfaat vaksin Mpox? Dengan adanya persetujuan dari dua lembaga kesehatan internasional dan nasional tersebut, vaksin Mpox telah dipastikan keamanannya dan siap digunakan untuk melindungi masyarakat dari penularan virus Mpox (MPXV).
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
Di lain sisi, pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk tidak memutuskan sendiri mencampur vaksin Covid-19 dari berbagai produsen. Tetap diperlukan otoritas kesehatan masyarakat dalam mengambil keputusan.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini yang telah merdeka.com himpun dari berbagai sumber, Selasa (17/8).
Studi Terkait Pencampuran Jenis Vaksin
Ilustrasi vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dan Moderna ©Reuters
Mengutip dari Reuters, Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO menyatakan bahwa vaksin Pfizer Inc (PFE.N) dapat diterima pada dosis kedua. Usai seseorang menerima AstraZeneca (AZN.L) pada dosis awal. Hal itu dibolehkan bila jenis yang sama, tidak tersedia.
Uji klinis yang dipimpin oleh Universitas Oxford, Inggris tengah melangsungkan penyelidikan terkait pencampuran rejimen vaksin.
Hal itu bagi jenis vaksin AstraZeneca dengan Pfizer. Kemudian uji coba baru diperluas dengan mencakup vaksin Moderna Inc (MRNA.O) dan Novavax Inc (NVAX.O).
Pfizer & Moderna untuk Dosis Kedua Usai Sinovac
Ilustrasi vaksin Covid-19 ©Unsplash/brano
Negara Singapura menggunakan vaksin Pfizer dan Moderna sebagai program vaksinasi nasional. Karena keduanya memiliki tingkat efikasi di atas 90 persen.
"Tapi meski begitu, jika ada yang eligible untuk mendapat vaksin dari program vaksinasi nasional, (maka) kita akan mengizinkan mereka untuk mendaftar, tetapi kita akan memberikan mereka saran mengenai fakta bahwa belum ada bukti terkait seberapa baik responsnya jika mereka sebelumnya mendapat vaksin lain," kata Kementerian Kesehatan Singapura, Kenneth Mak, seperti dikutip dari Liputan6.
Vaksin Sinovac digunakan untuk swasta, namun tidak dipakai oleh pemerintah di sana. Diketahui, sejumlah negara telah mengizinkan pencampuran vaksin, seperti Korea Selatan, terutama untuk Pfizer dan AstraZeneca.
Alasan Pencampuran Vaksin
Khasiat vaksin Sinovac masih menjadi pertanyaan. Kenneth Mak mengatakan bukti dari beberapa negara lain menunjukkan orang yang telah menerima vaksin Sinovac, masih terinfeksi Covid-19.
"Ada risiko yang signifikan dari vaksin ini," ujarnya dilaporkan Business Line.
Pada 3 Juli 2021, lebih dari 17.000 orang di Singapura telah menerima dosis pertama jenis CoronaVac.
Bahkan di Negeri Singa tersebut tegas melakukan tes Covid-19 bagi para penerima vaksin Sinovac, sebelum menghadiri acara. Sedangkan yang telah mendapatkan rejimen vaksinasi lengkap dengan Moderna atau Pfizer. Mereka dapat bebas dari pengujian pra-acara di Singapura. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat dua jenis vaksin polio yaitu berupa suntik dan tetes yang bisa diberikan pada anak. Apa perbedaannya?
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaVaksin Nusagard akan digunakan pada Program Imunisasi Nasional pada 2023 mendatang. Program ini menyasar 2,9 juta anak usia kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD).
Baca SelengkapnyaSejumlah negara melaporkan kembali naiknya kasus virus Covid-19 sejak akhir November 2023.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya