Waspadai Pandemi Gelombang Ketiga, Kasus Mulai Bermunculan Lagi
Merdeka.com - Semenjak pengumuman relaksasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah kota, tak sedikit masyarakat kembali beraktivitas seperti biasa. Seakan bebas dari sebelumnya, kelonjakan mobilitas pun meningkat di beberapa tempat.
Staf medis divisi penyakit tropis dan infeksi penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Adityo Susilo, menyarankan untuk seluruh pihak waspada terhadap lonjakan kasus baru terinfeksi Covid-19.
"Kita saat ini bersyukur, saya yakin mayoritas tenaga kesehatan di Jakarta dan tentu harapannya di seluruh Indonesia, sejak Agustus kemarin kita sudah mulai mengalami relaksasi, September relaksasi, sangat luar biasa. Kasusnya sangat sedikit sekali, namun hati-hati," katanya dalam Webinar TIM Mitigasi IDI yang dikutip Merdeka.com.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta meningkat? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
Wakil Sekjen PB Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) itu menyebutkan bahwa kasus terinfeksi di Jakarta kembali bermunculan sejak Oktober ini.
"Di bulan Oktober ini, tempat saya swasta berpraktik sudah mulai lagi berdatangan kasus-kasus Covid yang baru. Jadi artinya, di bulan Oktober ini sudah mulai bermunculan lagi kasus baru dan kita harus waspada," sambungnya.
Oleh sebab itu, Adityo menyinggung prediksi pandemi Covid-19 gelombang ketiga yakni pada akhir tahun 2021. Staf medis dan anggota komite medik Rumah Sakit Medistra itu tegas meminta semua pihak patut waspada.
"Isu gelombang ketiga ini prediksi di akhir tahun karena nanti berhubungan dengan pergerakan manusia saat itu. Jadi saya pikir penting untuk kita selalu waspada dengan Covid-19 karena memang penyakit ini masih ada di sekitar kita," terangnya.
Pandemi gelombang ketiga bisa dipicu dari sejumlah hal, seperti mobilitas saat libur akhir tahun 2021, vaksinasi Covid-19 yang rendah, relaksasi kebijakan PPKM, hingga munculnya varian baru.
Mengantisipasi Pandemi Gelombang Tiga
©Pixabay/3005398
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito menjelaskan, bahwa pemerintah sebelumnya telah menyusun strategi untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di akhir tahun 2021. Rencana tersebut telah disusun oleh lintas kementerian dan lembaga.
"Strategi yang disusun diharapkan dapat menjadi kebijakan yang efektif dan inklusif dengan menekankan pada prinsip pelonggaran aktivitas yang diikuti pengendalian lapangan yang ketat," ujar Wiku Bakti dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (14/10).
Tegasnya pemerintah juga tampak dengan meningkatkan laju vaksinasi pada kelompok lansia. Terutama di wilayah aglomerasi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Ditambah lagi dengan mempercepat program vaksinasi Covid-19 pada anak-anak. Kemudian pelaksanaan skrining berlapis terhadap pelaku perjalanan internasional.
Alangkah baiknya jika kita tetap disiplin menerapkan Protokol Kesehatan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas dan interaksi, dan menjauhi kerumunan). Demi mencegah pertambahan kasus terinfeksi. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDari data terakhir yang dihimpun hingga 26 Maret 2024, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan penyebaran kasus DBD terbanyak yakni 716 kasus.
Baca SelengkapnyaDinas kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan kasus Covid-19 naik 40 persen dalam sepekan. Sementara kasus mycoplasma pneumonia enam orang.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu anak tercatat menderita ISPA hingga Juli 2023.
Baca Selengkapnya