10 Year Challenge, Potret Kemiskinan Indonesia
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2018 mencapai 25,26 juta orang atau sebesar 9,66 persen. Angka kemiskinan ini menurun 0,28 juta orang dibandingkan Maret 2018. Membandingkan dengan 10 tahun lalu, jumlah penduduk miskin Indonesia ternyata menurun dari sebelumnya sebesar 15,42 persen atau sekitar 34,96 juta jiwa di 2008.
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Pungky Sumadi, membeberkan sejumlah faktor pendorong menurunnya angka kemiskinan di Indonesia. Faktor pertama, pada periode 2007-2008 program pengentasan kemiskinan masih dalam persiapan. Salah satunya penyaluran beras miskin.
"Pada 2007 itu program-program masih dalam persiapan. Jadi misalnya penyaluran beras miskin, kita masih menggunakan jumlah tidak sebesar sekarang. Caranya juga membagikan langsung ke masyarakat oleh Bulog," ujar Pungky kepada merdeka.com di Jakarta, Kamis (17/1).
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka kemiskinan? 'Apa yang kami rencanakan tersebut disesuaikan dengan arah pembangunan ke depan yang telah dicanangkan secara nasional, maupun oleh pemerintah provinsi, dengan menyesuaikan dengan dinamika lokal di Banyuwangi,' papar Ipuk. Ipuk mencontohkan dalam upayanya menekan angka kemiskinan. Seluruh komponen masyarakat dari tingkat kabupaten hingga unit terkecil di tingkat Rukun Tetangga dilibatkan. Tak terkecuali komponen sosial kemasyarakatan lainnya.
-
Dimana angka kemiskinan Kaltim berada? Provinsi Kaltim masuk dalam 18 Provinsi yang angka kemiskinannya berada di bawah nasional dan menempati posisi kedelapan dengan tingkat kemiskinan terendah.
-
Bagaimana Kaltim turunkan angka kemiskinan? Salah satunya, adalah pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) bagi keluarga pra sejahtera. Sebab, kelayakan hunian menjadi salah satu indikator kemiskinan.
-
Bagaimana Jawa Timur menurunkan angka kemiskinan? Selain banyak program yang digerakkan Pemprov Jatim untuk mengatasi kemiskinan agar berjalan efektif, turunnya angka kemiskinan di Jatim menurut Khofifah juga dipengaruhi sejumlah faktor.
-
Bagaimana cara Pemprov Kaltim tekan angka kemiskinan? 'Angka kemiskinan itu masih memungkinkan untuk ditekan melihat laju pertumbuhan ekonomi Kaltim yang cukup positif sebesar 6,34 persen. Atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen,' jelas Yusliando.
Pungki mengatakan, pencatatan pembagian beras secara langsung ini tidak cukup efektif. Sebab, masyarakat Indonesia yang terkenal memiliki toleransi cukup besar membagikan beras yang dimiliki dengan tetangga yang tidak tercatat miskin tetapi tergolong miskin. Sehingga, ketika dilakukan pencatatan oleh BPS, bantuan yang dilaporkan hanya yang diperoleh.
"Begitu BPS datang, dia tanya ibu dapat beras miskin berapa? dia laporkan hanya 5 Kg, padahal sebetulnya dia 10 Kg. Nah jadi pada saat dicatat BPS, ibu itu hanya dapat 5 Kg. Harga beras misalnya 8.000 dari pemerintah dia harusnya dapat Rp 80.000 tapi tercatat hanya Rp 40.000," jelasnya.
Faktor kedua, kata Pungky, adalah jaminan kesehatan masih sangat minim. Pemerintahan saat itu menggunakan program Askeskin/Jamkesmas, di mana kepesertaan masyarakat di dalamnya masih sangat sedikit.
"Kedua, pada waktu itu belum ada BPJS. Sehingga waktu itu jaminan kesehatan masih Askeskin. Itu kepesertaanya masih sangat terbatas. Pada saat dihitung BPS masih kecil yang dapat," katanya.
Faktor ketiga, pada 2008, program keluarga harapan baru satu tahun berjalan setelah dicanangkan pada 2007. Sehingga dampaknya belum benar-benar terasa.
"Ketiga, PKH baru jalan tahun 2007. Jadi kalau kemiskinan 2008, PKH masih jumlahnya masih sekitar 530.000. Itu adalah program kemiskinan masih sangat sederhana," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah pun terus melakukan upaya untuk mengentaskan kemiskinan. Pada 2019, sejumlah program terus dijalankan. Perbaikan data dan cara penyaluran bantuan terus dioptimalkan. Sejumlah kebijakan baru juga dikaji, salah satunya penyaluran dana desa yang semakin terarah dan menjangkau banyak masyarakat.
"Dalam berjalannya waktu kita perbaiki sistemnya, pendataannya, cara membagikannya, mengukurnya dan segala macam. Kemiskinan 2019, tapi perubahan terbesar terjadi di bidang kebijakan kira-kira 2 tahun terakhir," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.
Baca SelengkapnyaNamun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut saat ini Indonesia juga menghadapi penurunan jumlah kelas menengah yang mencapai 9 juta jiwa.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat ekonomi Jakarta naik dan angka kemiskinan di DKI Jakarta turun di era Pj Gubernur DKI Heru Budi.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, jumlah kelas menengah terbukti terus mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaBantuan pangan beras menjadi salah satu program pemerintah untuk bantalan ekonomi masyarakat yang berkontribusi terhadap penurunan kemiskinan.
Baca SelengkapnyaPenurunan kemiskinan juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan penurunan tertinggi terjadi di Bali dan Nusa Tenggara.
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy mengklaim angka kemiskinan ekstrem di Indonesia turun drastis dari 4 persen menjadi 0,8 persen dalam satu dekade
Baca SelengkapnyaSelain itu juga telah membangun 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan baru, dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru.
Baca SelengkapnyaBPS Jakarta mencatat angka penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaBangunan kumuh yang berdiri sepanjang bantaran Kali Ciliwung di Jakarta semakin mencolok.
Baca Selengkapnya