2 Tahun Jokowi, DPR sorot proyek 35.000 MW dan lifting minyak RI
Merdeka.com - Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Gus Irawan ikut menilai kinerja pemerintahan Jokowi-JK yang telah berjalan dua tahun, tepat hari ini Kamis (20/10).
Menurutnya, setelah 2 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, Pekerjaan Rumah (PR) yang masih harus diselesaikan adalah program listrik 35.000 megawatt (MW). Mega proyek ini dalam 2 tahun terakhir tidak mengalami perkembangan yang cukup baik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebut jika proyek 35.000 MW hanya akan terealisasi sebesar 25.000 MW saja. Sementara 10.000 MW masih under construction.
-
Siapa yang memprediksi pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran kurang maksimal? Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi upaya proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan dilanjutkan presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan maksimal.
-
Kenapa pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran diprediksi kurang maksimal? Hal itu, dikarenakan Prabowo berencana akan menggelontorkan dana untuk pembangunan IKN sebanyak Rp16 triliun per tahun.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Bagaimana Prabowo menilai kinerja Kabinet? Soal evaluasi, dia tentu akan melakukannya tanpa harus memberikan target waktu-waktu tertentu.'Saya kira tidak terpaku waktu ya (evaluasi kabinet). Saya tanamkan rasa tanggung jawab, saya menggugah cinta Tanah Air. Kalau orang itu cinta Tanah Air, kalau orang itu sadar dia harus bekerja untuk kepentingan sebaik-baiknya rakyat dan bangsa, saya kira hasilnya akan baik,' ujarnya.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Bagaimana cara Jokowi memastikan kesiapan IKN? Presiden Jokowi menyampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga diagendakan pindah kantor pada waktu serupa, yakni berkisar Juni hinga Juli.'Pak Basuki Juni, Juli,' kata Presiden Jokowi di kawasan IKN, Kalimantan Timur, Kamis (29/2).
"Tentu saya kira capaiannya belum terlalu baik sampai saat ini," ujarnya saat ditemui di ruang rapat komisi VII, Komplek DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (20/10).
Lanjutnya, selain mega proyek 35.000 MW, eksplorasi minyak juga masih menjadi PR bagi pemerintah untuk diselesaikan. Sebab, di tengah semakin merosotnya lifting minyak, jumlah konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) justru terus meningkat.
Tercatat, lifting minyak Indonesia saat ini mencapai 800.000 ribu barel per hari (BOPD). Sementara kebutuhannya sudah mencapai 1,4 juta BOPD. Artinya, masih ada gap sebesar 600.000 ribu BOPD yang harus dipenuhi pemerintah melalui impor minyak.
"Kan lifting minyak kita turun terus, itu juga satu tantangan kita juga sih, saya kira itu, lifting turun terus tapi produksi tak kunjung membaik. Kondisi yang produksi minyak kita terus menurun, menyebabkan impor yang lebih besar, impor yang besar itu menguras devisa negara, mengganggu stabilitas rupiah dan seterusnya itu menjadi penting," jelas dia.
Meski demikian, dia tetap menilai kinerja pemerintah banyak yang perlu di apresiasi di tengah PR yang tak kunjung terselesaikan. Salah satunya upaya untuk menerapkan keadilan pada harga BBM di seluruh wilayah Indonesia.
"Soal misalnya juga satu harga BBM itu sebenarnya perintah konstitusi memang sesungguhnya. Terkait itu meskipun perintah konstitusi, kita tetap saja memberikan apresiasi kepada pemerintah, cuma yang penting, sekarang bahwa sekarang jangan hanya dipublish tapi, pelaksanaannya, entah kapan-kapan. Ini yang perlu kita kawal, kalau ukuran kinerja, target pembangunan sesungguhnya, tapi menyeluruh," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Basuki turut dicecar soal perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca SelengkapnyaMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono melakukan rapat kerja dengan Komisi V DPR, hari ini.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaDPR menilai IKN tetap sulit menarik minat investor karena masalah utama bukan pada pergantian pejabatnya, tetapi dasar kebijakan yang keliru
Baca SelengkapnyaAnggota DPR Fraksi PDIP Deddy Sitorus menilai target mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak masuk akal.
Baca SelengkapnyaRealisasi program insentif kendaraan listrik, baik mobil listrik maupun motor listrik belum maksimal.
Baca SelengkapnyaPemerintah menggunakan hasil survei untuk bahan evaluasi dan koreksi.
Baca SelengkapnyaAHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius
Baca SelengkapnyaJokowi mengungkapkan bahwa potensi energi panas bumi atau geothermal di Indonesia mencapai sekitar 24.000 megawatt (MW), namun belum dioptimalkan dengan baik.
Baca SelengkapnyaMeski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, ada lima kondisi masyarakat di era Jokowi yang menjadi perhatian.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu menyampaikan roadmap perkeretaapian Indonesia tentang kebutuhan transportasi penduduk.
Baca SelengkapnyaDjarot Saiful Hidayat menilai, ketidaksiapan dalam pemindahan IKN sebagai cerminan kebijakan yang tergesa-gesa.
Baca Selengkapnya