2015, BI catat transaksi lindung nilai USD 41,61 miliar

Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat volume transaksi lindung nilai (hedging) sebesar USD 41,61 miliar sepanjang 2015. Ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"2015 volume transaksi hedging naik. Pada 2014 total derivatif beli korporasi domestik itu USD 36,81 miliar atau rata-rata USD 3 miliar per bulan. Maka di 2015 itu USD 41,61 miliar selama setahun," ujar Deputi Gubernur BI Hendar, Jakarta, Senin (28/3).

Menurutnya, peningkatan volume transaksi lindung nilai tersebut diharapkan dapat menekan neraca transaksi berjalan yang masih mengalami defisit hingga saat ini.

"Tapi kami patut bersyukur bahwa segala upaya yang kami lakukan sudah baik. Rasio current account deficit atau defisit transaksi berjalan kita itu 2 persen di akhir 2015. Upaya ini hasil kebijakan yang dilakukan BI," jelasnya.

Bank sentral berharap perusahaan nasional yang bertransaksi menggunakan valuta asing (valas) dapat melakukan transaksi lindung nilai. Ini bertujuan agar menghindari risiko selisih nilai tukar.

Di sisi lain, transaksi hedging BUMN juga mengalami peningkatan. Ini sejalan dengan keinginan Kementerian BUMN agar perusahaan pelat merah dapat menjadi pendorong transaksi lindung nilai di dalam negeri.

"Di BUMN juga naik, seperti Pertamina, PLN, Garuda Indonesia, Petrokimia Gresik, Semen Gresik dan Semen Padang sudah adakan master agreement. Transaksi beli BUMN itu USD1,9 miliar di 2015 atau naik 200 persen dibanding 2014 yakni USD580 juta," ungkapnya