2016, BNI catat salurkan kredit Rp 393 triliun dan NPL 0,4 persen
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat kredit yang disalurkan BNI hingga 31 Desember 2016 mencapai Rp 393,28 triliun. Angka ini meningkat 20,6 persen dibandingkan periode yang sama 2015 yang tercatat sebesar Rp 326,11 triliun.
Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto menjelaskan pertumbuhan kredit pada 2016 ini melampaui pencapaian industri perbankan Indonesia secara umum di mana per November 2016 mencapai 8,5 persen. Selain itu, kredit macet atau (NPL) juga membaik dari 0,9 persen pada akhir 2015 menjadi 0,4 persen pada akhir 2016.
Dia menjelaskan, sebesar Rp 286,1 triliun atau 72,7 persen dari total kredit disalurkan ke Segmen Bisnis Banking, sedangkan sebesar Rp 65,1 triliun atau 16,5 persen ke segmen Konsumer Banking.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Ke mana BNI salurkan kredit BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
"Sisanya sebesar 11,8 persen disalurkan melalui kantor-kantor cabang luar negeri dan perusahaan-perusahaan anak," kata Suprajarto di Jakarta, Kamis (26/1).
Dia merinci, untuk kredit melalui segmen Bisnis Banking, sebesar Rp 95,8 triliun disalurkan melalui segmen korporasi yang mampu tumbuh 21 persen dan kredit kepada BUMN sebesar Rp 78,3 triliun atau tumbuh 33,3 persen. "Untuk kredit kepada segmen menengah dan kecil masing-masing tumbuh 19,9 persen dan 20,5 persen," ujarnya
Sementara itu, kredit ke segmen Konsumer Banking, terutama meIalui pinjaman payroll yang tumbuh 128,1 persen dengan outstanding per 31 Desember 2016 mencapai Rp 8,9 triliun. Kredit Perumahan atau KPR per 31 Desember 2016 mencapai Rp 36,4 triliun atau tumbuh 5 persen dan kartu kredit mencapai Rp 10,5 triliun atau tumbuh 7,5 persen.
Suprajarto mengatakan Loan to Deposit Ratio (LDR) BNI naik dari 87,8 persen menjadi 90,4 persen. "Pertumbuhan kredit tersebut tetap didukung oleh fundamental yang kuat di mana tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) tetap terjaga baik pada level 19,4 persen," jelasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaRealisasi penyaluran kredit dan pembiayaan BTN sepanjang tahu 2023 mencapai Rp333,69 triliun.
Baca SelengkapnyaPencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami percepatan di kuartal kedua.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut mengalami pertumbuhan 12,7 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 16,6 persen menjadi Rp365,4 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit BTN per Agustus naik 13,05 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaCapaian tersebut tumbuh 15 persen (yoy) dibandingkan dengan perolehan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca Selengkapnya