2017, Impor kakao Indonesia tertinggi sepanjang sejarah
Merdeka.com - Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia, Soetanto Abdoellah, mengungkapkan Indonesia melakukan impor biji kakao sebanyak 200.000 ton pada 2017. Ini merupakan angka tertinggi impor kakao selama ini.
"Padahal sebelumnya tidak pernah. Kita paling tinggi 2 tahun lalu itu 110.000 ton. Rata-rata biasanya hanya 60.000 ton sebelumnya. Jadi kemarin itu yang tertinggi. Kita harus tingkatkan produksi," ujarnya ketika ditemui di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (9/2).
Oleh sebab itu, dia memandang perlunya ada langkah khusus yang diambil pemerintah untuk menggenjot produksi kakao dalam negeri sehingga tidak perlu impor terlalu banyak.
-
Apa penyebab produksi gula Indonesia kalah saing dengan Brazil? 'Brazil dan Indonesia sama-sama terletak di Garis Khatulistiwa. Hal ini perlu menjadi bahan refelksi kita bersama,' kata Arief dalam acara Nasional Sugar Summit (NSS) 2023, Jakarta, Rabu (13/12). Arief menilai pemerintah dan para pemangku kepentingan (stakeholder) perlu merefleksikan diri dan melihat kesuksesan Brazil dalam mengelola tebu. Sehingga menjadi negara dengan pengeskpor terbesar di dunia.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Mengapa Sumatera Utara cocok menanam kakao? Budidaya kakao merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki potensi ekonomi tinggi, khususnya di negara-negara tropis seperti Indonesia.
-
Di mana kakao To’ak dipanen? Dibuat dari kakao Nasional langka yang dipanen hanya dari 14 perkebunan di lembah Piedra de Plata, Ekuador, cokelat To’ak tidak diragukan lagi sebagai cokelat paling berharga di dunia.
-
Bagaimana pohon kakao berkembang? Penelitian ini mengonfirmasi bahwa genus Theobroma memiliki cukup waktu untuk melakukan diversifikasi genetik, dengan setiap populasi liar beradaptasi dengan habitat lokalnya.
-
Mengapa Rumah Produksi Kelorida fokus ke cokelat kelor? Dengan mengonsumsi cokelat kelor, diharapkan kebutuhan nutrisi anak-anak tetap seimbang.'
Deputi II Bidang Pertanian dan Pangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdalifah, mengakui bahwa produksi kakao (buah coklat) di Indonesia masih jauh dari kebutuhan. Pada 2017, hanya ada sekitar 400.000 ton kakao, padahal, kebutuhan industri sekitar 800.000 ton.
Musdifah menilai, rendahnya produksi kakao disebabkan masih minimnya wawasan petani tentang cara peningkatan produksi. "Produktivitas kita kan masih rendah, buktinya produksi masih 400.000 ton, tahun 2017," kata Musdalifah.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan produksi kakao dalam negeri. Hal ini agar Indonesia tidak perlu impor.
"Iya ada impor sih, tapi memang kalau itu kadang-kadang kakao kita harus dicampur. Jadi bukan karena kita kurang produksi. Kadang-kadang kita harus impor, tapi karena rasa, karena kita kan industri olahan. Rasa dari masing-masing negara itu beda-beda," ujarnya.
Beberapa negara asal kakao impor diantaranya adalah Pantai Gading dan Ghana. Adapun jenis kakao yang diimpor adalah kakao industri yang mempunyai varian rasa berbeda dengan kakao produksi dalam negeri.
"Paling tidak kalau kita mau punya daya saing terkait rasa, selera kan kita harus penuhi kan. Harus kita campur-campur (dengan kakao impor)."
Menyikapi hal tersebut, pemerintah pada hari ini telah resmi meluncurkan buku Kurikulum Nasional dan Modul Pelatihan Budi Daya Berkelanjutan dan Pasca Panen Kakao untuk membentuk petani kakao yang lebih profesional. Penyusunan buku ini diawali dengan pembentukan tim pengarah nasional dan tim penyusun yang dibentuk berdasarkan surat No: 110/KPA/I.1/06/17 tentang Tim Penyusun Kurikulum dan Modul pelatihan Budi Daya Berkelanjutan dan Pasca Panen Kakao tahun 2017.
Tim ini dipimpin oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian. Adapun yang terlibat di dalamnya adalah Kementerian Pertanian, Cocoa Sustainability Partnership (CSP) dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka).
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Subsektor tersebut antara lain teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu yang produksi dalam negerinya melimpah.
Baca SelengkapnyaSaid mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca Selengkapnyaresiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula.
Baca SelengkapnyaMahfud mempertanyakan komitmen pemerintah saat ini yang terus menerus impor pangan.
Baca SelengkapnyaDalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca SelengkapnyaSaid menilai perlu bagi pemerintah agar fokus terhadap program kemandirian pangan
Baca SelengkapnyaKacang hijau merupakan omoditas tanaman pangan yang banyak dibutuhkan baik dalam negeri dan luar negeri.
Baca SelengkapnyaKementerian Pertanian diminta mampu memacu produktivitas produk kopi di Indonesia agar bisa menghasilkan 8-9 ton per hektar.
Baca SelengkapnyaPadahal kedua negara tersebut merupakan dilalui oleh garis khatulistiwa.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga gula ini jauh melampaui dari harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp14.500 per kilogram.
Baca SelengkapnyaJokowi mendorong Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman agar memberi perhatian pada komoditas kopi
Baca Selengkapnya