2021 Dicanangkan Sebagai Tahun Pemulihan Ekonomi Terancam Pupus
Merdeka.com - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan perkembangan perekonomian di Tanah Air akan terganjal dengan masalah berat dalam kebijakan mengatasi pandemi Covid-19. Sehingga dikhawatirkan akan berdampak krusial bagi perekonomian 2021.
Ekonom Senior INDEF, Didik J Rachbini, mengatakan tahun 2021 telah diprediksi oleh pemerintah sebagai tahun pemulihan ekonomi pasca pandemi. Itu semua merupakan harapan. Tetapi melihat apa yang dikerjakan pemerintah dalam hal penanganan Covid-19 ini, harapan tersebut bisa pupus.
"Harapan tersebut tertutup awan hitam karena tidak melihat perkembangan, tidak pasti kapan Covid bisa teratasi atau setidaknya memperlihatkan kecenderungan kasus yang semakin menurun," kata dia dalam pernyataannya yang diterima merdeka.com, Jumat (8/1).
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Siapa yang merasa sulit mengimbangi inflasi? Sayangnya, inflasi tinggi membuat uang yang mereka miliki saat ini seperti tidak berarti. Sekitar 67 responden dalam survei itu mengatakan bahwa mereka tidak mampu mengimbangi inflasi.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
Dari sejak outbreak di Maret 2019 sampai awal Januari 2021, masalah Covid-19 dan kasus hariannya di Indonesia terus-menerus meningkat dari hari ke hari. Kasus harian Covid-19 hanya ratusan beberapa bulan yang lalu, kini kasus hariannya sudah mendekati 10.000 kasus.
Sementara itu negara lain sudah memperlihatkan tanda-tanda penurunan atau relatif lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan negara-negara ASEAN, kebijakan dalam mengatasi covid-19 ini tertinggal dan gagal.
Dia menyebut akar masalah dan asal muasal dari resesi dan krisis ekonomi Indonesia dan global sekarang ini adalah faktor tunggal, pandemi Covid-19. Karena itu, kebijakan yang masuk akal dan harus bekerja di lapangan adalah kebijakan dan program mengatasi Covid-19 ini. Sedangkan kebijakan ekonomi yang lainnya nomor dua, sehingga prioritas utama adalah mengendalikan virus tersebut.
"Ini tidak berarti kebijakan ekonomi harus ditinggalkan. Tetapi mengatasi Covid-19 adalah prasyarat untuk mengatasi resesi ekonomi. Pemerintah harus bisa mengatasi pandemi Covid-19 lebih dahulu agar supaya Indonesia bisa lolos dari ancaman resesi ekonomi," jelas dia.
Dia menekankan, jika Covid-19 tidak bisa diatasi, maka pemerintah jangan bermimpi bisa mengatasi resesi. Tidak ada pertumbuhan ekonomi tanpa mengatasi pandemi. Apalagi perkembangan pandemi terus meningkat dan terlihat dari data kasus harian sampai sekarang, sehingga proses pemulihan ekonomi akan jauh lebih sulit dan resesi diperkirakan akan berkepanjangan.
Pertumbuhan Ekonomi 2021 3 Persen
Di sisi lain, pemerintah optimistis sekali memperkirakan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 4-5 persen. Perkiraan pertumbuhan itu, menurutnya, tidak berdasar pada fakta yang sebenarnya dari perkembangan Covid-19 yang buruk dan kapasitas kebijakan pemerintah dalam mengatasinya.
"Karena itu, pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diperkirakan hanya sebesar 3 persen, kecuali ada perubahan kebijakan yang lebih baik dalam mengatasi pandemi," jelas Didik.
Adapun proyeksi INDEF ekonomi 2021 yang lainnya adalah nilai tukar Rp14.800 per USD, tingkat inflasi 2,5 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT 7,8 persen, tingkat kemiskinan 10,5 persen.
Alasan-alasan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih realistis seperti di atas bisa tergambar pada sisi masyarakat, belanja domestik kelas menengah, sebagai motor penggerak ekonomi, belum maksimal karena kasus harian Covid-19 belum mereda, bahkan memburuk.
Kemudian dari sisi pemerintah, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menyerap anggaran yang besar tetapi efektivitas dan penyerapannya tidak maksimal , bahkan terjebak dalam kasus korupsi yang buruk.
Selanjutnya, belanja kesehatan dan belanja sosial justru diturunkan tahun 2021, sehingga permintaan domestik terkendala oleh efektivitas program kesehatan dan belanja pemerintah di sektor ini.
Kredit perbankan masih lemah sekaligus sebagai indikasi pertumbuhan rendah. Dan vaksinasi sudah mulai tetapi masih terbatas dampaknya tidak pada tahun 2021.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaNurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani bilang, kehilangan 10 persen PDB akan memberikan konsekuensi yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaAda beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaShinta mengungkapkan isu utama yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah pelemahan kelas menengah.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.
Baca Selengkapnya