Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

2021, Inalum merdeka dari impor alumina

2021, Inalum merdeka dari impor alumina General Manager SDM dan Umum Inalum Moh Rozak Hudioro. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - General Manager SDM & Umum Inalum, Moh. Rozak Hudioro mengatakan saat ini perusahaan masih mengimpor alumina dari Australia dan India, yang merupakan bahan baku dari pembuatan alumunium. Padahal, Indonesia merupakan salah satu penghasil bauksit terbesar, di mana bauksit adalah bahan baku dari pembuatan alumina.

Dengan demikian, terbentuknya pabrik pengolahan (smelter) bijih bauksit menjadi alumina (Grade Alumina Refinery/SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) akan menghemat biaya produksi. Ditargetkan pada 2021 perusahaan tidak akan lagi mengimpor alumina.

"Untuk memutuskan rantai ketergantungan itu bagaimana kalau bauksit yang ada di Kalimantan Barat itu kita olah sendiri dan bekerjasama dengan Antam. Dengan teknologi China. Nanti harapannya, kami tidak membeli Alumina dari Australia lagi, tapi dihasilkan dari dalam negeri," kata Rozak di Medan, Sumatera Utara, Rabu (6/12).

Dia menambahkan, Inalum mengimpor alumina sebanyak 500.000 ton per tahun dengan harga alumina sebesar USD 400 per ton, yang berarti dalam satu tahun Inalum mengeluarkan anggaran sekitar USD 20.000 untuk kebutuhan alumina. Sehingga dengan dibangunnya smelter maka perusahaan bisa melakukan penghematan dan efisiensi.

"Paling tidak secara ini kita tidak akan mengeluarkan valuta asing. Kedua itu ketahanan nasional lebih kuat. karena bukan punya orang. Menghemat 100 persen," imbuhnya.

Tercatat, kebutuhan alumunium dalam negeri di 2016 mencapai sekitar 800.000 ton, sementara kemampuan Inalum baru sebesar 260.000 ton. Maka ke depannya, Inalum akan memperbesar produksi untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Dengan adanya perbaikan teknologi kita berharap 300.000 ton bisa kita dapat. Kita akan bangun smelter baru harapannya 500.000 ton 2020 dan di 2022 kita tingkatkan jadi 1 juta ton," tegas Rozak.

Diketahui, proyek pabrik smelter SGAR di Mempawah baru masuk tahap feasibility study yang ditargetkan selesai tahun depan. Setelah itu, akan dilanjutkan pembangunan fisik. Meski pabrik sudah jadi, namun belum ada pembangkit listrik, mengingat industri alumunium memakan daya listrik yang sangat besar.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun
Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Sudah Punya Smelter Bauksit di Mempawah, Kini Jokowi Bakal Setop Ekspor Bahan Mentah
Sudah Punya Smelter Bauksit di Mempawah, Kini Jokowi Bakal Setop Ekspor Bahan Mentah

Pembangunan smelter ini merupakan usaha pemerintah untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara industri.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.

Baca Selengkapnya
Sepanjang Tahun 2023 Volume Produksi PT BUMI Meningkat, Ini Pemicunya
Sepanjang Tahun 2023 Volume Produksi PT BUMI Meningkat, Ini Pemicunya

Batu bara tetap masih menjadi komoditas utama ekspor Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ekspor Besi dan Baja Tahun 2023 Tembus USD26,7 Miliar
Ekspor Besi dan Baja Tahun 2023 Tembus USD26,7 Miliar

Neraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Produksi Emas Sendiri, Totalnya Mencapai 70 Ton per Tahun
Indonesia Bakal Produksi Emas Sendiri, Totalnya Mencapai 70 Ton per Tahun

Ini menandakan berakhirnya ketergantungan Indonesia pada ekspor konsentrat yang selama ini belum bisa memanen mineral secara maksimal.

Baca Selengkapnya
Cadangan Batubara BUMI Capai 2,4 Miliar Ton
Cadangan Batubara BUMI Capai 2,4 Miliar Ton

Kenaikan produksi batubara itu didorong oleh performa kontraktor yang lebih baik, dan curah hujan yang lebih sedikit di wilayah pertambangan .

Baca Selengkapnya
Menteri ESDM Ungkap Penyebab Perusahaan Asal Jerman Batal Investasi Smelter di Indonesia
Menteri ESDM Ungkap Penyebab Perusahaan Asal Jerman Batal Investasi Smelter di Indonesia

Kebijakan hilirisasi di Indonesia tetap menarik bagi investor asing.

Baca Selengkapnya
Top! Neraca Dagang Indonesia Surplus 4 Tahun Berturut-turut, Kini Capai USD 3,56 Miliar
Top! Neraca Dagang Indonesia Surplus 4 Tahun Berturut-turut, Kini Capai USD 3,56 Miliar

Surplus perdagangan pada April 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.

Baca Selengkapnya
Keren, Indonesia Kembali Catatkan Surplus Neraca Dagang 39 Bulan Berturut-turut
Keren, Indonesia Kembali Catatkan Surplus Neraca Dagang 39 Bulan Berturut-turut

Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun

Baca Selengkapnya
Nilai Impor Indonesia Anjok di Agustus 2024
Nilai Impor Indonesia Anjok di Agustus 2024

Impor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,

Baca Selengkapnya
BPS Catat Impor Bulan November Turun 10,71 Persen
BPS Catat Impor Bulan November Turun 10,71 Persen

Penurunan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh nilai impor non migas.

Baca Selengkapnya