2021, PUPR Siapkan Rp 450 M untuk Program Padat Karya Penanggulangan Banjir
Merdeka.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersiaga menghadapi puncak musim hujan yang akan terjadi mulai November 2020 sampai April 2021. Dari sisi anggaran, instansi juga telah menghabiskan banyak uang untuk berbagai bencana tak terduga di tahun ini seperti pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, bercerita Kementerian PUPR sudah menghabiskan anggaran Rp 300 miliar untuk pendanaan dan penanganan tanggap darurat. "Ternyata itu habis dan kurang karena banyak sekali bencana," ungkap Jarot dalam sesi teleconference, Jumat (16/10).
Pada 2021 mendatang, Kementerian PUPR disebutnya telah menyiapkan Rp 450 miliar untuk penanganan bencana seperti banjir. Tak hanya sekedar mengeluarkan uang, Jarot mengatakan, anggaran tersebut juga bakal diberdayakan untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat dalam menghadapi bencana.
-
Bagaimana Kementerian PUPR mengatasi masalah air? Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air seperti membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare jaringan irigasi.
-
Apa saja yang dibangun Kementerian PUPR untuk air? Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air seperti membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare jaringan irigasi.
-
Dimana program KKP dengan anggaran tambahan akan dijalankan? Anggaran ini digunakan untuk operasionalisasi PIT dan PNBP pasca produksi di 100 lokasi, pengembangan Kalaju di 65 lokasi, serta bakti nelayan di 30 lokasi.
-
Bagaimana anggaran tambahan KKP akan digunakan? Rinciannya, Rp200 miliar untuk penambahan biaya operasional kapal pengawas selama 60 hari sehingga total hari layar menjadi 100 hari yang dikelola Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan (DJPSDKP).
-
Kenapa Kementerian PUPR membangun bendungan? Oleh sebab itu, di hadapan peserta World Water Forum ke-10 Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air seperti membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare jaringan irigasi.
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
"Untuk tahun 2021 kita siapkan Rp 450 miliar, dan ini sebagian besar biasanya kita lakukan dengan metode padat karya. Apalagi dengan kondisi sekarang ada pandemi Covid-19, kami lebih memprioritaskan untuk kegiatan-kegiatan padat karya," tuturnya.
"Mengisi geobag, mengisi dengan karung pasir dan sebagainya. Ini juga membuat (kawat) bronjong di tebing-tebing kritis, ini juga dengan padat karya," dia menambahkan.
Anggaran Rp 4,5 T Tanggulangi Banjir 2020
Sebagai catatan, Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR secara keseluruhan pada 2020 ini telah mengalokasikan anggaran penanggulangan banjir sebesar Rp 4,5 triliun.
Dana tersebut disisihkan untuk normalisasi sungai Rp 2,9 triliun, pemeliharaan sungai Rp 500 miliar, drainase Rp 100 miliar, perkuatan tebing sungai Rp 600 miliar, hingga membuat kolam retensi Rp 200 miliar dan perencanaan teknis Rp 200 miliar.
Terkait kesiapan peralatan dan bahan banjiran, saat ini tersedia sandbag sebanyak 327.963, geobag 15.902, kawat bronjong 65.274.
Lalu fasilitas alat berat seperti 102 unit dump truck, 13 unit mobil pick up, 13 unit truck trailer, 138 unit excavator, 49 unit amphibious excavator, 51 unit mobile pump, 60 unit perahu karet, dan 18 unit mesin outboard. Seluruhnya tersedia di masing-masing Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan melawan banjir, maka dilakukan penambahan jumlah alat berat seperti 4 buah weedharvester progressnya telah 100 persen. Kemudian 14 unit exca standard yang saat ini progressnya telah berjalan sebesar 71 persen dengan target selesai 100 persen di Oktober 2020, 4 unit amph long progressnya sudah sebesar 38 persen dan target selesai Oktober 2020.
Selanjutnya, 9 unit exca long progressnya sudah sebesar 40 persen dan target selesai Oktober 2020, 6 unit exca mini progressnya sudah sebesar 42 persen dan target selesai Oktober 2020, serta 5 unit amphibius long arm mini, 6 unit pompa banjir, 2 unit alat bor, 2 unit pompa irigasi, 4 unit speed boat, 9 unit MTA, 14 ribu kawat bronjong, dan 1.000 unit geobag yang akan ditargetkan selesai 100 persen pada November 2020.
Dari sisi prasarana, peningkatan yang dilakukan yakni dengan pengumpulan data monitoring hujan, optimalisasi muka air waduk, dan pengembangan sistem full telemetri sebesar 51,5 miliar.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Banggar DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah mengatakan, rancangan KUA-PPAS APBD 2025 akan didalami bersama komisi-komisi.
Baca SelengkapnyaBelanja untuk penanganan iklim setara 3,5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaUsai melakukan rapat, pimpinan rapat mendoakan agar Basuki atau biasa disapa pak Bas kembali menjabat sebagai menteri
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku akan mengecek langsung pembangunan pompa-pompa di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaProgram ini bahkan sudah berlangsung sejak awal tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan (Kemenkeu) membelanjakan anggaran Rp700 miliar untuk Pusat Data Nasional (PDN) yang disalurkan melalui Kemenkominfo
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Semarang terus berupaya untuk menanggulangi bencana tersebut.
Baca SelengkapnyaBasuki mengatakan, Kementerian PUPR telah melakukan penajaman atas usulan kebutuhan anggaran TA 2025 menjadi sebesar Rp136,95 triliun.
Baca SelengkapnyaDari anggaran tersebut Pemprov akan menggunakan lumpur dan hujan buatan untuk memadamkan kebakaran di TPA Sarimukti.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan ancaman rob akan terjadi dalam rentang waktu tanggal 19-23 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaProyek pengerjaan perbaikan drainase ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman banjir.
Baca Selengkapnya