2025, kebutuhan listrik melonjak karena charger ponsel dan mobil
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan kebutuhan listrik pada tahun 2025 akan melonjak tajam. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk menghasilkan mobil listrik sebanyak 400.000 unit pada tahun 2025, atau 20 persen dari total produksi listrik di Indonesia.
Terlebih lagi, penggunaan telepon genggam (Handphone) juga akan terus meningkat mengikuti tren perkembangan smartphone di Indonesia. Dengan demikian, sangat dibutuhkan ketersediaan listrik yang banyak untuk menunjang kemajuan teknologi Tanah Air.
"Pengembangan mobil listrik dan hybrida merupakan tantangan dan harus dijalankan. Jadi tantangannya adalah sumber daya listriknya. Bayangkan kalau tiap malam 2 juta mobil yang di charge berapa megawatt yang dibutuhkan. Belum lagi 250 juta HP di charge pada saat yang sama tentu kebutuhan listrik akan melonjak," kata JK di ICE BSD City, Tangerang, Jumat (11/8).
Oleh karena itu, lanjut JK, pemerintah akan terus mendorong pembangunan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang semakin meningkat. Salah satunya melalui proyek listrik 35.000 megawatt (MW).
"Pemerintah akan mendorong penyediaan tenaga listrik yang banyak. Jangan khawatir karena tiap tahun pemerintah akan membangun 35.000 MW," imbuhnya.
"Jadi nanti apabila terlaksana di 2025, maka tidak ada lagi peak hour. Karena setiap saat peak hour karena adanya charger mobil di seluruh Indonesia. Maka infrastruktur kita juga harus siap dan teknologi akan dicapai lebih murah lagi," pungkas JK.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menargetkan produksi 400.000 mobil listrik pada 2025. Angka ini sebesar 25 persen dari total produksi mobil sebesar 2 juta unit mobil pada 2025.
Dia mengatakan produksi mobil listrik ini merupakan bagian tak terpisahkan dari program pemerintah untuk memproduksi mobil dengan emisi rendah.
"Kita dari pemerintah akan siapkan program yang namanya low carbon emission vehicle," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di sela-sela acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), BSD, Tanggerang Selatan, Banten, Kamis (10/8).
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini masyarakat mengalami peningkatan konsumsi listrik yang sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Baca SelengkapnyaGairah Mobil Listrik di Tengah Lesunya Pasar Otomotif Indonesia
Baca SelengkapnyaPeningkatan ini sejalan dengan berbagai program insentif pemerintah.
Baca SelengkapnyaPermasalahan kelebihan pasokan listrik akan teratasi dengan adanya peningkatan konsumsi listrik.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan, pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, masing-masing perusahaan mobil listrik tersebut tengah melakukan kajian lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaLuhut percaya, itu menjadi titik tolak bagi misi pemerintah mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun. Sekaligus menekan angka impor dan subsidi BBM.
Baca SelengkapnyaHal itu diungkapkan Jokowi saat meninjau pameran kendaraan listrik di Jiexpo Kemayoran.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah memberikan dukungan terhadap pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Listrik (KBLBB).
Baca SelengkapnyaDalam catatan Kementerian Perindustrian, sebanyak 62.000 motor listrik dan 12.000 mobil listrik telah mengaspal di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSubsidi tersebut mencakup penjualan 800 ribu sepeda motor listrik baru dan konversi 200 ribu sepeda motor bermesin pembakaran.
Baca SelengkapnyaSektor transportasi dengan pangsa energi terbarukan yang tinggi di sektor ketenagalistrikan diperlukan untuk mengurangi emisi.
Baca Selengkapnya