215 Penumpang Lion Air mengamuk gara-gara salah masuk pesawat
Merdeka.com - Pengelola Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mengaku, petugas Lion Air salah memberi petunjuk pesawat kepada 215 orang penumpang yang akan dibawa ke Jakarta. Kesalahan tersebut terjadi saat para penumpang Lion Air terpaksa dipindahkan ke pesawat lain lantaran pesawat yang sudah dimasuki ternyata tak dapat izin terbang.
"Akibat insiden itu, penumpang jadi ngamuk. Akhirnya penerbangan tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sempat alami penundaan selama beberapa jam," ujar Airport Duty Officer Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Ongah Hasnan Siregar seperti dilansir Antara, Jumat (15/7).
Insiden tersebut terjadi pada Kamis (14/7), di bandara setempat dengan nomor penerbangan JT 293 rute Pekanbaru-Jakarta dan jadwal keberangkatan atau waktu lepas landas sekitar pukul 17.00 WIB serta tiba di bandara tujuan pukul 18.50 WIB. Atas kejadian ini, para penumpang mengamuk pada manajemen maskapai Lion Air.
-
Di mana Lion Air melakukan perawatan pesawat? Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Kapan Lion Air melakukan perawatan pesawat? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
Kejadian itu bermula, saat penumpang melakukan proses boarding atau memasuki pesawat yang telah ditentukan menggunakan garbarata yakni Boieng 737-900 bernomor registrasi PK-LGZ.
Setelah penumpang masuk dan duduk di kursi dalam pesawat, lanjutnya, tapi tiba-tiba penumpang ke luar lagi menuju ruang tunggu, sebelum kemudian dipindah menggunakan pesawat baik jenis dan tipe yang sama dengan nomor registrasi PK-LGJ.
"Penumpang memang sempat akan diterbangkan dengan PK-LGZ. Namun, langsung dipindahkan dengan pesawat PK-LGJ. Jadi mereka tidak sempat menunggu terlalu lama," terangnya.
Suami penumpang yang berangkatkan isteri bernama Murniati dan seorang anaknya Siti Pupita Sari, Aznil (47) mengaku, insiden itu memakan waktu hampir 2 jam dengan kondisi seluruh penumpang ditelantarkan di terminal bandara.
"Penumpang baru disuruh naik ke pesawat sekitar jam 19.00 Wib, setelah sebelumnya menunggu di bandara. Saat naik pesawat pertama, terdengar suara speaker dalam pesawat mengumumkan, permintaan maaf karena pesawat ini belum dapat berangkat karena tidak dapat izin," kata Aznil.
Belum lagi selama menunggu di bandara setempat, jelasnya, tidak tersedia jumlah bangku atau kursi yang memadai pada ruang tunggu di terminal keberangkatan dan berbagai kekurangan lainnya.
"Fasilitas 'wifi' bandara, lelet. Tempat 'charger' telepon genggam kurang dan tidak dilengkapi tempat duduk di lokasi 'charger'. Katanya bandara internasional, tapi sarana dan prasarananya, kelas kampung," kesalnya.
"Jadi bisa dibayangkan, menunggu pesawat Lion 2 jam tanpa diberi makan dan minum dengan fasilitas yang kurang dari bandara," tambah Aznil.
Kepala Area Lion Air Cabang Pekanbaru, Wiliam Tobing mengakui, terjadi salah paham antara kru dan teknisi pesawat karena petugas tidak mengetahui bahwa pesawat dengan nomor registrasi PK-LGZ sedang dilakukan pengecekan.
"Pesawat registrasi PK-LGZ belum bisa diterbangkan karena belum terdapat izin dari teknisi Lion Air. Kita terpaksa mengganti dengan pesawat lain karena tidak mau penumpang menunggu terlalu lama," pungkas William.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mesin pesawat Boeing 737-500 Trigana Air dengan kode penerbangan IL237 terbakar pada Selasa (5/11).
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaTurbulensi dahsyat itu menciptakan guncangan luar biasa di dalam kabin pesawat Singapore Airlines SQ321. Satu penumpang dilaporkan tewas.
Baca SelengkapnyaGeneral Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda, Sisyani Jaffar pun membenarkan soal adanya ulah penumpang bercanda membawa bom.
Baca SelengkapnyaPetugas keamanan langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pesawat dan penumpang.
Baca SelengkapnyaInsiden pesawat milik Trigana Air itu menyebabkan dua penerbangan lainnya mengalami keterlambatan keberangkatan.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaPesawat Super Air Jet mengalami kerusakan atau muncul dari salah satu panel di ruang kokpit.
Baca SelengkapnyaHampir seluruh penumpang nampak memadati lorong kabin dan berusaha untuk segera keluar dari pesawat karena AC juga padam.
Baca SelengkapnyaBandara Internasional Sentani maupun PT Trigana sedang menunggu hasil pengecekan oleh KNKT.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian itu, jadwal keberangkatan tertunda hingga 5 jam.
Baca SelengkapnyaPihak Garuda Indonesia menjelaskan terjadi kendala teknis pada mesin pesawat.
Baca Selengkapnya