Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

25 Persen Negara Berkembang Terancam Gagal Bayar Utang

25 Persen Negara Berkembang Terancam Gagal Bayar Utang Utang. ©Shutterstock

Merdeka.com - Presidensi G20 Indonesia mendorong penghapusan utang bagi negara berkembang dan miskin. Ini perlu dilakukan mengingat total utang mereka kini mencapai USD 12,9 miliar akibat pandemi Covid-19.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, terkait dengan utang itu memang perlu didorong oleh Indonesia sebagai negara berkembang. Sebab, ada 25 persen negara berkembang dari keseluruhan negara berkembang G20 maupun di luar G20 yang terancam gagal bayar utang.

Seperti contoh negara Argentina dan Sri Lanka, dua negara tersebut bukanlah negara miskin melainkan negara berkembang.

"Ada 25 persen negara berkembang dari G20 maupun di luar G20 yang terancam gagal bayar utang. Contohnya Argentina. Argentina itu bukan negara miskin itu dia negara berkembang. Kemudian negara Sri lanka itu law middle income country dia bukan negara miskin tapi negara berkembang," ujar Bhima kepada Merdeka.com, Jumat (18/11).

Bhima menjelaskan, negara berkembang rentan sekali menghadapi risiko gagal bayar. Sehingga dalam KTT G20 diharapkan adanya tindak lanjut dari penghapusan beban utang.

"Nah Indonesia seharusnya terlibat di dalam pembahasan itu secara aktif dan menjadi penerima dari penghapusan utang misalnya penghapusan utang untuk kesehatan. Penghapusan utang untuk iklim itu bisa jadi salah satu opsi untuk bisa meringankan beban utang," terang Bhima.

Indonesia pada tahun 2023, sebanyak 20 persen dari total belanja pemerintah pusat akan habis hanya untuk membayar bunga utang sebanyak Rp400 triliun.

"Jadinya itu yang seharusnya ditindaklanjuti dari kesepakatan G20 kalau memang sifatnya di finance atau keuangan," tambahnya.

Dorongan Penghapusan Utang di KTT G20

Presidensi G20 Indonesia mendorong penghapusan utang bagi negara berkembang dan miskin. Ini perlu dilakukan mengingat total utang mereka kini mencapai USD 12,9 miliar akibat pandemi Covid-19.

Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, Wempi Saputra menyatakan, Konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 diharapkan segera memutuskan restrukturisasi utang ini.

"Ini untuk mempercepat pemulihan ekonomi global khususnya bagi negara miskin," kata Wempi dikutip dari keterangannya di Jakarta, Selasa (15/11).

Hingga sekarang, telah ada sekitar 48 negara miskin yang sudah mendapat keringanan penundaan pembayaran utang, namun penundaan bukan sebuah solusi karena tetap ada dan harus diselesaikan.

Oleh sebab itu, lanjutnya, Indonesia sebagai Presidensi G20 harus menjadi fasilitator bagi negara-negara miskin agar bisa mendapat solusi terhadap pembayaran utang mereka.

Wempi menegaskan Indonesia memainkan peran aktif sebagai Presidensi G20 dengan memberi dukungan penuh dan intens dalam membawa pesan penyelesaian utang ini.

Terlebih lagi, kata dia, pandemi yang berkepanjangan telah menyebabkan kontraksi perekonomian pada sejumlah negara terutama bagi negara miskin.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.

Baca Selengkapnya
Banyak Negara Terancam Bangkrut Akibat Jebakan Utang China, Ada Indonesia?
Banyak Negara Terancam Bangkrut Akibat Jebakan Utang China, Ada Indonesia?

Negara miskin menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan bahkan kebangkrutan akibat beban pinjaman luar negeri.

Baca Selengkapnya
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali

Arsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).

Baca Selengkapnya
Indonesia Masuk Dalam Daftar Negara dengan Ketimpangan Ekonomi Terbesar di Dunia: Jurang Si Kaya dan Si Miskin Makin Dalam
Indonesia Masuk Dalam Daftar Negara dengan Ketimpangan Ekonomi Terbesar di Dunia: Jurang Si Kaya dan Si Miskin Makin Dalam

Kesenjangan mulai terasa sejak tahun 2008 hingga 2023.

Baca Selengkapnya
Negara Miskin Bakal Menjadi Negara Kuat karena Hal Ini
Negara Miskin Bakal Menjadi Negara Kuat karena Hal Ini

Negara miskin diyakini memiliki kekuatan dalam bernegosiasi karena mereka merasakan dampaknya secara langsung.

Baca Selengkapnya
Airlangga: 30 Negara Jadi Pasien IMF, 11 di Antaranya Sudah Membaik Ekonominya
Airlangga: 30 Negara Jadi Pasien IMF, 11 di Antaranya Sudah Membaik Ekonominya

30 Negara telah menjadi pasien IMF karena perekonomian global yang terus mengalami tekanan. Namun, kini 11 negara di antaranya sudah membaik.

Baca Selengkapnya
Pandemi Buat 70 Juta Orang di Negara Asia Pasifik Jatuh Miskin, Termasuk Indonesia?
Pandemi Buat 70 Juta Orang di Negara Asia Pasifik Jatuh Miskin, Termasuk Indonesia?

Dalam laporan terbaru ADB, sekitar 155,2 juta orang atau 3,9 persen penduduk di negara berkembang Asia hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Baca Selengkapnya
Luhut Bandingkan Indonesia dan Amerika: Kita Hampir Enggak Ada Gelandangan
Luhut Bandingkan Indonesia dan Amerika: Kita Hampir Enggak Ada Gelandangan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai, ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat dibanding banyak negara lain.

Baca Selengkapnya
Ciri Negara Maju dan Berkembang, Ketahui Perbedaannya
Ciri Negara Maju dan Berkembang, Ketahui Perbedaannya

Perbedaan negara maju dan berkembang dilihat dari ciri-cirinya.

Baca Selengkapnya
Jika Gaji Pekerja Belum Rp15 Juta per Bulan dalam 6 Tahun, Indonesia Bisa Gagal Jadi Negara Maju
Jika Gaji Pekerja Belum Rp15 Juta per Bulan dalam 6 Tahun, Indonesia Bisa Gagal Jadi Negara Maju

Indonesia masih punya waktu sampai 2030 untuk bisa menaikan gaji rata-rata para pekerja di level Rp15 juta per bulan.

Baca Selengkapnya
Kondisi Pangan Global Makin Mengkhawatirkan, Sepertiga Populasi Dunia Tidur dalam Kelaparan
Kondisi Pangan Global Makin Mengkhawatirkan, Sepertiga Populasi Dunia Tidur dalam Kelaparan

Apakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya
Sri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya

Tekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.

Baca Selengkapnya