3 Bidang pekerjaan ini dibutuhkan di industri fintech
Merdeka.com - Direktur Kebijakan Publik Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Ajisatria Suleiman mengatakan perkembangan industri fintech saat ini belum diiringi oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.
"Desember 2017 kami pernah survei terkait kebutuhan SDM di fintech. Ada 3 hal yg kami anggap penting untuk fintech ke depan," kata Ajisatria dalam sebuah acara edukasi Fintech di Jakarta, Senin (6/8).
Pertama, adalah SDM di bidang data science. Sektor tersebut sangat penting mengingat Fintech adalah sebuah teknologi terkini. Dengan data yang banyak, sebuah perusahaan fintech otomatis akan dapat menganalisa karakteristik dan perilaku finansial masyarakat saat ini.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan talenta digital di Indonesia? Untuk mencapai jumlah itu dibutuhkan kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi yang melibatkan lima unsur yaitu: Akademisi, Bisnis, Masyarakat, Pemerintah, Media.
-
Mengapa SDM di Indonesia maju? Secara keseluruhan, angka IPM Indonesia mengalami peningkatan di hampir semua provinsi, yang mencerminkan kemajuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan perekonomian, serta berdampak positif pada kualitas hidup masyarakat.
-
Kenapa perusahaan di Indonesia enggan merekrut karyawan tanpa kemampuan AI? Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya para profesional untuk fokus dalam meningkatkan kemampuan AI melalui pelatihan.
-
Kapan industri fintech akan menghadapi dampak dari ketiadaan aturan yang jelas? Ia mendesak percepatan pengesahan aturan turunan dan pembentukan lembaga PDP karena telah melewati batas waktunya. Menurutnya, industri fintech akan menghadapi dampak serius dari ketiadaan aturan yang jelas dan lembaga yang mengawasi pelaksanaan PDP.'Bisnis fintech sangat bergantung pada reputasi dan kepercayaan pengguna, oleh karena itu pemerintah perlu mempercepat proses finalisasi RPP PDP dan segera membentuk lembaga PDP . Lembaga PDP perlu menjadi badan independen dan berada langsung di bawah Presiden guna menjaga otoritas dan ketegasan dalam penegakan kepatuhan PDP,' ungkapnya.
-
Siapa yang berperan aktif dalam pengembangan SDM? Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, mengapresiasi peran aktif dunia usaha dan dunia industri dalam pembangunan SDM terampil di Indonesia.
"Ini penting untuk analisa karakteristik seseorang untuk tahu perilaku dan spending masyarakat," ujarnya.
Dia menjelaskan, di Indonesia sebetulnya data sudah banyak. Namun SDM-nya belum mencukupi. Padahal, dengan perkembangan data yang pesat maka produk baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dapat diciptakan dengan mudah.
"Data banyak, tapi tidak dioptimalkan secara ilmiah untuk pengembangan produk baru. Kami harap data science berkembang," ujarnya.
Kedua, UI/UX (User Interface dan User Experience) yang sangat memengaruhi tingkat retention dari user aplikasi fintech. Dia menjelaskan, produk keuangan yang selama ini digunakan oleh masyarakat sudah menjadi kebiasaan. Misalnya dalam hal memasukkan kode PIN atau penggunaan mesin EDC (Electronic Data Capture).
"Ada bank taruh pin di depan ada juga di belakang, nah itu pengaruh ke convenience (kenyamanan) dan perilaku seseorang. Letak dan warna tombol, itu juga pengaruhi perilaku adopsi user," jelas Ajisatria.
Ketiga, sektor risk management atau manajemen risiko. Namun untuk bidang ini, Ajisatria menyebutkan SDM yang ada sudah mencukupi.
"Untungnya SDM banyak karena bank punya bagian risk management sendiri. Dan sudah banyak diajarkan di masyarakat dan pengalaman dalam hal ini juga banyak. Tapi untuk dua hal yang pertama tadi yaitu data science dan UI/UX, kami harapkan lebih banyak lagi SDM di bidang ini."
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaAda empat tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan industri fintech di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus melakukan kerja sama dengan berbagai paltform teknologi asing
Baca SelengkapnyaSayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
Baca SelengkapnyaAfriansyah Noor, meminta kepada perusahaan-perusahaan di Kolaka, Sulawesi Tenggara untuk memperbanyak menyerap tenaga kerja lokal.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaPekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.
Baca SelengkapnyaKesenjangan antara kebutuhan kredit masyarakat dan penyaluran dana dari institusi keuangan masih tinggi.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2024 mencapai 7,2 juta orang.
Baca SelengkapnyaHingga kuartal III-2023, industri fintech di Indonesia mendominasi hingga sekitar 33 persen dari total pendanaan perusahaan fintech di Asia Tenggara.
Baca Selengkapnya