3 Budaya Rahasia Alibaba Kelola Keberlanjutan Megabisnis Bernilai Rp 10.268 Triliun
Merdeka.com - Budaya perusahaan menjadi aspek vital dalam pertumbuhan bisnis di masa mendatang. Menurut salah satu pendiri Alibaba Group, Joe Tsai, terdapat tiga budaya yang dia yakini berperan penting dalam membangun perusahaannya yang bernilai USD 697 miliar atau setara Rp 10.268 triliun itu.
Dilansir dari CNBC, Joe Tsai, menegaskan bahwa 3 budaya tersebut bisa turut dijadikan visi, misi, dan nilai Alibaba.
"Di Alibaba, budaya adalah kepemilikan misi. Ada alasan bagi perusahaan untuk terus beroperasi selain hanya menghasilkan keuntungan," ujar Tsai.
-
Apa kunci utama bisnis? Produk dan layanan adalah kunci utama dalam bisnis yang kita jalani.
-
Apa kunci utama dalam bisnis? Produk dan layanan adalah kunci utama dalam bisnis yang kita jalani. Tanpa adanya produk dan layanan yang kita tawarkan, maka bisnis kita tak ada artinya.
-
Mengapa bahasa Mandarin penting dalam dunia bisnis? Bahasa Mandarin adalah bahasa yang sangat dicari oleh para pengusaha karena prevalensinya di dunia bisnis global. Bahasa Mandarin adalah salah satu dialek bahasa Mandarin yang paling populer, dan karena ekonomi China sangat besar, bahasa ini menjadi bahasa umum untuk transaksi bisnis internasional.
-
Mengapa Asian Value penting? Dalam konteks ini, nilai-nilai Asia menekankan bahwa kesejahteraan kelompok dan harmoni sosial lebih penting daripada kepentingan individu, sehingga mendorong kerja sama dan solidaritas dalam masyarakat.
-
Bagaimana cara sukses dalam bisnis? Orang sukses adalah mereka yang melakukan hal-hal yang orang biasa tidak mau melakukannya untuk mendapatkan apa yang orang biasa tidak dapatkan.
-
Apa keterampilan yang dianggap penting oleh perusahaan di Indonesia? Menariknya adalah sebanyak 69 persen pemimpin perusahaan di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI.
Kedua, Anda membangun visi untuk masa depan. "Anda ingin perusahaan menjadi apa? Di mana Anda ingin perusahaan berada? Dan itu bisa menjadi target lima tahun atau sepuluh tahun perusahaan," lanjutnya.
Ketiga adalah nilai. Apa nilai-nilai yang Anda jalani. "Bagaimana Anda ingin karyawan Anda berperilaku di dalam dan di luar kantor? Tiga hal di Alibaba ini membentuk budaya kami."
Sejak didirikan pada 1999, bisnis Alibaba kini telah menggurita. Meski telah menjadi bisnis raksasa, misi Alibaba tetap sama. "Memberi kemudahan bisnis kapanpun. Membantu masyarakat kecil," ungkap Tsai.
Bangun Budaya Secara Masif, Ketepatan Memilih Karyawan Menjadi Kunci
Saat budaya terbentuk, tantangan selanjutnya ialah menyebarluaskannya ke setiap pekerja. Saat bisnis masih berskala kecil, hal ini tentu tak menjadi masalah. Tantangan muncul saat bisnis semakin membesar.
Tsai mengungkapkan saat bisnis Alibaba telah mendunia dan memiliki sekitar 120.000 karyawan, maka mempertahankan budaya ialah dengan cara merekrut tenaga kerja yang tepat.
"Tenaga kerja harus menjadi perhatian saat bisnis semakin membesar. Mengidentifikasi orang dan menempatkannya di posisi yang tepat. Saat mengerti kebutuhan pekerja dan mereka menerima budaya perusahaan, maka mereka akan menjadi aset berharga bagi pertumbuhan perusahaan," jelas Tsai.
Alibaba menargetkan bisa melayani 2 miliar konsumen. Perusahaan juga ingin menciptakan 100 juta pekerjaan dan memberdayakan 10 juta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada 2036.
"Di Alibaba, kami selalu mengatakan tidak ada talenta terbaik. Yang ada ialah talenta yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, "kata Tsai.
Oleh karena itu, menurut Tsai, para pemimpin besar harus membantu pekerja menempati posisi terbaiknya. "Jika orang datang ke suatu organisasi dan menyajikan energi negatif, itu buruk. Tetapi orang-orang yang dapat membawa energi positif akan memotivasi dan menginspirasi rekan satu tim mereka."
Reporter Magang : Brigitta Belia
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak dipungkiri pengusaha besar dan kecil di Indonesia merupakan keturunan Tionghoa. Setiap lini bisnis, hampir selalu terdapat pengusaha keturunan Tionghoa.
Baca SelengkapnyaJokowi membuka ASEAN Indo-Pasific Forum di Hotel Mulia Jakarta.
Baca SelengkapnyaAgresif menjadi kunci utama masyarakat China dalam menjalankan bisnis perdagangan.
Baca SelengkapnyaDEFA bisa turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital ASEAN hingga dua kali lipat, termasuk untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satunya menangani banyak proyek sistem pembayaran BUMN.
Baca SelengkapnyaNamun, menurut Jokowi, untuk menuju tiga negara yang memiliki kekuatan ekonomi di Asia, masih dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaAda 6 tantangan yang perlu diselesaikan agar ekonomi digital Indonesia tembus Rp9.732 triliun di tahun 2030.
Baca SelengkapnyaIndonesia menciptakan landasan kokoh untuk memudahkan para pelaku usaha berkontribusi positif dalam pembangunan ekonomi di kawasan.
Baca SelengkapnyaAktivitas produktif membuat pengusaha selalu tetap jadi terdepan secara kesiapan dan meningkatkan potensi sukses.
Baca SelengkapnyaDi era saat ini, banyak pilihan investasi mulai dari saham hingga obligasi, yang memungkinkan pelaku bisnis untuk mengelola risiko dengan lebih baik.
Baca SelengkapnyaJokowi sebut ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh empat kali lipat di tahun 2030.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Jokowi dalam agenda 2 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang.
Baca Selengkapnya