Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

3 Faktor Indonesia Bakal Kebal dari Dampak Tapering The Fed

3 Faktor Indonesia Bakal Kebal dari Dampak Tapering The Fed the fed. ©2018 PYMNTS.com

Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, Indonesia tidak akan terlalu terdampak oleh kebijakan The Fed yang akan melakukan tapering dalam waktu dekat. Bahkan dampaknya akan jauh lebih rendah dari yang pernah terjadi di tahun 2013 atau tahun-tahun sebelumnya.

"Dampaknya kepada Indonesia dari rencana Fed tapering ini jauh lebih rendah dari tahun 2013 atau bahkan beberapa episode sebelumnya," kata Perry dalam Konferensi Pers KSSK Triwulan III, Jakarta, Rabu (27/10).

Dampak kebijakan bank sentral Amerika Serikat tersebut kata Perry bisa terus diantisipasi karena ada kejelasan komunikasi dari The Fed secara terus menerus. Sehingga kabar tersebut direspon pasar dengan melakukan antisipasi yang baik dalam bentuk volatility dan treasury untuk beberapa waktu ke depan.

Orang lain juga bertanya?

Perry memandang kebijakan tapering yang dilakukan The Fed akan berlangsung secara bertahap. Dimulai dari pengurangan penambahan likuiditas yang selama ini terus ditambah. Pengurangan ini pun dilakukan secara bertahap dan lebih tertata. Dia memperkirakan The Fed baru akan melakukan pengurangan likuiditas pada kuartal III tahun 2022 atau di pada kuartal selanjutnya.

"Pengurangan likuiditas dilakukan sepanjang tahun 2022 dan kemungkinan di kuartal II atau triwulan berikutnya. Ini yang perlu dipantau, dan ini mungkin akan terjadi lebih awal," kata dia.

Faktor lain yang membuat perekonomian Indonesia tidak terpengaruh kebijakan The Fed karena defisit transaksi berjalan berada di posisi terendah. Hal ini menunjukkan seberapa besar suplai penawaran dan permintaan devisa pada nilai tukar

"Kalau Fed tapering ini dulu lebih dari 3,5 persen (defisit transaksi berjalan), kalau sekarang ini 0 persen sampai - 0,8 persen dan tahun depan lebih rendah. Jadi tekanan ini jauh lebih rendah," kata dia.

Selain itu, kata Peryy saat ini koordinasi yang dilakukan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan telah terjalin dengan baik. Sehingga stabilitas tidak hanya terjadi pada nilai tukar rupiah saja, melainkan juga pada yield yang dilakukan secara baik

Di sisi lain cadangan devisa negara juga tercatat USD 146,87 miliar, jumlah yang setara dengan 8,9 bulan impor barang dan jasa. Sehingga dia menyimpulkan, dampak dari tapering yang dilakukan The Fed tidak terlalu signifikan namun tetap harus diwaspadai dan diantisipasi.

"Ini pembahasan di BI dan didalam KSSK. Kesimpulannya kita waspada, monitor, dan antisipas dengan baik tapi kalau dibandingkan dengan Fed taper (sebelumnya) ini lebih baik," kata dia mengakhiri.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF

Bank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan

Kebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Ternyata Rupiah Menguat Bukan Gara-Gara Demo, Begini Penjelasan Bank Indonesia
Ternyata Rupiah Menguat Bukan Gara-Gara Demo, Begini Penjelasan Bank Indonesia

Jika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal III-2024 Melambat, Gubernur BI: Tahun Ini Bisa 5,1 Persen
Ekonomi Kuartal III-2024 Melambat, Gubernur BI: Tahun Ini Bisa 5,1 Persen

Bank Indonesia komitmen menjaga inflasi sekaligus stabilitas dari nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya
Bos BI Tak Peduli dengan IMF: Kami Tahu Anda Lebih Pintar, Tapi Kami Lebih Berpengalaman!
Bos BI Tak Peduli dengan IMF: Kami Tahu Anda Lebih Pintar, Tapi Kami Lebih Berpengalaman!

Perry menyebut International Monetary Fund (IMF) mengkritis cara kerja kebijakan moneter Indonesia.

Baca Selengkapnya
Airlangga Buka-bukaan soal Peluang RI Masuk Jurang Resesi: Hasil Survei, Kita Terendah di Dunia
Airlangga Buka-bukaan soal Peluang RI Masuk Jurang Resesi: Hasil Survei, Kita Terendah di Dunia

Airlangga menyatakan, peluang Indonesia masuk ke jurang resesi sangatlah kecil.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pastikan Pelemahan Rupiah Tak Ganggu Sektor Rill dan Keuangan, Ini Alasannya
Jokowi Pastikan Pelemahan Rupiah Tak Ganggu Sektor Rill dan Keuangan, Ini Alasannya

Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi
Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi

Kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
BI Klaim Pelemahan Rupiah Lebih Baik dari Bath Thailand hingga Won Korea, Ini Datanya
BI Klaim Pelemahan Rupiah Lebih Baik dari Bath Thailand hingga Won Korea, Ini Datanya

Kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2024 Tetap Cerah
Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2024 Tetap Cerah

Sri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya