3 Gebrakan Budi Waseso pimpin Bulog
Merdeka.com - Budi Waseso sudah sekitar satu bulan menjabat direktur utama Badan Urusan Logistik (Bulog). Meski baru seumur jagung, Buwas telah berani mengeluarkan gebrakan-gebrakan baru.
Hal ini sebagai upaya Waseso untuk menstabilkan harga dan stok beras. Berikut gebrakan Budi Waseso selama memimpin Bulog:
Akan berantas mafia beras
-
Apa yang dilakukan BULOG untuk atasi gejolak harga beras? Kemudian Tomi juga mengemukakan pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras di tanah air melalui program Bantuan Pangan dan Operasi Pasar atau Stabilisasi Pasokan dan harga Pangan (SPHP).
-
Apa yang dilakukan Bulog untuk stabilkan harga beras? Dirinya memastikan bahwa manuver yang dilakukan pemerintah untuk stabilisasi harga beras di pasaran, telah menunjukan hasil yang cukup signifikan untuk menurunkan harga pangan.'Harga saat ini termasuk di Sumatera Utara pada tingkat grosir sudah mulai turun, dan untuk harga di tingkat retail beberapa sudah mulai mengalami penurunan atau setidaknya tidak terjadi penurunan namun sudah tidak ada kenaikan lagi. Dan keseimbangan harga ini betul-betul menjadi concern pemerintah untuk bisa berada di posisi yang lebih ideal lagi.', ungkapnya.
-
Bagaimana Bulog menekan kenaikan harga beras? 'Disamping itu BULOG juga menggelontorkan beras operasi pasar tidak hanya ke retail, tidak hanya ke grosir tapi juga ke pasar-pasar. Dengan jumlah stok Cadangan Beras Pemerintah yang kita kuasai saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka berapapun permintaan pasar akan dipenuhi oleh BULOG' tambah Jokowi.
-
Bagaimana Bulog selesaikan masalah harga beras? 'Kalo harga beras turun, saya dimarahi petani. Tapi, kalo harga beras naik dimarahi ibu-ibu. Kesulitan pemerintah saat ini adalah soal mencari keseimbangan harganya. Jadi yang namanya mengurusi beras untuk 270 juta penduduk Indonesia itu bukan perkara mudah. Kebutuhan kita setiap tahun itu sekitar 31 juta ton, jika persediaannya kurang kita perlu memikirkan bagaimana menanggulanginya. Tapi kalau produksi petani banyak, kita tenang.', jelasnya.
-
Mengapa Bulog menyalurkan bantuan beras? Dirinya juga menegaskan bahwa dengan disalurkannya kembali Bantuan Pangan beras pasca Pemilu ini merupakan bukti nyata program Bantuan Pangan beras ini tidak memiliki keterkaitan dengan agenda politik tertentu, sehingga dapat dipastikan tujuannya adalah membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang membutuhkan.
-
Mengapa Bulog relaksasikan HET beras? 'Jadi relaksasi HET ini untuk beras premium, dari tanggal 10 Maret sampai 23 maret. Kenaikannya Rp 1.000 per kilogram (kg). Ini karena sebelumnya harga GKP kan lumayan tinggi. Kemudian seiring berjalannya panen dalam negeri, maka harga gabah itu akan mulai terkoreksi sekitar 2-3 minggu ke depan, sehingga dirasakan perlu relaksasi ini. Sampai dengan nanti stok lama yang dengan perolehannya masih dengan harga lebih tinggi, bisa kita flat out dengan lebih cepat,' terang Arief.
Budi Waseso (Buwas), mengaku telah mengidentifikasi mafia pangan di Tanah Air. Namun, dia belum bisa membeberkan pelakunya saat ini.
Dia mengatakan, Perum Bulog bekerjasama dengan Satgas Pangan untuk memastikan bahwa tidak ada oknum yang usil secara sepihak mempermainkan distribusi beras. Buwas pun memastikan, Perum Bulog akan tetap menindak tegas pihak pengganggu rantai pasokan pangan dan beras itu, sekalipun mereka orang dalam.
Tolak impor
Budi Waseso mengatakan belum akan kembali melakukan impor beras, karena stok beras di gudang Bulog masih penuh. Menurutnya, meski Bulog mendapatkan penugasan untuk mengimpor beras, namun bukan berarti Bulog harus segera melakukan impor sesuai dengan kuota yang diberikan. "Belum dieksekusi. Wong masih banyak. SPI (Surat Persetujuan Impor) terbit bukan berarti harus dilaksanakan dong. Nanti ditaruh di mana? Gudang saya sudah penuh," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/5).
Menurut dia, yang terpenting saat ini bukan soal impor, melainkan ketersediaan stok dan harga yang stabil.
Berencana kemas beras dalam bentuk saset
Budi Waseso mempunyai jurus jitu menangkal spekulan beras. Dia berencana membuat beras dalam bentuk saset atau disebutnya sebagai beras renceng. "Saya lagi membuat beras renceng, beras yang dikemas dengan seperempat kilo gitu," kata Waseso di Monas, Jumat (4/5).
Waseso mengatakan beras renceng bakal dikemas demikian rupa. Isinya sedang dipikirkan antara 5 kilogram atau 10 kilogram. "Nanti ke depan akan di warung-warung ada beras isinya hanya seperempat kilo," ungkap dia.
Dengan begitu, masyarakat yang hidupnya pas-pasan tetap bisa menikmati beras dengan kualitas yang baik.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebutuhan beras hingga Juni sudah terpenuhi. Untuk enam bulan ke depan menurut Bayu stok sudah aman.
Baca SelengkapnyaBudi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaBudi Waseso mengaku tak mempermasalahkan dirinya digeser dari Dirut Bulog.
Baca SelengkapnyaBeras SPHP Bulog sudah membanjiri pasar-pasar di seluruh daerah melalui pedagang pengecer dan retail modern sejak Agustus lalu.
Baca SelengkapnyaSonya mengatakan, Bulog belum mendapat arahan lebih lanjut dari kepemimpinan direktur utama yang baru yakni Wahyu Suparyono.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta agar beras Bulog bisa masuk lagi ke Pasar Induk Cipinang.
Baca SelengkapnyaBahtiar Baharuddin mengapresiasi kerja keras Bulog dalam mewujudkan inovasi pengolahan beras biasa menjadi beras berkualitas.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN yang akrab dipanggil Pak Tiko ini mengapresiasi upaya perum Bulog mendatangkan teknologi mesin Rice to Rice
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong peran strategis Bulog dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan stabilitas pasokan.
Baca SelengkapnyaErick Thohir mengatakan pemerintah berupaya untuk menekan harga beras di pasaran
Baca SelengkapnyaHarga beras masih tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya.
Baca SelengkapnyaHarga beras medium kini bertengger di atas Rp12.000 per kg dari semula hanya Rp10.000 per kg
Baca Selengkapnya