Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

3 Ketakutan Bankir Dunia di Tengah Pandemi Corona

3 Ketakutan Bankir Dunia di Tengah Pandemi Corona Ekonom Ryan Kiryanto. istimewa ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Perbankan di seluruh dunia panik akan kehadiran pandemi Covid-19. Sebab, ketika sebagian besar kegiatan ekonomi berhenti turut mempengaruhi perputaran uang di perbankan.

"(Kepanikan) yang pertama mengenai asset quality. Dan ini sudah dijawab dengan optimal oleh OJK dengan mengeluarkan POJK 11/2020 tentang relaksasi, restrukturisasi terdampak Covid untuk maksimal loannya itu Rp10 miliar," ujar Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto, dalam Infobanktalknews : Peran Pemilik Dalam Mendukung Kinerja Bank, Kamis (9/7).

Kedua, yang menjadi kekhawatiran perbankan dunia, yakni perihal likuiditas. Di mana dalam situasi seperti ini, khususnya di Indonesia, pemerintah telah memberikan relaksasi kredit. Sehingga dapat dipastikan bahwa pemasukan perbankan juga terganggu.

Orang lain juga bertanya?

"Yang kedua adalah likuiditas, itu juga menjadi kekhawatiran bankir-bankir global. Karena situasi yang gloomy saat ini, orang yang harusnya setor full, tiba-tiba dapat diskon setornya tidak full. Akibatnya likuiditas dari bank itu berpotensi terganggu karena terjadi ketidaknormalan masuknya dana dari pihak eksternal," beber dia.

Adapun pihak eksternal yang dimaksudkan meliputi, deposan, pemilik dana, dan debitur. Selain asset quality dan likuiditas, Ryan juga menyebutkan bahwa aspek permodalan juga menjadi bagian yang terus menjadi fokus perbankan. Di mana, sekali lagi, dengan berhentinya banyak kegiatan ekonomi, maka perputaran uang juga turut terganggu.

OJK: Bank Butuh Pemilik Modal Kuat Untuk Bertahan di Tengah Pandemi Corona

Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anung Herlianto mengatakan, dalam menjaga keberlangsungan kinerja bank di tengah tekanan pandemi covid-19, peran serta komitmen pemilik modal sangat dibutuhkan. Anung menilai, dalam kondisi saat ini, pemilik modal baik dari asing maupun dalam negeri harus senantiasa berkomitmen menjaga kesehatan bank.

"Kekuatan finansial pemilik menentukan sustainabilitas dari kinerja bank tidak peduli dari mana lokal atau dari asing," kata Anung dalam Infobanktalknews: Peran Pemilik Dalam Mendukung Kinerja Bank, Kamis (9/7).

Dia menambahkan, saat ini kinerja perbankan dihadapkan pada tantangan besar berupa perlambatan ekonomi yang berdampak pada perlambatan kredit serta pengetatan likuiditas. Tercatat untuk pertumbuhan kredit pada Mei 2020 hanya mencapai 3,75 persen atau melambat bila dibandingkan dengan April 2020 yang masih tumbuh 5,73 persen.

Sementara, dari sisi likuiditas, perbankan nasional masih sangat kuat dengan LDR pada Mei di 90,42 persen. Oleh karena itu, Anung beranggapan bahwa pemilik modal yang kuat akan menjadi bantalan yang kuat pula untuk perbankan nasional di masa datang.

"Kita memonitori dua risiko ini saja. Risiko likuiditas, risiko kredit dan bantalan yang cukup memadai dari sisi CAR. Oleh karena itu, peran kepemilikan modal sangat diperlukan dalam kondisi krisis saat ini," kata Anung.

Reporter: Pipit Ika Ramadhani

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Dirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia

Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.

Baca Selengkapnya
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada

Tensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Strategi Bank Indonesia Hadapi 3 Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global
Strategi Bank Indonesia Hadapi 3 Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global

Meningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya

Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia

The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Ketua OJK: Likuiditas Perbankan Memadai untuk Menyalurkan Kredit
Ketua OJK: Likuiditas Perbankan Memadai untuk Menyalurkan Kredit

Hal yang perlu menjadi perhatian adalah terjaganya tingkat pertumbuhan kredit dan DPK di level yang hampir sama.

Baca Selengkapnya
Ketua KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia di Triwulan I-2024 Masih Terjaga
Ketua KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia di Triwulan I-2024 Masih Terjaga

Hal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.

Baca Selengkapnya