3 Kunci Sukses Agar UMKM Indonesia Bisa Naik Kelas
Merdeka.com - Transformasi digital UMKM banyak sekali terhenti hanya dengan menjadi seller atau penjual di platform e-commerce. UMKM sulit berkembang akibat ketergantungan atas program insentif dari pemilik e-commerce dan tidak memiliki akses ke database pengunjung atau pembeli di tokonya.
Ceo Wiranesia Faransyah Agung mengatakan ada tiga kunci utama mendorong UMKM Indonesia agar naik kelas. Ketiga hal ini penting agar UMKM bisa berdiri sendiri tanpa ketergantungan platform marketplace.
"UMKM Indonesia bisa naik kelas melalui 3 langkah utama, yaitu edukasi, menjangkau pasar lebih luas dengan akses commerce mandiri yang akan difasilitasi melalui platform seperti Borong, hingga pendanaan," katanya di Jakarta, Senin (31/1).
-
Bagaimana UMKM bisa berkembang lewat e-commerce? Dirinya kembali menambahkan, bahwa UMKM lokal akan bisa lebih berkembang melalui e-commerce.'Kamu semua bisa jualan bahkan sampai ke luar negeri, semuanya ada lengkap kan? Kaya mas Ardi ini sampai diajarin buka toko dan pakai fitur-fitur di Kampus Shopee, jadi omset bisa tambah banyak,' tambah Zulkifli Hasan.
-
Bagaimana UMKM bisa menarik konsumen di marketplace? “Berikutnya adalah bagaimana menampilkan produk jualan mereka agar tampak menarik di marketplace, tak sekedar memajang gambar semata. Mereka juga harus cepat menjawab pertanyaan calon konsumen. Jika lamban, maka konsumen dengan mudah beralih ke toko online lainnya,“ ujar Budi.
-
Siapa yang ajak UMKM go digital? Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
-
Bagaimana Kemendag membantu UMKM agar bisa bersaing di platform digital? 'Kami mengajak agar toko-toko fisik berjualan secara daring karena perdagangan digital tidak mungkin dihindari. Untuk itu, perlu diatur. Kemendag terus melatih para pedagang pasar dan UMKM serta mempertemukan dengan platform digital. Platform digital juga akan memberikan pelatihan, misalnya cara pengemasan. Di sisi lain, platform digital akan mendapat banyak pelanggan sehingga keduanya saling menguntungkan,'
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Kapan UMKM mulai beralih ke marketplace? Saat pra pandemi, para pelaku UMKM merasa belum perlu membuka toko online di e-commerce. Tapi ketika pandemi merebak dan pasar mereka berkurang, salah satu opsi yang mereka miliki adalah membuka toko di marketplace. Dengan toko di marketplace, pangsa pasar mereka yang baru bisa tercipta, bahkan bisa diperluas.
Faransyah mengatakan, apabila ketiga hal tersebut yaitu edukasi, akses mandiri commerce dan pendanaan sudah didapatkan maka UMKM tidak hanya mendapatkan kesempatan berkembang, tapi tumbuh secara berkelanjutan.
"Dengan tidak adanya kemampuan akses ke database pengunjung toko, maka akan membuat sebuah bisnis sulit untuk berkembang pesat, karena tidak memiliki Customer Lifetime Value (CLV) yang panjang," jelasnya.
Bersama-sama, Borong dan Wiranesia ingin membantu para UMKM naik kelas dengan memanfaatkan langkah pertama menjadi penjual di sebuah E-commerce populer, sebelum akhirnya dapat membangun dan memiliki sebuah home commerce yang dapat dikelola secara mandiri.
"Kami percaya, memiliki home commerce merupakan lompatan yang harus dilakukan UMKM di era digital ini," kata Ronald Sipahutar, Country Manager Borong Indonesia.
UMKM tidak hanya punya kontrol penuh atas seluruh kegiatan commerce-nya, tetapi juga memiliki akses untuk melakukan program retensi via database pelanggan yang dimiliki. "Tentunya, memiliki home commerce sendiri akan menjadi sebuah tanda kredibilitas sebuah usaha di era digital ini," kata Ronald.
Melalui langkah ini, para UMKM binaan Wiranesia akan mendapatkan pelatihan mendalam untuk terbiasa dalam mengelola official store secara mandiri didalam Wiranesia Community Commerce yang disediakan oleh Borong sebelum membangun home commerce.
Tidak hanya itu, Borong Indonesia juga berkomitmen untuk terus membantu dalam bentuk ikut serta di roadshow edukasi Wiranesia, juga memberikan dukungan eksposur melalui jaringan bisnis yang dimiliki Borong, serta event Hari Borong Nasional.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal sudah ada 87 persen pelaku UMKM telah terlibat dalam e-katalog.
Baca SelengkapnyaMasih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.
Baca SelengkapnyaAda arus barang impor yang masuk ke Indonesia dengan harga yang sangat murah dan produk lokal tak bisa bersaing secara harga.
Baca Selengkapnya50% UMKM atau lebih dari setengah total responden memilih Shopee sebagai platform utama.
Baca SelengkapnyaTren saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa UMKM yang berhasil adalah yang mau naik kelas dengan baik.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan juga menargetkan belanja online melalui e-commerce yang saat ini baru menyumbang 4 persen terhadap total pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaSebanyak 22 juta UMKM telah onboarding masuk ke ekosistem digital.
Baca SelengkapnyaPemerintah bakal memisahkan e-commerce dan media sosial, khususnya di platform TikTok.
Baca SelengkapnyaBeberapa platform e-commerce pun mengadalan berbagai program pelatihan.
Baca SelengkapnyaSkema bisnis TikTok yang menggabungkan sosial media dengan e-commerce dapat memicu persaingan usaha yang tidak sehat.
Baca Selengkapnya