Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

3 Tips Raup Cuan dari Minyak Jelantah

3 Tips Raup Cuan dari Minyak Jelantah Ilustrasi minyak goreng. Shutterstock/Aleksandrs Samuilovs

Merdeka.com - Minyak goreng merupakan komoditas penting dalam kegiatan konsumsi masyarakat sehari-hari. Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, Indonesia masih secara dominan memproduksi minyak goreng sawit, mengikuti permintaan masyarakat yang cenderung menyukai minyak goreng sawit dibandingkan jenis minyak goreng lainnya.

Hal ini sejalan dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa Indonesia mengalami peningkatan permintaan terhadap komoditas minyak goreng pada Agustus 2021. Selain itu, Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) mencatat, konsumsi minyak sawit dalam negeri pada 2020 sebesar 17,35 juta ton atau tumbuh 3,6%, dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya tercatat 16,75 juta ton.

Tak dapat dipungkiri, konsumsi minyak goreng sawit yang tinggi akan menghasilkan limbah minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah yang besar pula. Apabila tidak dikelola dengan baik dan dibuang sembarangan, minyak jelantah dapat memicu sejumlah dampak negatif bagi lingkungan, seperti penyumbatan saluran air (drainase) yang berpotensi menjadi tempat bertumbuhnya bakteri.

Minyak akan mengalir ke sungai, berakhir di laut, dan pada akhirnya menyebabkan pencemaran air. Selain itu, jika minyak jelantah dibuang ke tanah, minyak akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah, sehingga tanah akan mengeras dan tidak mampu melakukan penguraian secara optimal.

Untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif tersebut, edukasi terkait pengelolaan minyak jelantah yang baik dan benar penting untuk dilakukan sedini mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan mengelola minyak jelantah menjadi produk-produk yang bermanfaat.

Biodiesel merupakan bahan bakar yang diperuntukkan bagi kendaraan bermesin diesel, terdiri atas campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak yang dapat diperoleh dari sumber terbaharui, salah satunya minyak sawit.

Meski telah memiliki instrumen kebijakan, keberlanjutan lingkungan dari biodiesel berbasis minyak sawit masih menyisakan perdebatan. Minyak jelantah dari sawit pun kemudian dijadikan alternatif untuk menciptakan biodiesel berkelanjutan.

Pada 2020, ditemukan fakta bahwa lebih dari 525.000 liter potensi minyak jelantah terbuang setiap bulannya di Jakarta. Angka yang besar dan mengerikan, mengingat efek yang ditimbulkan dari pembuangan minyak jelantah terhadap lingkungan cukup serius.

"Melalui Beli Jelantah, kami telah berhasil mengumpulkan lebih dari 180.000 liter minyak jelantah yang berasal dari ratusan hotel, restoran, dan industri makanan, serta dari ribuan masyarakat di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang untuk selanjutnya diberikan kepada perusahaan biodiesel mitra yang bersertifikasi International Sustainability & Carbon Certification (ISCC),” kata CEO Beli Jelantah, Faris Razanah Zharfan, Jakarta, Kamis (18/11).

Bank DBS Indonesia mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Beli Jelantah dan komitmennya dalam mewujudkan lingkungan berkelanjutan. Tidak hanya dana hibah dan berbagai program mentoring, Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation senantiasa mendukung tumbuh kembang wirausaha sosial di Indonesia, salah satunya melalui kerja sama dengan Beli Jelantah.

"Di Bank DBS Indonesia, kami memotivasi karyawan kami untuk turut mendukung Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan mengumpulkan minyak jelantah dari produksi rumah tangga masing-masing untuk selanjutnya dibeli dan diberikan kepada perusahaan biodiesel oleh tim Beli Jelantah. Hal ini selaras dengan misi kami untuk Recycle more, Waste less dengan mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi mengurangi sampah di Indonesia dimulai dari hal yang sederhana," ujar Head of Group Strategic Marketing & Communications, PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika.

Oleh karena itu, Bank DBS Indonesia berkolaborasi bersama wirausaha sosial Beli Jelantah dalam pengelolaan minyak jelantah. Berikut ini adalah beberapa cara mengelola minyak jelantah, termasuk kolaborasi Bank DBS Indonesia bersama Beli Jelantah, yang dapat dicoba di rumah:

Menyulapnya Menjadi Sabun Batangan

Belum banyak yang tahu, bahwa kita ternyata dapat menyulap minyak jelantah menjadi sabun batangan. Kualitas sabun batangan dari minyak jelantah sendiri tidak kalah baik dibanding sabun buatan pabrik. Selain menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan, membuat sabun batangan dari minyak jelantah juga dapat menekan pengeluaran belanja domestik.

Untuk membuat sabun batangan, siapkan minyak jelantah yang telah disaring, soda api, air, pewangi, dan pewarna makanan. Tuangkan air ke dalam wadah dan taburkan soda api ke dalam air, lalu aduk secara perlahan. Kemudian, diamkan air hingga suhunya kembali dingin.

Setelah itu, masukkan minyak jelantah sedikit demi sedikit dan aduk lagi sekitar 10-15 menit hingga bahan merata dan mengental. Tambahkan pewangi dan pewarna makanan lalu tuang ke dalam cetakan sabun, tunggu hingga bahan sabun mengeras. Setelah selesai, sabun dapat langsung digunakan untuk mandi maupun mencuci pakaian.

Olah Menjadi Lilin Aromaterapi

Selain sabun batangan, minyak jelantah juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi. Kelebihan membuat lilin aromaterapi sendiri adalah bentuk dan wangi lilin dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing. Selain itu, lilin aromaterapi dari minyak jelantah juga bisa dijual kembali, menarik bukan?

Cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah cukup mudah. Langkah pertama dapat dilakukan dengan menjernihkan minyak jelantah terlebih dahulu menggunakan ampas tebu selama dua hari. Setelah itu, tuangkan bubuk jeli dan cairan pengharum yang diinginkan. Kemudian, aduk dan cetak bahan ke dalam gelas atau bekas tutup kaleng biskuit yang tahan api. Terakhir, tancapkan sumbu api di atasnya. Lilin aromaterapi pun siap mengharumkan ruangan!

Menyumbangkannya ke Pihak yang Tepat

Apabila kalian tidak punya waktu untuk mendaur ulang minyak jelantah yang kalian hasilkan, tak perlu khawatir! Kalian dapat menyalurkannya ke pihak yang tepat untuk dikelola kembali, sehingga minyak jelantah tidak terbuang sembarangan dan mencemari lingkungan.

Salah satunya adalah Beli Jelantah, wirausaha sosial yang menghubungkan para pemilik minyak jelantah dengan perusahan biodiesel. Para pemilik minyak jelantah dapat mengumpulkan minimal 10 liter minyak dan menghubungi tim Beli Jelantah untuk datang dan membeli minyak tersebut dengan harga Rp2.000 hingga Rp4.000 per liternya. Kemudian, Beli Jelantah akan memberikan minyak yang telah dibeli kepada perusahaan biodiesel tersertifikasi untuk selanjutnya diolah.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Manfaat Kelapa Sawit bagi Manusia, Tak Cuma Jadi Minyak untuk Kesehatan
Manfaat Kelapa Sawit bagi Manusia, Tak Cuma Jadi Minyak untuk Kesehatan

Kelapa sawit adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Tak hanya di bidang kesehatan, manfaatnya meluas untuk bahan bakar energi.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi: Minyak Makan Merah Bakal Jadi Tren, Banyak Vitamin di Situ
Presiden Jokowi: Minyak Makan Merah Bakal Jadi Tren, Banyak Vitamin di Situ

Harga minyak makan merah juga di bawah minyak goreng biasa. Dia mengatakan bahwa minyak makan merah akan terus dikembangkan di provinsi-provinsi lain di RI.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia Milik Para Konglomerat
Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia Milik Para Konglomerat

Indonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara pengekspor terbesar kelapa sawit dan turunannya.

Baca Selengkapnya
Belajar dari Kelangkaan Minyak Goreng, Begini Strategi Holding BUMN Perkebunan Pastikan Keamanan Pangan Nasional
Belajar dari Kelangkaan Minyak Goreng, Begini Strategi Holding BUMN Perkebunan Pastikan Keamanan Pangan Nasional

Sejak pertengahan 2022 hingga saat ini, PTPN Group meningkatkan jumlah distributornya dari 14 menjadi 128.

Baca Selengkapnya
Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah: Harganya Lebih Murah dari Minyak Goreng
Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah: Harganya Lebih Murah dari Minyak Goreng

"Pertama harga minyak makan merah ini lebih murah dari minyak goreng di pasaran," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
Pengusaha Kecewa Kinerja Industri Sawit Menurun Tahun Ini
Pengusaha Kecewa Kinerja Industri Sawit Menurun Tahun Ini

Kinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi: Minyak Makan Merah Lebih Murah, Enak & Bergizi dari Minyak Goreng Biasa
VIDEO: Jokowi: Minyak Makan Merah Lebih Murah, Enak & Bergizi dari Minyak Goreng Biasa

Jokowi senang produk ini nantinya akan lebih kompetitif dibanding minyak goreng biasa

Baca Selengkapnya
Bentuk Subholding PalmCo dan SupportingCo , PTPN III Ingin Indonesia Lepas Jeratan Impor Pangan
Bentuk Subholding PalmCo dan SupportingCo , PTPN III Ingin Indonesia Lepas Jeratan Impor Pangan

Pembentukan subholding dilakukan dalam rangka antara lain untuk akselerasi sinergitas, optimalisasi sumber daya lebih mudah diintegrasikan.

Baca Selengkapnya
BPS: Ekspor Pertanian Agustus 2023 Meningkat
BPS: Ekspor Pertanian Agustus 2023 Meningkat

BPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
7 Minyak Goreng yang Cocok untuk Diet, Bikin Badan Sehat dan Rendah Lemak
7 Minyak Goreng yang Cocok untuk Diet, Bikin Badan Sehat dan Rendah Lemak

Minyak goreng selalu dihindari orang yang sedang berdiet, tapi ternyata ada beberapa minyak goreng yang cocok untuk berdiet.

Baca Selengkapnya
Bawang Goreng Kondimen Terbaik di Dunia, Ini 5 Fakta Jatim Penghasil Bawang Terbesar di Indonesia
Bawang Goreng Kondimen Terbaik di Dunia, Ini 5 Fakta Jatim Penghasil Bawang Terbesar di Indonesia

Daerah penghasil bawang merah terbesar di Provinsi Jawa Timur ialah Kabupaten Nganjuk.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Harga Eceran Tertinggi Minyakita Naik Jadi Rp15.700 per Liter
Ternyata Ini Alasan Harga Eceran Tertinggi Minyakita Naik Jadi Rp15.700 per Liter

Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita naik menjadi Rp15.700 per liter.

Baca Selengkapnya