4 Alasan buruh mogok minta upah minimal Rp 3,7 juta

Merdeka.com - Buruh memiliki posisi yang sangat strategis dalam perputaran produksi suatu komoditas. Tanpa buruh, proses produksi satu komoditas tidak akan dapat berjalan.
Namun demikian, posisi ini ternyata tidak dipandang oleh kelas pengusaha. Para pengusaha sering memberi upah buruh yang jumlahnya tidak dapat digunakan untuk memenuhi standar hidup laik.
Padahal, biaya kebutuhan hidup selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sementara itu, buruh selalu menerima upah yang tidak pernah bertambah.
Hal itu menyebabkan sejumlah buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan sejumlah aliansi menggelar demonstrasi. Mereka menuntut kenaikan upah demi tercapainya standar hidup layak.
Rencananya sebanyak tiga juta buruh dari berbagai elemen mengancam melakukan aksi mogok nasional pada tanggal 31 Oktober dan 1 November 2013 mendatang. Aksi itu sebagai tuntutan agar upah 2014 naik 50 persen dari Rp 2,2 juta menjadi Rp 3,7 juta.
"Kita akan lumpuhkan semua industri, pelabuhan dan bandara. Tidak ada yang bekerja nanti," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.
Berikut alasan mengapa buruh menuntut kenaikan upah.
Kenaikan harga BBM
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi salah satu faktor upah buruh perlu naik. Ini karena dengan naiknya harga BBM dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 memberi imbas nyata terhadap pengeluaran buruh.
"Kenaikan harga BBM punya imbas nyata, pengeluaran buruh 20 persen hingga 30 persen tereduksi, biaya transportasi menjadi naik," ujar Anggota Komisi IX DPR RI Indra beberapa waktu yang lalu.
60 item KHL sudah tidak sesuai
Sebanyak 60 item Kebutuhan Hidup Layak (KHL) bagi buruh yang ditetapkan sudah tidak sesuai. Pasalnya, survei KSPI menyimpulkan setidaknya terdapat 84 item KHL.
"KHL yang dituntut oleh KPSI sejumlah 84 item, karena saat ini masih menggunakan 60 item," jelas Presiden KPSI, Said Iqbal, di Hotel Mega Proklamasi, Rabu (18/09).
Said mengatakan, KHL lama tidak memasukkan beberapa item seperti jaket. Padahal, menurut dia, jaket merupakan pakaian yang berfungsi sangat penting bagi kesehatan buruh.
"Semua buruh butuh jaket. Dan 60 item tidak memasukkan jaket dalam kebutuhan harian layak. Jadi uangnya dapat dari mana untuk membeli jaket?" jelasnya.
Lebih rendah dibanding negara lain
Kinerja buruh Indonesia dinilai jauh lebih baik dibanding dengan negara tetangga. Tetapi, hal itu tidak sesuai dengan hasil yang diterima buruh berupa upah yang murah.
Menurut anggota Komisi IX DPR RI Indra, hal itu menjadi salah satu sebab upah buruh harus naik. Menurut dia, tingkat produktivitas yang tinggi harus diimbangi dengan imbal jasa yang pantas.
"Filipina saja 3.2 juta kalau kinerja buruh Indonesia tipikal enggak jauh beda sama Filipina bahkan kita lebih baik daripada Filipina. Negara Thailand mampu menetapkan Rp 2,8 juta," lanjut Indra.
Upah belum ideal
Keberadaan UMP sebesar Rp 2.200.000 untuk DKI dinilai belum ideal. Pasalnya, kebutuhan hidup seorang buruh bujang saja memerlukan biaya sebesar Rp 3.772.000.
Hal itu didasarkan pada hasil perhitungan cepat yang dilakukan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Presiden KSPI, Said Iqbal, mengatakan, angka itu juga tidak akan berlaku jika buruh telah berkeluarga.
Baca juga:5 Alasan buruh belum laik dibayar Rp 3,7 jutaBuruh yang demo tuntut UMR di Balai Kota mulai bubarApindo yakin pemerintah tak setuju upah buruh Rp 3,7 juta/bulanKadin desak penetapan UMP serempakTuntut upah Rp 3,7 juta, buruh ancam mogok nasional (mdk/bmo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya