4 Bahaya jika Indonesia berhenti berutang pada asing
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah menjalankan roda pemerintahan selama 2 tahun. Sejak awal, Jokowi-JK selalu menyerukan soal konsep Nawacita dan ajaran Trisakti Bung Karno yang akan dijalankan pemerintahannya.
Bicara soal ajaran Trisakti Bung Karno, ada tiga hal yang harus jadi pegangan yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya. Selama menjalankan roda pemerintahan, Presiden Jokowi justru dinilai semakin jauh dari konsep Trisakti dan Nawacita.
"Soal Presiden Jokowi, Bu Mega pasti sering bisiki jangan lupa Trisakti ajaran Bung Karno. Lalu kami bingung di mana trisaktinya? Kayak utang kita udah mulai lebih tinggi dari zaman SBY," kata pengamat politik Tjipta Lesmana.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Jokowi bicara blak-blakan soal utang Indonesia kepada lembaga-lembaga keuangan internasional. Jokowi menyebut, utang Indonesia masih saat ini masih cukup besar mencapai Rp 2.600 triliun. Utang itu terdiri dari utang bilateral ke negara-negara lain, maupun ke World Bank dan Asian Development Bank (ADB).
"Ya kita blak-blakan saja, memang itu. Yang paling penting dihitung. Sebetulnya utang itu juga tidak apa-apa kok, kita jangan terus alergi utang, enggak. Utang itu tidak apa-apa asal dipakai untuk produktivitas, untuk hal-hal yang produktif," kata Presiden Jokowi.
Apa konsekuensinya jika Indonesia berhenti berutang pada asing saat ini?
Tak ada pembangunan di Indonesia
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyebut, tanpa utang asing, tak akan ada pembangunan di Indonesia. Sebab, kredit perbankan dalam negeri memiliki keterbatasan."Negeri ini tidak bisa membangun tanpa pembiayaan dari luar negeri," ujar Mirza saat ditemui di Kantornya, Jakarta.Mirza mengatakan, dari total PDB Indonesia sebesar Rp 11.000 triliun, kredit perbankan hanya bisa mengcover 35 persen saja. Sementara, sisanya bergantung pada pembiayaan asing."Kredit perbankan Rp 3.000 sampai Rp 4.000 triliun atau 30 sampai 35 persen saja kredit bank," ucapnya.
Infrastruktur tetap buruk
Menurut Jokowi, utang Indonesia untuk jangka panjang akan digunakan untuk mendorong infrastruktur yang hingga saat ini masih buruk. Buruknya infrastruktur menjadi penghalang pertumbuhan ekonomi selama ini."Infrastruktur jadi salah satu hambatan utama untuk mendorong mesin pertumbuhan baru. Distribusi logistik melalui laut paling murah sehingga pembangunan difokuskan pada laut. Pembangunan di Kuala Tanjung, di Makassar, sudah dimulai. Sebentar lagi di Sorong. Kemudian akan dibuat 24 pelabuhan di Tanah Air," jelasnya.
Pertumbuhan ekonomi tak rata
Pemerintah memiliki keterbatasan anggaran guna mendorong pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia. Makanya, utang masih diperlukan."Esensinya kalau mau pertumbuhan ada utang ditumbuhkan. Utang dipake untuk apa? Kalau pengusaha itu utang untuk petumbuhan produktifnya. Nah, pemerintah berutang untuk apa? Untuk pemerataan itu tadi," kata Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro dalam diskusi "Daya Tahan Ekonomi Indonesia", Jakarta.
Pelayanan pemerintah terganggu
Menteri Bambang Brodjonegoro menilai, jika utang dikurangi, maka konsekuensi terhadap belanja akan berkurang. Jika belanja berkurang, maka pelayanan kepada masyarakat akan berkurang dan pertumbuhan ekonomi akan terganggu."Kita memang berutang untuk sesuatu yang lebih produktif. Kita ingin tumbuh, mempercepat ekspansi ekonomi," jelasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Per Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Presiden Joko Widodo selama dua periode mendapat sorotan dari dunia internasional.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaNamun, menurut Jokowi, untuk menuju tiga negara yang memiliki kekuatan ekonomi di Asia, masih dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku data yang diterimanya terkait parpol sangat lengkap.
Baca SelengkapnyaAHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bicara mengenai solidaritas internasional yang menurun di tengah ketegangan geopolitik.
Baca SelengkapnyaMitigasi perubahan iklim melalui transisi energi tak akan bisa tercapai jika negara dunia didorong dalam konteks ekonomi.
Baca SelengkapnyaPadahal, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca Selengkapnya