Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Cerita miris pedagang Glodok, jual kios hingga untung pas-pasan

4 Cerita miris pedagang Glodok, jual kios hingga untung pas-pasan Glodok Sepi. ©2012 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Kios-kios di pusat penjualan barang elektronik, Pasar Glodok mulai banyak yang tutup. Toko elektronik yang buka pun tidak sebanding dengan jumlah pembeli yang datang.

"Lagi sepi bang. Sudah hampir dua bulan belakangan ini sepi," ujar pedagang laptop Yono di Pasar Glodok, Taman Sari, Jakarta, Sabtu (15/7).

"Tidak tahu juga (kenapa pengunjung sepi). Ya mungkin karena ada yang jualan online itu ya, jadi semuanya pada lari ke online," kata Yono.

Pantauan merdeka.com, suasana yang lebih lengang lagi akan terlihat bila pengunjung beranjak ke lantai yang lebih tinggi. Jumlah deretan toko yang ditutup makin banyak di tiap lantai.

Hal ini menyebabkan lingkungan sekitar menjadi kotor dan tidak terawat. Lorong depan toko yang tutup tampak tidak dibersihkan. Hal ini nyata dengan banyaknya puntung rokok dan bungkusan makanan ringan yang dibuang begitu saja.

Selain itu, tumpukan kardus barang elektronik yang memenuhi lorong serta minimnya penerangan pun menambah kesan tak terawat sehingga membuat pengunjung enggan lewat.

Di lantai 5 Pasar Glodok, kondisi cukup miris. Banyak toko tutup dan pengunjung tak banyak yang datang. Cuma suara pedagang yang ngobrol satu sama lain atau menyapa satu atau pengunjung yang lewat.

"Kalau yang ini setahu saya bukan pada tutup, tapi sejak saya mulai di sini memang belum pernah buka," kata penjual game, Chandra.

"Ya seperti saya bilang tadi. Teknologi sudah pada ketinggalan mungkin cari usaha lain, buka toko lain kali. Kalau jual kayak suku cadang, alat-alatnya itu tidak bakal bertahan. Kalau buka sih tidak ada, banyaknya yang tutup," tambahnya.

Namun, ada cerita yang lebih miris lagi dari para pedagang. Berikut ceritanya seperti dirangkum merdeka.com:

Beli kios Rp 70 juta, jual Rp 15 juta

Pusat penjualan barang elektronik, Pasar Glodok, kini sepi pengunjung. Jarang sekali ada transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli di pasar tersebut.Kondisi ini membuat para pedagang menjual lapak atau kiosnya ke penjual lain. Bahkan, pedagang rela jual murah karena tidak ada lagi keuntungan yang didapat dari kios tersebut.Pedagang elektronik, Marvi (50) mengaku harus gulung tikar karena sepinya pengunjung Pasar Glodok. Dia pun turut menjual kiosnya ke pedagang lain seharga Rp 15 juta."Sepi, pemasukan sedikit. Daripada rugi jadi dijual saja. Saya beli kios Rp 70 juta tapi saya jual 15 juta," ujarnya kepada merdeka.com di Jakarta, Selasa (18/7).

Hanya menutup kebutuhan sehari-hari

Pedagang elektronik, Lili (42) menegaskan, sepinya pengunjung sudah terasa semenjak setahun terakhir. Lili pun bercerita pemasukannya saat ini hanya cukup untuk keperluan sehari-hari."Omzet berkurang jauh, dulu uang pemasukan bersih bisa disisihkan sebagian untuk disimpan. Kalau sekarang uang masuk buat bayar sewa dan hanya untuk makan sehari-hari," kata Lili.

Kios dijadikan gudang

Pasar Glodok pusat penjualan barang elektronik tampak sepi pengunjung. Tak hanya itu, suasana lengang juga diakibatkan banyaknya toko elektronik yang ditutup.Beberapa pedagang mengaku sudah cukup banyak rekan mereka sesama pedagang yang menutup toko dan pindah ke tempat lain. Ada pula yang menjadikan toko yang tutup sebagai gudang."Banyak yang tutup. Sudah pindah. Ada juga yang dijadiin gudang saja sama pemiliknya. Jadi tokonya di sebelah, gudangnya di sebelah," kata Sugeng, pemilik reparasi Handy Talkie kepada merdeka.com, di Pasar Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, Sabtu (15/7).Selain dijadikan gudang oleh pemiliknya, toko yang tutup juga disewakan oleh pemilik sebelumnya. Di beberapa sisi pasar, tampak berapa toko yang tutup, disertakan pesan singkat 'disewakan' lengkap dengan nomor kontak pemilik sebelumnya."Yang itu sudah tutup. Pindah dia ke Kalimalang. Kayaknya masih punya dia, hanya disewakan. Tuh nomor hp-nya masih ada," pungkasnya.

Pecat pegawainya

Sepinya pengunjung di Pasar Glodok, Jakarta, membuat pedagang harus memutar otak untuk mencari jalan keluar agar dapat menjalankan usahanya tanpa rugi. Sebagian pedagang memilih untuk mengurangi pegawainya dan menjalankan usaha sendiri.Pedagang elektronik, Lili (42) mengaku pengurangan pegawai untuk meminimalisir pengeluarannya. Awalnya, dia memiliki satu orang pegawai, namun karena sepi akhirnya dia memberhentikan pegawai tersebut,"Dari pada mikirin gaji pegawai, apalagi kondisinya seperti ini transaksi tidak banyak. Jadi lebih baik jaga sendiri," katanya kepada merdeka.com, Selasa (18/7).Pedagang lainnya, Rini (39), juga mengalami hal yang sama. Dia mengaku pendapatannya turun hampir 60 persen, sehingga tidak dapat membayar pegawai."Dulu pegawai sampai lima orang, soalnya kalau lagi ramai suka ribet. Pendapatan per hari biasanya paling banyak Rp 500.000, kalau sekarang untung-untungan tidak menentu. Jadi pegawai sekarang hanya dua orang," jelas Rini.Rini menegaskan sepinya pembeli dan turunnya omzet disebabkan maraknya perdagangan online yang sedang terjadi."Karena sekarang sudah canggih, semuanya sudah bisa di akses dari internet. Pembelian dan pembayaran sudah otomatis. Jadi tidak perlu jalan-jalan ke sini," pungkasnya.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Keluh Pedagang Meratapi Pasar Tanah Abang yang Kian Sepi Pengunjung Karena Toko Online
FOTO: Keluh Pedagang Meratapi Pasar Tanah Abang yang Kian Sepi Pengunjung Karena Toko Online

Sepinya pengunjung Pasar Tanah Abang membuat omzet para pedagang terus ambruk.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang

Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.

Baca Selengkapnya
Curhat Pedagang Tanah Abang: Kita Jual Rp100.000 tapi di TikTok Shop Bisa Rp39.000, Enggak Masuk Akal
Curhat Pedagang Tanah Abang: Kita Jual Rp100.000 tapi di TikTok Shop Bisa Rp39.000, Enggak Masuk Akal

Sebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.

Baca Selengkapnya
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000

Sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Pasar Gembrong Surga Mainan Anak-Anak Digerus E-Commerce
Pasar Gembrong Surga Mainan Anak-Anak Digerus E-Commerce

Nama Pasar Gembrong sangat familiar bagi warga Ibu Kota.

Baca Selengkapnya
Keluh Pedagang Tanah Abang ke Menteri Teten: Penjualan Sudah Enggak Laris Lagi Pak
Keluh Pedagang Tanah Abang ke Menteri Teten: Penjualan Sudah Enggak Laris Lagi Pak

Teten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.

Baca Selengkapnya
Cerita Pedagang di Pasaraya Blok M Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung
Cerita Pedagang di Pasaraya Blok M Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung

Gunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dulu Jadi Pusat Belanja Teramai dan Terbesar, Kini Kawasan Blok M dari Mal hingga Terminal Sepi Akibat Terdampak Digitalisasi
FOTO: Dulu Jadi Pusat Belanja Teramai dan Terbesar, Kini Kawasan Blok M dari Mal hingga Terminal Sepi Akibat Terdampak Digitalisasi

Kawasan yang dulu ramai dan menjadi tempat favorit warga DKI Jakarta untuk belanja kini terlihat sepi.

Baca Selengkapnya
Jerit Kuli Panggul Tak Punya Penghasilan Karena Pasar Tanah Abang Sepi
Jerit Kuli Panggul Tak Punya Penghasilan Karena Pasar Tanah Abang Sepi

Padahal pasar pusat kota ini merupakan pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya
FOTO: Pengunjung Sepi, Pedagang Buku di Pasar Kenari Berjualan Secara Online
FOTO: Pengunjung Sepi, Pedagang Buku di Pasar Kenari Berjualan Secara Online

Kondisi Pasar Kenari yang sepi pengunjung membuat pedagang buku memutar otak untuk mendapatkan pembeli.

Baca Selengkapnya
Nasib Memilukan Pasar Tanah Abang, Pusat Grosir Terbesar di ASEAN Kini Sepi Pengunjung
Nasib Memilukan Pasar Tanah Abang, Pusat Grosir Terbesar di ASEAN Kini Sepi Pengunjung

Beberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Suasana Terkini Pasar Tanah Abang Usai Tiktok Shop Ditutup
FOTO: Suasana Terkini Pasar Tanah Abang Usai Tiktok Shop Ditutup

Setelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.

Baca Selengkapnya