Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Fakta seputar aksi Hary Tanoe caplok ICB Bumiputera

4 Fakta seputar aksi Hary Tanoe caplok ICB Bumiputera Hary Tanoesoedibjo. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - PT MNC Kapital Indonesia Tbk secara resmi telah mengambil alih 24 persen saham PT Bank ICB Bumiputera Tbk dari ICB Financial Group Holdings AG. Masuknya Hary Tanoe otomatis mengubah kepemilikan saham ICB Financial Group Holdings AG yang semula sebesar 69,90 persen kini menjadi 45,9 persen.

ICBFGH menyampaikan perubahan kepemilikan saham tersebut kepada otoritas bursa pada 27 Januari 2014. Dengan demikian komposisi saham PT Bank ICB Bumiputera Tbk adalah sebesar 45,9 persen milik ICB Financial Group Holdings AG, 24 persen dimiliki oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk, 5,46 persen milik AJB Bumiputera 1912, dan sebesar 24,64 persen dimiliki oleh masyarakat.

Sebenarnya, sebelum transaksi terjadi, MNC telah mengumumkan rencana pembelian saham ICB Bumiputera pada medio tahun lalu. Itu disampaikan melalui perjanjian jual beli saham bersyarat atau conditional sale and purchase agreement (CSPA) dengan ICB Financial. Perjanjian ini dilakukan April 2013. Saat itu, MNC berniat membeli 30 persen saham ICB Bumiputera.

Orang lain juga bertanya?

Direktur Human Resources and Compliance Bank ICB Bumiputera Bambang Setiawan membenarkan proses aksi korporasi tersebut. Ini dilakukan untuk memperkuat kinerja keuangan perusahaan.

"Pemegang saham saat ini di mana ICB Bumiputera 45,9 persen, MNC Kapital 24 persen, Asuransi Bumiputera 5,46 persen dan sisanya publik," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu (5/2).

Dengan aksi korporasi ini, otomatis melengkapi bisnis Hary Tanoe di sektor keuangan. MNC tidak lagi hanya identik dengan media, tapi juga sektor keuangan seperti asuransi hingga perbankan. Merdeka.com merangkum beberapa fakta di balik aksi Hary Tanoe mencaplok ICB Bumiputera.

Ekspansi bisnis

Juru bicara MNC Arya Mahendra Sinulingga menuturkan, alasan MNC berani mengakuisisi saham ICB Bumiputera ialah ekspansi lini bisnis Grup MNC.

"Untuk memperkuat bisnis kami (Grup MNC), kan kami sudah ada asuransi, perbankan juga lebih komplit, kan berjalan normal prosesnya," jelas dia.

ICB Bumiputera diminati asing

MNC punya alasan khusus membeli saham ICB Bumiputera. Juru bicara MNC Arya Mahendra Sinulingga menuturkan, ICB Bumiputera selama ini diminati sahamnya oleh bank asing.

"Selama ini mereka diminati bank asing (Malaysia), kami juga mau masuk ke bank-bank lokal juga, biar komposisi sahamnya merata, ini untuk memperkuat keduanya," ungkapnya.

Belum direstui kuasai 30 persen

MNC Kapital berambisi membeli 30 persen saham ICB Bumiputera. Lantaran harus dapat restu dari OJK, maka saat ini MNC baru bisa membeli 24 persen saham ICB Bumiputera.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon menuturkan, izin akuisisi beberapa perbankan masih belum rampung. Salah satunya yang tengah diajukan MNC Kapital yang berkeinginan mengakuisisi 30 persen saham ICB Bumiputera.

Nelson mengatakan, izin akuisisi 30 persen saham ICB Bumiputera oleh MNC Kapital belum bisa dipenuhi lantaran dokumen yang belum lengkap.

Dia mengatakan, pihak MNC selaku pemohon belum melengkapi semua persyaratan dan dokumen. "Itu juga mungkin masalah dokumen yang belum lengkap, tapi prosesnya masih jalan terus," tegas Nelson di Gedung Bank Indonesia, Kamis (6/2).

Perubahan strategi bisnis

Masuknya MNC Group ke ICB Bumiputera membuka peluang terjadinya perubahan strategi bisnis.

"Itu keputusan pemegang saham, untuk strategi. Dengan MNC masuk, akan lebih maju lagi, karena MNC punya banyak bisnis, ini akan dorong bisnis perseroan. Akan ada aliansi strategi yang lebih bagus. ICB Bumiputera akan dapat manfaat aliansi yang bagus ini," ujar mantan Plt. Presiden Direktur Bank ICB Bumiputera Rajuendran Marrapan beberapa waktu lalu.

Direktur Compliance & HR Bank ICB Bumiputera Tbk Bambang Setiawan menambahkan, masuknya MNC Group ke bisnis perseroan nantinya akan ditindak lanjuti dengan perubahan Rancangan Bisnis Bank (RBB) dari sisi pemegang saham.

"Tapi dari bisnis, sepertinya tidak ada revisi," imbuh Bambang.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harvey Moeis dan Helena Lim Kecipratan Rp420 Miliar Hasil Korupsi Timah
Harvey Moeis dan Helena Lim Kecipratan Rp420 Miliar Hasil Korupsi Timah

Aliran uang itu semula dari mantan Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi Prov Bangka Belitung.

Baca Selengkapnya
BRI Dorong Pendanaan Nasabah Segmen Korporasi to The Next Level
BRI Dorong Pendanaan Nasabah Segmen Korporasi to The Next Level

BRI mengakses pendanaan melalui alternative funding, salah satunya melalui Initial Public Offering (IPO). Sebagai upaya meningkatkan level nasabah korporasi.

Baca Selengkapnya
7 BUMN Karya Bakal Dilebur jadi 3 Kluster Perusahaan, Ini Sederet Hal Harus Diperhatikan
7 BUMN Karya Bakal Dilebur jadi 3 Kluster Perusahaan, Ini Sederet Hal Harus Diperhatikan

7 BUMN Karya Bakal Dilebur jadi 3 Kluster Perusahaan, Ini Sederet Hal Harus Diperhatikan

Baca Selengkapnya
Jadi Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes Real Time Billionaires, Ini Sumber Kekayaan Robert Budi Hartono
Jadi Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes Real Time Billionaires, Ini Sumber Kekayaan Robert Budi Hartono

Robert Budi Hartono menjadi perhatian usai dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes Real Time Billionaires.

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap Kasus Dugaan Penggelapan Suami BCL Tiko Naik Penyidikan Karena Alat Bukti Ini
Polisi Ungkap Kasus Dugaan Penggelapan Suami BCL Tiko Naik Penyidikan Karena Alat Bukti Ini

Polres Metro Jakarta Selatan telah memiliki dasar untuk menaikkan kasus dugaan penggelapan uang oleh suami BCL Tiko Aryawardhana.

Baca Selengkapnya
Profil dan Agama Hary Tanoesoedibjo, Konglomerat Indonesia Pendiri Partai Perindo
Profil dan Agama Hary Tanoesoedibjo, Konglomerat Indonesia Pendiri Partai Perindo

Hary Tanoesoedibjo adalah seorang pengusaha Indonesia yang memegang posisi strategis di perusahaan terkemuka.

Baca Selengkapnya
Susul Harvey Moeis, Helena Lim Mulai Diadili Hari Ini
Susul Harvey Moeis, Helena Lim Mulai Diadili Hari Ini

Selain Helena, dua terdakwa lain bakal menjalani sidang perdana pada perkara yang sama, yakni Dirut PT Refined Bangka Tin (RBT) Suparta dan Reza Andriansyah.

Baca Selengkapnya
Gunung Raja Paksi Lepas Saham Mayoritas di Nusantara Baja Profil, Nilai Valuasi Tembus USD450 Juta
Gunung Raja Paksi Lepas Saham Mayoritas di Nusantara Baja Profil, Nilai Valuasi Tembus USD450 Juta

Setelah penjualan, GRP akan mempertahankan 5 persen saham, sementara YKC memegang 45 persen, SYS memegang 35 persen, dan HWI memegang 15 persen saham di GYS.

Baca Selengkapnya
Deretan Konglomerat di Sekitar Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024
Deretan Konglomerat di Sekitar Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024

Setiap pasangan kontestan tentunya memiliki 'orang-orang kaya' yang setidaknya dapat mengakomodir kebutuhan masa kampanye.

Baca Selengkapnya
Geser Hatono Bersaudara, Low Tuck Kwong Kini Jadi Orang Paling Kaya di Indonesia
Geser Hatono Bersaudara, Low Tuck Kwong Kini Jadi Orang Paling Kaya di Indonesia

Pria kelahiran Singapura itu merupakan pendiri Bayan Resources, perusahaan tambang di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Dulu Kerja Serabutan, Sekarang Bisa Beli Pesawat Jet Harga Triliunan
Dulu Kerja Serabutan, Sekarang Bisa Beli Pesawat Jet Harga Triliunan

Tahun 2011 dia masih menjadi buruh kasar dan tanpa sengaja bertemu dengan Johan Maulana, penambang batubara Kalimantan.

Baca Selengkapnya