4 Kerugian antv dan tvOne siarkan Piala Dunia 2014
Merdeka.com - Juni 2012, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mengumumkan secara resmi bahwa dua stasiun televisi di bawah naungannya yakni antv dan tvOne mengantongi hak siar untuk gelaran sepak bola terbesar sejagat, Piala Dunia 2014. Dua televisi mendapat label sebagai official broadcasters World Cup 2014.
PT Bakrie Capital Indonesia sebagai holding VIVA mengumumkan bahwa pihaknya resmi memperoleh hak siar Piala Dunia 2014 Brasil untuk Indonesia. VIVA sukses merebut hak siar Piala Dunia pemegang sebelumnya yakni PT Media Nusantara Citra (MNC) Tbk milik taipan media Hary Tanoesoedibjo.
Terhitung mulai 12 Juni hingga 13 Juli 2012, dua televisi milik perusahaan Bakrie tersebut secara total menyiarkan 64 pertandingan termasuk opening dan closing ceremony serta partai final Piala Dunia.
-
Siapa yang menilai Timnas Indonesia memiliki keuntungan? Pandangan ini disampaikan oleh pengamat sepak bola, Ronny Pangemanan, yang akrab disapa Ropan.
-
Siapa yang optimis tentang penonton televisi? Sutanto menunjukkan bahwa minat masyarakat Indonesia tetap tinggi untuk menonton televisi meskipun di era digital.Dia optimis bahwa peminat masyarakat di Indonesia akan tetap terus ada untuk menonton televisi'Televisi is still alive, tv is still be watch a view (Televisi tetap hidu, televisi masih berupa tontonan),' ucap Sutanto.
-
Apa itu BRI Liga 1? Pertarungan di arena BRI Liga 1 2024/2025 telah dimulai. Sebanyak 18 tim akan berjuang untuk meraih posisi terbaik. Kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia ini resmi dibuka pada 9 Agustus 2024 dengan pertandingan antara Persib Bandung dan PSBS Biak, di mana juara bertahan berhasil meraih kemenangan dengan skor 4-1.
-
Pertandingan apa yang akan disiarkan? Saksikan siaran langsung pertandingan antara China dan Timnas Indonesia pada matchday keempat Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang akan berlangsung di Qingdao pada Selasa, 15 Oktober 2024, pukul 19.00 WIB.
-
Bagaimana TVRI memulai siaran perdananya? TVRI berdiri pada 24 Agustus 1962 berdasarkan SK Menpen RI No.20/SK/VII/61, dan ditandai dengan siaran perdana Asian Games ke IV di Stadion Utama Gelanggang Olah Raga Bung Karno.
-
Kenapa media Vietnam tertarik dengan Timnas Indonesia? Kekalahan Timnas Indonesia U-20 dari Thailand U-20 menarik perhatian media Vietnam.
Presiden Direktur VIVA Anindya Novyan Bakrie mengaku optimis pertumbuhan keuangan perseroan bakal mencapai 28-30 persen berkat kontribusi penyiaran Piala Dunia.
Wakil Presiden Direktur VIVA Robertus B. Kurniawan mengatakan, perseroan melihat gelaran World Cup 2014 sebagai momen penting untuk memacu dan memaksimalkan kinerja bisnis perseroan beserta anak usahanya.
Dia sangat yakin, Piala Dunia yang diselenggarakan bersamaan dengan masa Ramadan dan Pemilu 2014 bakal mendongkrak pendapatan perseroan hingga 30 persen. Jumlah penonton pun diprediksi naik 7-8 kali lipat.
"30 persen revenue itu dari World Cup, Ramadhan, sama Pemilu," kata Robertus saat itu.
Untuk mengantongi lisensi atau hak siar Piala Dunia, VIVA harus menggelontorkan dana besar. Nilainya disebut-sebut mencapai USD 65 juta atau setara Rp 764 miliar. VIVA rela merogoh kocek besar dengan harapan kinerja bisnis perusahaan bakal meningkat. Sebab, Presiden Direktur VIVA saat itu, Erick Thohir menjelaskan, dua televisi tersebut punya kontribusi besar ke VIVA. Jika keduanya menyiarkan Piala Dunia, maka pertumbuhannya bakal lebih besar.
Untuk kedua televisi ini, kontribusi pendapatan ke VIVA dari tahun 2012 ke 2013 tumbuh 20,3 persen tanpa world cup sekitar Rp 1,6 triliun. Kemudian, pada kuartal I-2014 jika dibandingkan kuartal I-2013 kita tumbuh 27 persen. "Jadi fundamental sangat penting. Jadi setelah world cup ini bagaimana harus mempertahankan," katanya.
Namun di akhir penyelenggaraan Piala Dunia, grup VIVA dirundung duka. Harga saham anjlok di perdagangan bursa. Salah satunya disinyalir karena kinerja keuangan perseroan yang tidak bagus. Santer beredar kabar, penyebabnya adalah kerugian dalam penyiaran Piala Dunia.
"Laporan keuangannya pasti akan hancur. Lihat saja nanti," ujar analis PT Investa Sarana Mandiri, Kiswoyo Adi Joe. Ketika hendak dikonfirmasi, sekretaris perusahaan VIVA Neil Tobing belum memberikan respons. Telepon genggamnya tidak aktif.
Dari analisa Kiswoyo, merdeka.com merangkum kerugian yang dialami VIVA dalam penyiaran Piala Dunia. Berikut paparannya.
Utang miliaran rupiah
Untuk mendapat hak siar, VIVA harus menggelontorkan dana Rp 764 miliar. Persoalannya, besarnya dana yang dikeluarkan untuk mendapat lisensi Piala Dunia tidak berbanding lurus dengan dana yang diperoleh dari iklan.
VIVA harus menelan kenyataan pahit mengalami kerugian. Namun, kata dia, mantan CEO VIVA Eric Thohir menampik kabar tersebut.
"Lisensi World Cup dari FIFA kan di atas Rp 600 miliar sedangkan iklan yang masuk kurang dari Rp 100 miliar. Coba lihat iklan Piala Dunia sedikit, kemarin Erick Thohir bilang sudah menutupi iklan, tapi dilihat iklanya tidak sampai Rp 600 miliar, belum lagi dilihat dari rate waktunya cuma berapa menit saja," ujarnya ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (13/7).
Pemasukan iklan minim
Kiswoyo menuturkan, pemasukan iklan di VIVA tidak lebih dari Rp 100 miliar. Iklan yang ditayangkan pun bisa dibilang sangat sedikit.
"Coba lihat iklan Piala Dunia sedikit, belum lagi dilihat dari rate waktunya cuma berapa menit saja," ujarnya ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (13/7).
Dia menyebutkan, minimnya kontribusi iklan sangat terlihat. Terutama jika dibandingkan dengan gelaran yang sama empat tahun lalu. "Coba bandingkan Piala Dunia 4 tahun lalui di televisi lain," jelas dia.
Terganjal aturan iklan rokok
Analisanya, salah satu yang membuat iklan di penyiaran Piala Dunia kali ini minim adalah rendahnya kontribusi iklan rokok. Selama ini iklan utama penyiaran sepak bola di tanah air disumbang dari rokok.
Namun setelah adanya Permenkes No 28 Tahun 2013 yang membatasi iklan, promosi, dan sponsorsip rokok di seluruh media cetak maupun elektronik, otomatis pendapatan iklan rokok jauh berkurang.
Salah satu batasan dalam aturan tersebut adalah tidak diperkenankan sponsorship dari perusahaan rokok untuk semua kegiatan, baik yang bersifat pendidikan, kesenian, olahraga, maupun kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
"Iklan bola itu utamanya dari Rokok. Djarum dulu berani bayar mahal, sekarang rokok tidak bisa pasang iklan seperti itu lagi karena peraturan dari pemerintah," papar dia.
Laporan keuangan hancur
Lebih lanjut Kiswoyo menjelaskan, kerugian dalam penyiaran Piala Dunia akan terlihat dalam laporan keuangan perusahaan semester satu tahun ini. Kinerja keuangan diprediksi anjlok. "Pasti akan hancur laporan keuangannya, tunggu saja," ungkapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsumsi konten masyarakat Indonesia tidak hanya di platform televisi, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka berpindah ke platform digital.
Baca SelengkapnyaDeputy CEO Vidio, Hermawan Sutanto, menegaskan adanya kerjasama bisnis tersebut mampu memperluas akses pelanggan First Media.
Baca SelengkapnyaVidio sukses mendominasi layanan mobile video streaming kategori smartphone.
Baca SelengkapnyaVidio terus berkomitmen menayangkan berbagai pertandingan dari berbagai cabang olahraga.
Baca SelengkapnyaStrategi Vidio dalam menghadirkan konten olahraga terlengkap terbukti berhasil merebut pasar dan menjadi konten dengan atribusi tertinggi bagi pelanggan Vidio.
Baca SelengkapnyaVidio meningkatkan pengalaman menonton pelanggan Malaysia
Baca SelengkapnyaBergengsinya Outstanding Contributor Asian TV Awards Penghargaan yang Diterima SCM.
Baca SelengkapnyaSebagai sponsor utama BRI terus mendorong perbaikan mutu BRI Liga 1 agar levelnya naik di Asia dan ASEAN.
Baca SelengkapnyaBagi Indonesia, Olympic Games Paris 2024 menjadi ajang yang istimewa
Baca SelengkapnyaVidio berhasil mengalahkan platform OTT global dan regional
Baca SelengkapnyaSCM Grup mengumumkan diri sebagai pemegang hak siar Olimpiade Paris 2024 pada Rabu (19/06/2024).
Baca SelengkapnyaBerlaku selama 1 bulan, pengguna baru Add-On Vidio Diamond dapat menikmati semua tayangan premium yang ada di Vidio.
Baca Selengkapnya