4 Ketakutan pengusaha jika Prabowo jadi presiden
Merdeka.com - Sepekan lagi rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru, presiden untuk periode 2014-2019. Iklim politik semakin panas seiring makin tipisnya jarak dukungan rakyat pada dua calon presiden dan wakil presiden. Dari hasil survei yang dilakukan pelbagai lembaga survei, elektabilitas capres-cawapres nomor 1 Prabowo Subianto - Hatta Rajasa semakin mendekati capres-cawapres nomor urut 2 Joko Widodo - Jusuf Kalla .
Semakin ketatnya pertarungan menuju kursi presiden dan wakil presiden, direspons pasar. Pelaku pasar semakin khawatir dengan tipisnya elektabilitas kedua pasangan calon. Kekhawatiran pelaku pasar direkam Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. Kekhawatiran itu lalu disangkutpautkan dengan anjloknya nilai tukar Rupiah yang sempat menyentuh Rp 12.000 per dolar AS.
Di sisi lain, dua pasangan capres-cawapres masih berlomba-lomba menjaring dukungan publik. Tidak hanya menyasar rakyat, kedua pasangan capres-cawapres juga mendekati kalangan dunia usaha. Beberapa pekan lalu, kamar dagang dan industri ( KADIN ) mengundang kedua pasangan capres-cawapres untuk bertemu langsung dan berdialog dengan pengusaha.
-
Kenapa Pertamina harus membeli dolar? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
-
Bagaimana pengaruh politik uang? Politik uang memengaruhi hasil pemilu dengan beberapa cara, antara lain: Merusak integritas demokrasi: Politik uang merusak integritas pemilihan umum dan mencederai prinsip demokrasi yang adil dan transparan. Kandidat atau partai politik yang menggunakan politik uang untuk memenangkan pemilihan dapat memperoleh keuntungan tidak adil dan mengorbankan kepentingan rakyat.
-
Gimana uang bisa mempengaruhi Pemilu? Ia menyebut bahwa calon legislatif (caleg) yang memiliki sumber daya finansial yang cukup seringkali tidak perlu melakukan kampanye secara aktif, karena ancaman uang sudah cukup kuat untuk mempengaruhi hasil pemilihan.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Mengapa Airlangga Hartarto mendorong investasi asing? Pemerintah Indonesia juga tengah giat mendorong investasi asing untuk masuk ke Indonesia guna mencapai target investasi senilai Rp 1.400 triliun di tahun 2023.
-
Kenapa uang mengancam Pemilu 2024? 'Banyak sekali sekarang, paling serius dalam integritas negeri ini adalah uang, ancaman ini akan terjadi, dan akan terjadi pada Pemilu 2024,' jelas Alfitra dalam acara sosialisasi aplikasi Sietik DKPP RI di Hotel Yuan Garden, Senin (18/12).
Kedua pasangan saling memaparkan visi-misi, rencana serta janji manis pengembangan ekonomi dan bisnis di tanah air. Selepas 90 menit berdialog dengan ratusan delegasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia, pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Hatta Rajasa diberi kesempatan menandatangani kontrak kerja. Isinya adalah dukungan formal, bila terpilih nanti harus mendukung pengusaha dalam negeri dan mengatasi hambatan usaha.
"Kami sangat optimis melihat masa depan Indonesia. Kami yakin dengan kerja sama erat antara pemimpin usaha, pelaku-pelaku dengan pemimpin politik, dengan pemimpin-pemimpin buruh, dengan cendikiawan dari kampus, kerja sama erat ini apabila kita berhasil menyatukan energi kita," kata Prabowo.
Atas sikap pasangan Prabowo-Hatta serta paparan mengenai beberapa strategi menggenjot perekonomian, Ketua Umum KADIN Suryo Bambang Sulisto menilai pasangan nomor urut satu itu cukup pro-bisnis. "Apa yang bapak sampaikan memberi penyegaran dan keyakinan, Pak Prabowo dan Pak Hatta sangat pro-bisnis," tandas Ketua KADIN .
Benarkah Prabowo didukung sepenuhnya oleh pengusaha? Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang digawangi Sofjan Wanandi justru memiliki pandangan yang bertolak belakang dengan yang disampaikan Suryo Bambang Sulisto . Sofjan menuturkan, pada dasarnya kalangan pengusaha dan pebisnis justru khawatir dan takut jika Prabowo terpilih menjadi presiden untuk periode lima tahun ke depan. Menurutnya, indikasi itu sudah terlihat jelas saat ini.
"Itu juga yang membuat dolar naik karena pengusaha asing takut," ujar Sofjan di Jokowi Center, Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6).
Sofjan membeberkan alasan-alasan ketakutan pengusaha jika Prabowo benar-benar jadi penguasa negeri ini. Tentunya dari kacamata dan versi Apindo. Merdeka.com merangkumnya. Berikut paparannya.
Bahaya kalau Prabowo jadi presiden
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai pengusaha asing dan lokal khawatir jika Prabowo Subianto menjadi calon presiden. Menurutnya, dirinya cuek saat Prabowo menjadi cawapres atau menjadi Pangkostrad saat dinas militer karena tak terlalu memegang penuh kekuasaan.
"Tetapi mau jadi presiden, ini bahaya. Kalau kita sekali berbuat salah bisa bahaya. Itu juga yang membuat dolar naik karena pengusaha asing takut," ujar Sofjan di Jokowi Center, Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6).
Prabowo identik orde baru
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengingat betul bagaimana saat era Orde Baru berkuasa. Menurutnya, jika Prabowo menjadi presiden dia punya kekuasan penuh dari aparatur negara.
"Sebelumnya kita sudah susah payah melengserkan (Orde Baru)," katanya.
Rencana Prabowo soal nasionalisasi menakutkan
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, visi misi dan pelbagai pernyataan Prabowo soal nasionalisasi kekayaan alam dan perusahaan yang dikuasai oleh asing.
Sofjan menjelaskan, isu ini cukup menakutkan bagi pengusaha. "Kita kalau bicara pengusaha di bawah itu kita mengkhawatirkan kebijakan-kebijakan yang apa dia, statement-statement itu sehingga pengusaha itu takut," ujar Sofjan di kantor Apindo, Jakarta, Selasa (1/7).
Statement dia tentang nasionalisasi dan kapital kontrol yang bikin takut, itu rangkuman komplain dari pengusaha dalam atau luar negeri yang akan investasi di sini," katanya.
Ketakutan pengusaha belum pernah sejak Pemilu 1971
Sofjan Wanandi mengaku, banyak investor baik lokal maupun asing berpikir ulang untuk investasi di Indonesia jika Prabowo menjadi kepala negara. Bahkan, kata Sofjan, kekhawatiran dan ketakutan pengusaha seperti ini belum pernah ditemui sejak Pemilu 1971.
Namun, Sofjan tidak ingin buru-buru menyimpulkan soal kebijakan nasionalisasi. Apalagi jika dilihat dalam arti sempit.
"Nasionalisme sempit itu menakutkan. Banyak yang mempertanyakan itu bener apa enggak. Ketakutan ini enggak pernah terjadi sejak saya menghadapi pemilu tahun 1971," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Awalnya, Prabowo menyinggung sulitnya mengajukan kredit di bank.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui banyak pelaku bisnis wait and see karena khawatir situasi politik
Baca SelengkapnyaPrabowo menduga pihak-pihak yang menakuti-nakuti masyarakat merupakan antek-antek asing yang ingin Indonesia selalu menjadi negara miskin.
Baca SelengkapnyaDiprediksi dollar akan menguat, suku bunga Amerika Serikat akan tinggi, bahkan perang dagang juga diprediksi akan terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih ada pemilik usaha yang takut dikejar pajak
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaShinta menilai mebijakan devisa hasil ekspor (DHE), local currency transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan dan Capres Prabowo Subianto berbicara mengenai kondisi ekonomi Indonesia dan dunia saat ini.
Baca SelengkapnyaMemanasnya kondisi politik di Indonesia dinilai akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di tanah air.
Baca Selengkapnya