4 Komoditas Perlu Diwaspadai Ketersediaannya Pasca Lebaran, Termasuk Gula
Merdeka.com - Badan Pangan Nasional (BPN) memastikan stok 9 jenis pangan aman hingga Mei tahun 2022 atau bertepatan dengan hari raya Lebaran. Namun, BPN mengingatkan bahwa stok pangan aman jika realisasi produksi dalam negeri dan impor dari luar negeri tidak terganggu.
"Neraca pangan sampai dengan akhir Mei dipastikan aman dengan catatan realisasi produksi dan impor dapat tercapai sesuai rencana," kata Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Risfaheri dalam Webinar Antisipasi Ketersediaan Pangan Saat Ramadan dan Idulfitri, Jakarta, Jumat (18/3).
Sembilan jenis pangan tanggung jawab BPN di antaranya, beras, jagung, kedelai, gula konsumsi, bang merah dan bawang putih, telur unggas, daging ruminansia, daging unggas dan cabai.
-
Mengapa impor kedelai sangat penting untuk produksi tempe dan tahu? Dari jumlah keseluruhan volume impor tersebut, sekitar 70 persen dialokasikan untuk produksi tempe, sedangkan untuk yang 25 persennya untuk membuat tahu, dan sisanya untuk produksi lain.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa komoditas utama di Banten? Dalam laman jalurrempah.kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa Banten ketika itu merupakan penghasil utama komoditas lada.
-
Bagaimana upaya Kementan untuk memenuhi produksi bawang merah? Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa upaya kementan dalam memenuhi produksi bawang merah terus dilakukan melalui penyediaan benih unggul, alsintan hingga akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
Risfaheri menjelaskan, realisasi produksi dalam negeri hingga akhir Februari terpantau sesuai rencana. Begitu juga dengan komoditas yang tergantung pada impor dari luar negeri. Sampai akhir Februari masih perlu didorong realisasinya.
Hanya saja ada 4 komoditas yang persediaannya perlu menjadi perhatian, yakni kedelai, bawang putih, daging sapi dan gula konsumsi. Sebab produksi dalam negeri masih rendah sehingga sangat tergantung dengan impor.
Ketersediaan kedelai sampai akhir bulan Mei hanya 142,37 juta ton. Sementara kebutuhan per bulan mencapai 250 ribu ton dan jumlah kebutuhannya selama Januari-Mei mencapai 1,17 juta ton.
"Jadi sebagian besar kita impor, kalau di luar harganya naik, berpengaruh juga dengan harga di dalam negeri," kata Risfaheri.
Di sisi lain, secara tahunan, produksi kedelai dalam negeri hanya 200 ribu ton, sedangkan kebutuhannya mencapai 3 juta per tahun. Untuk itu, ketersediaan kedelai sangat bergantung pada kelancaran impor.
"Kalau tidak ada produksi dalam negeri atau pemasukan (impor) tidak lancar ini bahaya," kata dia.
Bawang Putih dan Daging Sapi
Kondisi serupa juga berlaku bagi komoditas bawang putih. Dalam sebulan kebutuhan bawang putih mencapai 50 ribu ton. Sampai bulan Mei, stok yang dimiliki hanya 94 ribu ton.
Meskipun stoknya ada, namun ini tetap harus diwaspadai. Sebab jumlah stok komoditas pangan baru bisa dinyatakan cukup jika persediaannya cukup untuk 3 bulan ke depan.
"Komoditas yang punya stok 3 bulan, relatif lebih aman untuk stabilitas pasokan harga," katanya.
Terkait daging sapi, selama Januari-Mei total kebutuhannya mencapai 442 ribu ton dengan jumlah stok 525 ribu ton. Sehingga sampai akhir bulan Mei stoknya hanya tinggal 31 ribu ton.
Hanya saja, stok daging sapi tersebut mayoritas merupakan daging beku yang diimpor. Dia mengatakan sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memproduksi daging sapi segar.
Namun, fakta di lapangan berkata lain. Para peternak lokal sulit dikendalikan dan memberikan kepastian stok. Sehingga pemerintah memilih menyediakan daging beku untuk menjaga stabilitas harga daging sapi.
"Peternak lokal ini susah dikendalikan, tidak bisa peternak disuruh sembelih. Ini juga mengganggu stabilitas pasokan kita," kata dia.
Stok Gula
Begitu juga dengan ketersediaan gula. Kebutuhan gula dari Januari-Mei sebesar 1,43 juta ton dengan ketersediaan 2,03 juta ton. Sehingga sisa tok di akhir Mei hanya 597 ribu ton.
Sementara produksi dalam negeri hanya 246 ribu ton. Maka, kekurangannya ditutupi dengan melakukan impor. "Sebagian ini dipenuhi dari luar, jadi sebelum musim giling gula importasi sudah dipenuhi.
Selain 4 komoditas tersebut Risfaheri memastikan stoknya aman karena produksi dalam negeri yang cukup berlimpah. Semisal cabai, bawang merah, telur ayam, dan daging ayam.
Hanya saja, pemerintah tetap harus menjaga harga-harga tersebut agar petani atau peternak tidak merugi lantaran harganya rendah. Misalnya harga telur yang saat ini masih relatif rendah. Bila ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, dikhawatirkan para ayam petelur ini dipotong untuk mengurangi produksinya.
"Yang perlu kita jaga ini semangat mereka, kalau harga tidak bagus mereka akan mengurangi produksi," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaChina menjadi pemicu harga bawang putih di Indonesia meroket jelang lebaran.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungan tersebut Zulhas menjumpai harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.
Baca SelengkapnyaHasil sidak terungkap terdapat tiga bahan pokok yang mengalami defisit.
Baca SelengkapnyaBeberapa harga bahan pokok sudah turun di antaranya ayam, minyak, telur dan cabai murah.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaDeflasi rutin terjadi di Indonesia selama 5 tahun terakhir pada setiap bulan Agustus.
Baca SelengkapnyaKemendag menyebut, hasil monitoring bawang putih menunjukkan masih terdapat perusahaan yang realisasi impornya rendah.
Baca SelengkapnyaPemerintah jamin harga dan stok pangan terjangkau jelang lebaran 2024
Baca SelengkapnyaDaging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaKarena dua faktor ini harga bawang merah bertahan mahal.
Baca Selengkapnya