Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Kritik rencana penghapusan Premium untuk diganti BBM baru

4 Kritik rencana penghapusan Premium untuk diganti BBM baru Kenaikan harga BBM. © Gettyimages.com

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo, saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, sempat melontarkan wacana menghapus bahan bakar minyak (BBM) Premium dari Ibu Kota. Nampaknya, ambisi ini belum pupus dari benak Jokowi.

Pasalnya, saat ini, pemerintah mewacanakan menghapus Premium. Dimulai dari kota-kota besar Indonesia, di mana salah satunya tentu DKI Jakarta.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membenarkan rencana penghapusan Premium. Nantinya akan ada bahan bakar baru pengganti yang rencananya dinamakan Pertalite.

Orang lain juga bertanya?

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan penghapusan ini bertujuan memperbaiki tata kelola migas lebih baik. Pasalnya, BBM baru ini akan diolah (blending) di dalam negeri.

"Ada 2 aspek nih soal Premium. Di banyak negara (Premium) sudah tidak digunakan dan kedua Premium itu dalam prioritas pengadaannya membuat Pertamina tergantung pada tender di luar karena harus diblending di luar," ujarnya saat ditemui di kantor presiden, Jakarta, Jumat (17/4).

Sudirman menegaskan, BBM baru ini sama dengan Premium dan Pertamax yakni tidak mendapat subsidi. Dia menambahkan rencana ini sejalan dengan rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas di mana mendorong penggunaan energi bersih.

"Pemerintah sedang mengkaji bersama BPH Migas jadi kita tunggu saja bagaimana hasil kajian itu," ucapnya.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng mengaku sudah diajak Pertamina untuk mendiskusikan masalah ini. Namun untuk masalah harga memang belum diputuskan.

"Belum menentukan harganya berapa yang pasti kualitasnya di atas ron 88 kami menyarankan seperti itu. Harganya sendiri bisa di kisaran Rp 8000 per liter. Namanya juga belum tahu," kata Sommeng ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta.

Namun, rencana Pertamina ini bukan tanpa hambatan. Sejumlah pihak mulai menyuarakan penolakan dan pesimismenya akan realisasi rencana ini.

Berikut merdeka.com akan merangkum apa saja kritik dari penghapusan Premium pada bulan depan tersebut.

Tak bisa direalisasikan segera

PT Pertamina (Persero) berencana bakal mengurangi ketersediaan bahan bakar RON 88 atau Premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di pusat kota. Nantinya, perusahaan migas pelat merah tersebut bakal menyediakan bahan bakar pengganti Premium.Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menilai rencana ini bakal terganjal kondisi kilang di Tanah Air. Pasalnya, kilang Indonesia rata-rata sudah berumur tua."Tapi sekarang belum bisa karena refinary (kilang) kita tua," ujar Sofyan kepada wartawan di Kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (16/4).Namun, Sofyan tetap menyambut baik rencana ini. Asalkan, penghapusan ini hanya ditujukan pada kendaraan pribadi."Saya belum dengar, tapi kalau komersial enggak bermasalah. Kita memang harus hilangkan RON 88 (premium) suatu saat nanti," tuturnya.Sofyan menilai, memang sudah saatnya Indonesia menggunakan bahan bakar standar Eropa yakni RON 92 atau 95 lantaran ramah lingkungan. "Kita harus ikuti RON 92, 95 seperti standar Eropa karena baik untuk lingkungan," tuturnya.

Premium sudah 30 tahun digunakan dan tidak ada masalah

Anggota Komisi VII DPR RI, Kurtubi angkat bicara mengenai kebijakan PT Pertamina yang akan menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di Indonesia, khususnya di kota kota besar. Kurtubi secara pribadi mengaku tidak setuju dengan kebijakan yang akan dijalankan mulai bulan depan ini. Pasalnya, Premium sudah digunakan selama 30 tahun di Indonesia dan tidak pernah ada masalah."Meskipun saya sendiri kurang sepakat penghapusan oktan 88 (Premium), karena ini sudah lebih 30 tahun engga ada masalah," ucap Kurtubi ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta.Namun demikian, Kurtubi tidak bisa menahan Pertamina karena ini sudah menjadi keputusan pemerintah. Atas saran Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri, Premium harus hilang dari seluruh Indonesia mulai 2017 mendatang."Penghapusan bertahap Mei mendatang ini kelihatannya adalah salah satu strategi Pertamina. Mereka mulai menyiasati dihapuskannya Premium dalam waktu dua tahun lagi," katanya.

Pengguna Pertamax bakal hijrah ke BBM baru yang lebih murah

PT Pertamina secara bertahap akan menghilangkan atau menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di Indonesia. Tahap awal, Premium akan dihapus dari kota-kota besar mulai Mei mendatang.Anggota Komisi VII DPR, Kurtubi mengatakan kebijakan ini akan berdampak pada pengguna Pertamax. Mereka akan berpindah atau hijrah ke BBM baru pengganti Premium yang akan diluncurkan Pertamina bulan depan. Harga BBM baru tersebut akan lebih mahal dari Premium tapi lebih murah dari Pertamax."Pengguna Pertamax pasti akan berpindah ke BBM baru yang beroktan 90 tersebut. Tapi harganya kita belum tahu, berapa bedanya dengan Pertamax kita belum tahu. Tapi saya imbau, harga BBM baru ini nanti jangan mendekati Pertamax," kata Kurtubi ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta.

Penghapusan Premium hanya akal-akalan pemerintah menaikkan harga BBM

Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria menyatakan penghilangan bahan bakar minyak (BBM) Premium dan menggantinya dengan Pertalite adalah kebijakan pemerintah yang tidak prorakyat. Pasalnya, rakyat telah membeli Premium yang sudah tidak disubsidi."Jika alasan pemerintah bahwa Premium tidak ramah lingkungan sehingga diganti dengan Pertalite, maka harus bisa dibuktikan Premium telah merusak lingkungan, karena BBM itu sudah digunakan sejak puluhan tahun oleh rakyat di NKRI," kata Sofyano Zakaria seperti dilansir dari Antara.Sofyano menjelaskan Pertalite adalah BBM dengan RON 90 yang harganya akan di atas Premium RON 88 dan di bawah harga Pertamax RON 92. Artinya dari sisi harga maka Pertalite akan lebih mahal dari Premium."Jika peluncuran Pertalite dimaksudkan pemerintah untuk menggantikan BBM jenis Premium, maka itu dapat dinilai publik sebagai 'akal-akalannya' pemerintah untuk menaikan harga jual BBM sejenis Premium, dan akan kembali memberatkan beban keuangan rakyat," ungkap Sofyano."Amerika Serikat, Rusia, Mesir dan beberapa negara lain hingga saat ini juga masih menggunakan BBM sejenis premium RON di bawah 88. Jadi jika premium dinyatakan sebagai BBM yang tidak ramah lingkungan, kenapa negara besar itu, masih menggunakan premium," tambahnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ditanya Kemungkinan Harga BBM Pertalite Naik, Menteri ESDM Jawab Begini
Ditanya Kemungkinan Harga BBM Pertalite Naik, Menteri ESDM Jawab Begini

Lonjakan harga minyak dunia diperkirakan bakal semakin berdampak terhadap harga BBM Non Subsidi yang tidak mendapat sokongan anggaran dari APBN.

Baca Selengkapnya
Cara Pemerintah Agar Subsidi BBM Tepat Sasaran
Cara Pemerintah Agar Subsidi BBM Tepat Sasaran

Implementasi upaya agar subsidi BBM tepat sasaran diserahkan ke kepemimpinan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Deretan Fakta Penghapusan Pertalite yang Ternyata Sudah Direncanakan Pemerintah Sejak Lama
Deretan Fakta Penghapusan Pertalite yang Ternyata Sudah Direncanakan Pemerintah Sejak Lama

Warga mengaku di beberapa SPBU Pertamina sudah tak menjual Pertalite dan kini diganti dengan Pertamax Green 95.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?

Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.

Baca Selengkapnya
Jadi Menteri ESDM, Bahlil Beri Perintah Selesaikan Aturan Pembatasan Konsumsi Pertalite dan Solar dalam Tiga Pekan
Jadi Menteri ESDM, Bahlil Beri Perintah Selesaikan Aturan Pembatasan Konsumsi Pertalite dan Solar dalam Tiga Pekan

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia telah memberikan arahan kepada jajarannya untuk menyelesaikan kebijakan tersebut.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Menteri Bahlil Pangkas Kuota Solar Subsidi untuk Tahun 2025
Siap-Siap, Menteri Bahlil Pangkas Kuota Solar Subsidi untuk Tahun 2025

Bahlil mengatakan bahwa penurunan ini didorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi tahun 2025 agar lebih tepat sasaran.

Baca Selengkapnya
Menteri Arifin Tasrif Jawab Isu Pertalite Bakal Dihapus 2024, Ini Penjelasan Lengkapnya
Menteri Arifin Tasrif Jawab Isu Pertalite Bakal Dihapus 2024, Ini Penjelasan Lengkapnya

Dalam hal ini, Arifin memberikan beberapa catatan dari wacana yang berkembang di publik.

Baca Selengkapnya
Tak Ada Lagi Pertalite, Ini 3 Jenis BBM Dijual Pertamina di 2024
Tak Ada Lagi Pertalite, Ini 3 Jenis BBM Dijual Pertamina di 2024

Pertamina juga berencana untuk memasarkan produk Pertamax Green 95, campuran Pertamax (RON 92) dengan etanol 8 persen.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Diminta Segera Berlakukan BBM Rendah Sulfur untuk Tekan Polusi Udara di Jakarta
Pemerintah Diminta Segera Berlakukan BBM Rendah Sulfur untuk Tekan Polusi Udara di Jakarta

Kementerian ESDM sebenarnya telah menetapkan kewajiban penyediaan BBM rendah sulfur sejak Oktober 2018.

Baca Selengkapnya
Luhut Pastikan Aturan Pembatasan Pertalite Selesai di Era Jokowi
Luhut Pastikan Aturan Pembatasan Pertalite Selesai di Era Jokowi

Nantinya, akan tercantum kategori khusus kendaraan yang bisa membeli Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite.

Baca Selengkapnya
BBM Rendah Sulfur Segera Dirilis, Pemerintah Jamin Harga Bensin Pertamina Tidak Naik
BBM Rendah Sulfur Segera Dirilis, Pemerintah Jamin Harga Bensin Pertamina Tidak Naik

Peluncuran BBM bersubsidi yang berkualitas atau rendah sulfur untuk mengatasi polusi udara.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Serius Batasi Penggunaan BBM Pertalite, Tiga Menteri Jokowi Mulai Rapatkan Barisan
Pemerintah Serius Batasi Penggunaan BBM Pertalite, Tiga Menteri Jokowi Mulai Rapatkan Barisan

Pemerintah melalui kolaborasi tiga menteri yakni Menteri ESDM, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN akan kembali mengkaji pembatasan pembelian jenis BBM.

Baca Selengkapnya