4 Penyebab 'aneh' keterlambatan penerbangan Lion Air
Merdeka.com - Lion Air kembali melakukan keterlambatan penerbangan atau delay. Kali ini insiden delay terjadi di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Sebanyak 215 penumpang terpaksa merasakan delay hingga dua jam sebelum bisa diberangkatkan ke daerah tujuan.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dari data yang dimilikinya, mengungkapkan konsumen angkutan udara meragukan kinerja Lion Air terkait ketepatan waktu penerbangan maskapai tersebut. Bahkan, maskapai milik Waketum PKB Rusdi Kirana ini selalu mendapat keluhan konsumen soal keterlambatan penerbangan.
"Dari 100 konsumen yang mengadu ke kita soal maskapai penerbangan, memang paling diragukan itu Lion Air," ujar Ketua Harian YLKI Sudaryatmo kepada merdeka.com di Jakarta.
-
Siapa yang protes soal keterlambatan Garuda Indonesia? Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menyorot kinerja maskapai Garuda Indonesia terkait banyaknya keberangkatan jemaah haji yang terlambat.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Kapan Lion Air melakukan perawatan pesawat? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana menjelaskan keterlambatan yang kerap terjadi pada maskapainya sangatlah wajar. Sebab, maskapai ini memiliki tingkat frekuensi penerbangan yang tinggi.
"Kita punya penerbangan satu hari ada 700 kali, memang take off terlambat tidak bisa terhindar, pasti ada delay," ujarnya di Lion Air Tower, Jakarta.
Meski begitu diakuinya setiap keterlambatan sudah diperkirakan sebelumnya untuk alasan dan menjaga keselamatan penerbangan yang menjadi tujuan utama perusahaan. Berbagai cara ditempuh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan penumpangan. Bahkan dia mengklaim sudah melakukan banyak perubahan dalam maskapainya.
"Sudah banyak perbaikan, sekarang lebih tepat waktu (on time). Sampai saat ini saja kita mempunyai kapasitas penumpang hingga 90 persen," jelas dia.
Lalu dari sejumlah delay yang dilakukan Lion Air tercatat sejumlah kejadian 'aneh' menjadi penyebabnya. Berikut merdeka.com akan merangkum sejumlah penyebab tersebut.
Petugas Lion Air salah masukkan penumpang ke pesawat
Pengelola Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mengaku, petugas Lion Air salah memberi petunjuk pesawat kepada 215 orang penumpang yang akan dibawa ke Jakarta. Kesalahan tersebut terjadi saat para penumpang Lion Air terpaksa dipindahkan ke pesawat lain lantaran pesawat yang sudah dimasuki ternyata tak dapat izin terbang."Akibat insiden itu, penumpang jadi ngamuk. Akhirnya penerbangan tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sempat alami penundaan selama beberapa jam," ujar Airport Duty Officer Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Ongah Hasnan Siregar.Kejadian itu bermula, saat penumpang melakukan proses boarding atau memasuki pesawat yang telah ditentukan menggunakan garbarata yakni Boieng 737-900 bernomor registrasi PK-LGZ.Setelah penumpang masuk dan duduk di kursi dalam pesawat, lanjutnya, tiba-tiba penumpang diminta keluar lagi menuju ruang tunggu, sebelum kemudian dipindah menggunakan pesawat dengan jenis dan tipe yang sama dengan nomor registrasi PK-LGJ.Suami salah seorang calon penumpang, Aznil (47) mengaku, insiden itu memakan waktu hampir 2 jam dengan kondisi seluruh penumpang ditelantarkan di terminal bandara."Penumpang baru disuruh naik ke pesawat sekitar jam 19.00 Wib, setelah sebelumnya menunggu di bandara. Saat naik pesawat pertama, terdengar suara speaker dalam pesawat mengumumkan, permintaan maaf karena pesawat ini belum dapat berangkat karena tidak dapat izin," kata Aznil.
Burung tabrak baling-baling pesawat
Maskapai penerbangan Lion Air mengalami delay hampir seharian. Pasalnya, telah terjadi insiden kecil terhadap pesawat Lion Air jurusan Semarang- Jakarta yang diterbangkan pada Rabu (18/2) tahun lalu.Akibatnya, pesawat tersebut harus mendarat darurat di Bandara Ahmad Yani Kota Semarang dan menjalani proses perbaikan di Bandara Ahmad Yani Kota Semarang yang dikelola oleh pihak PT. Angkasa Pura I Kota Semarang, Jawa Tengah."Kemarin siang, ada burung yang menabrak salah satu baling-baling pesawat Lion Air yang terbang dari Semarang ke Jakarta. Akibatnya, pesawat harus mendarat darurat di sini. Itu pesawatnya baru diperbaiki di sini," ungkap salah seorang staf lapangan PT. Angkasa Pura I Didik Kuntoro dalam percakapannya dengan penumpang Rahmulyo Adi Wibowo yang juga disaksikan merdeka.com Kamis (19/2) di Bandara Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah."Tapi sebentar lagi normal kok," ungkap Didik Kuntoro pendek.
Ratusan pilot mogok
Pilot Lion Air melakukan aksi mogok terbang hari ini karena dana transport pilot belum juga diberikan oleh perusahaan. Aksi mogok ini menyebabkan sejumlah jadwal penerbangan maskapai berlogo singa itu mengalami keterlambatan atau delay di sejumlah bandara."Ada sekitar ratusan pilot yang mogok. Kami memperjuangkan hak atas uang transport yang telat ditransfer," ujar DR seorang pilot Lion Air kepada wartawan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/5).
Ban pesawat kempes
Mulai Rabu hingga Sabtu Februari tahun lalu, sejumlah penerbangan Lion Air dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta mengalami keterlambatan. Ribuan penumpang menumpuk di beberapa terminal.Menurut Direktur Airport Service Lion Group, Kapten Daniel Putut Kuncoro Adi, pada tiga hari itu ada lebih kurang 17 pesawat yang memang tak terbang."Saya sampaikan ada 7 pesawat pada hari itu. Itu 7 yang bermasalah, yang maintenance itu ada10 jadi sekitar 17. 10 Itu program maintenance jadi bukannya ada kerusakan," kata Daniel dalam jumpa pers di Kementerian Perhubungan Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (23/2).Kerusakan itu, lanjutnya, banyak penyebabnya. Waktu perbaikannya pun berbeda-beda tergantung tingkat kerusakannya."Namanya ban kempes, nabrak burung tiba-tiba penyok itu terjadi," tambahnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaPantauan merdeka.com terjadi penumpukan penumpang di Stasiun LRT Jatibening Baru, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menegaskan Kemenag akan melayangkan surat pernyataan kecewa dan protes keras kepada Garuda.
Baca SelengkapnyaPada pekan kedua pemulangan jemaah haji, pesawat Garuda Indonesia terlambat 28 jam.
Baca SelengkapnyaGus Yaqut ini enggan berspekulasi isu soal terkait keterlambatan penerbangan Garuda.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaPihak Garuda Indonesia beralasan keterlambatan pertama terjadi karena adanya larangan terbang disebabkan suhu panas pada landasan pacu Bandara Madinah.
Baca SelengkapnyaKeterlambatan keberangkatan pesawat pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5 persen
Baca SelengkapnyaKemenag bisa mencoret Garuda Indonesia dari daftar maskapai penerbangan haji di tahun mendatang
Baca SelengkapnyaSampai 26 Mei 2024, tercatat sudah ada 287 kelompok terbang (kloter) yang diberangkatkan ke Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaAkibat kebiasaan ini sering membuat jadwal penerbangan di China delay.
Baca Selengkapnya